YouTube kembali mengambil langkah strategis dalam memperkuat perlindungan bagi pengguna muda dengan memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin (machine learning).
Dalam waktu dekat, platform berbagi video terbesar di dunia ini akan mulai menguji sistem kecerdasan buatan yang dirancang untuk mengidentifikasi apakah suatu akun seharusnya dikategorikan sebagai akun remaja.
Dikutip dari Engadget, Rabu (30/7/2025), uji coba ini akan dimulai di Amerika Serikat dan menjadi bagian dari upaya global YouTube untuk menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan bertanggung jawab.
Teknologi ini bekerja dengan menganalisis perilaku pengguna secara menyeluruh mulai dari jenis video yang dicari, kategori konten yang ditonton, hingga durasi aktif akun tersebut.
Jika sistem AI mendeteksi bahwa akun tersebut kemungkinan besar dimiliki oleh remaja, maka YouTube akan secara otomatis menonaktifkan iklan yang dipersonalisasi, mengaktifkan fitur kesejahteraan digital, dan menerapkan lapisan perlindungan tambahan.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi paparan konten dan iklan yang tidak sesuai dengan usia, sekaligus mendorong pengalaman digital yang lebih sehat bagi generasi muda.
Sejak peluncuran fitur akun remaja yang diawasi pada tahun 2021, YouTube terus berinovasi dalam menghadirkan sistem perlindungan yang adaptif. Perusahaan menyatakan bahwa pendekatan berbasis pembelajaran mesin ini telah diterapkan di beberapa pasar lain dan menunjukkan hasil yang positif.
Dengan menggabungkan teknologi AI dan kebijakan privasi yang ketat, YouTube berupaya menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif dan aman bagi pengguna di bawah umur.
Namun, penggunaan AI untuk mendeteksi usia pengguna bukan tanpa tantangan. YouTube mengakui bahwa sistem ini tidak sempurna dan bisa saja menghasilkan kesalahan prediksi.
Oleh karena itu, pengguna yang secara keliru dikategorikan sebagai remaja akan diberikan opsi untuk memverifikasi usia mereka melalui metode yang sah, seperti penggunaan kartu identitas atau kartu kredit. Transparansi dan kontrol pengguna tetap menjadi prioritas utama dalam implementasi teknologi ini.
YouTube bukan satu-satunya platform yang mengadopsi pendekatan serupa. Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan Messenger, juga telah meluncurkan fitur AI untuk mendeteksi usia pengguna sejak awal tahun ini.
Bedanya, Meta memberikan fleksibilitas lebih besar kepada pengguna untuk mengubah pengaturan jika sistem AI salah menebak usia mereka. Persaingan antar platform dalam hal keamanan digital kini tidak hanya soal fitur, tetapi juga soal bagaimana teknologi AI digunakan secara etis dan akurat.
Langkah YouTube ini mencerminkan tren global dalam penggunaan AI untuk meningkatkan keamanan digital, terutama bagi kelompok usia yang rentan. Di tengah pesatnya pertumbuhan konten dan interaksi daring, perlindungan terhadap pengguna muda menjadi isu krusial yang tidak bisa diabaikan.
Memanfaatkan kecerdasan buatan secara proaktif, YouTube menunjukkan komitmennya dalam membangun masa depan digital yang lebih aman, transparan, dan bertanggung jawab.
Jika tren ini terus berkembang, bukan tidak mungkin teknologi AI akan menjadi standar baru dalam pengelolaan identitas dan perlindungan pengguna di seluruh platform digital.
Bagi para orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan, langkah ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat literasi digital dan membangun kesadaran akan pentingnya keamanan daring bagi generasi muda.