Xiaomi tengah mengembangkan sistem operasi terbaru bernama HyperOS 3, yang berpotensi tidak lagi menyertakan layanan Google maupun aplikasi Android bawaan. Langkah ini mengingatkan pada keputusan Huawei yang meluncurkan HarmonyOS setelah kehilangan akses ke layanan Google akibat sanksi perdagangan AS.
Dikutip dari Gizchina, Selasa (6/5/2025), menurut XiaomiTime, sebuah situs yang secara aktif melacak perkembangan perangkat lunak Xiaomi, perusahaan ini tidak bekerja sendiri dalam proyek HyperOS 3. Xiaomi disebut menjalin kemitraan dengan Huawei dan BBK Group, pemilik sejumlah merek ponsel populer seperti Oppo, Vivo, dan OnePlus.
Tujuan utama kerja sama ini adalah untuk menciptakan ekosistem perangkat lunak yang independen dari Google dan mampu berjalan secara mandiri, memberikan alternatif bagi pengguna yang ingin beralih dari Android tradisional.
Ancaman Pembatasan dari AS dan Pengembangan Teknologi Xiaomi
Saat ini, Xiaomi masih memiliki akses ke Android dan layanan Google, namun ketidakpastian mengenai kebijakan AS terhadap perusahaan teknologi Tiongkok terus berkembang. Pemerintah AS telah lama mengungkapkan kekhawatiran terhadap keamanan data dan pengaruh teknologi Tiongkok di pasar global.
Salah satu faktor yang dapat memperburuk situasi adalah laporan bahwa Xiaomi telah mengembangkan sistem pada chip (SoC) 3 nanometer miliknya sendiri, yang kabarnya akan segera diluncurkan dalam waktu dekat.
Chip 3nm ini mencerminkan ambisi Xiaomi untuk lebih mandiri dalam hal perangkat keras dan perangkat lunak. Namun, langkah ini juga dapat meningkatkan perhatian dari regulator AS, yang mungkin mempertimbangkan pembatasan lebih lanjut terhadap Xiaomi sebagaimana yang telah dilakukan terhadap Huawei.
Strategi Xiaomi Jika Kehilangan Android dan Google
Jika Xiaomi akhirnya kehilangan akses ke Android dan layanan Google, ada beberapa skenario yang dapat terjadi:
- Fokus pada Pasar Domestik: Seperti yang terjadi pada Huawei, Xiaomi kemungkinan akan lebih memusatkan operasinya pada pasar Tiongkok, di mana layanan Google sudah dilarang sejak lama. Pasar domestik Tiongkok cukup besar untuk menopang bisnis Xiaomi, tetapi kehilangan akses ke pasar global tentu akan menjadi tantangan besar.
- Membangun Ekosistem Aplikasi Mandiri: Salah satu tantangan utama dalam meninggalkan layanan Google adalah membangun toko aplikasi dan ekosistem yang dapat menyaingi Google Play Store. Meskipun Xiaomi memiliki pengalaman dalam mengembangkan MIUI dan HyperOS, menciptakan alternatif yang dapat bersaing di luar Tiongkok adalah tantangan besar.
- HyperOS 3 sebagai Rencana Darurat: Ada kemungkinan bahwa HyperOS 3 dirancang sebagai polis asuransi jika pembatasan semakin ketat, memastikan bahwa Xiaomi memiliki sistem operasi alternatif yang siap digunakan jika Google dan Android tidak lagi menjadi pilihan.
Dampak bagi Pengguna Global
Untuk saat ini, pengguna Xiaomi di luar Tiongkok tidak perlu merasa khawatir ponsel mereka tetap akan berfungsi dengan layanan Google sebagaimana mestinya. Namun, perusahaan sedang mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan skenario yang lebih buruk.
Jika pembatasan semakin ketat, pengguna mungkin harus beradaptasi dengan sistem operasi alternatif seperti HyperOS 3, yang bisa jadi memiliki cara kerja berbeda dari Android yang selama ini digunakan.
Keputusan Xiaomi untuk mengembangkan ekosistem sendiri dengan dukungan Huawei dan BBK Group menunjukkan bahwa raksasa teknologi Tiongkok mulai mencari cara untuk mengamankan masa depan mereka.
Persaingan dengan AS bukan hanya tentang perangkat keras, tetapi juga tentang siapa yang memiliki kendali atas sistem operasi dan layanan digital yang digunakan secara global.
Seperti diketahui, ketegangan antara AS dan Tiongkok semakin berdampak pada industri teknologi, dengan Xiaomi mulai mempersiapkan langkah antisipatif untuk menghadapi kemungkinan pembatasan akses terhadap Android dan layanan Google.
HyperOS 3 bisa menjadi solusi jangka panjang bagi Xiaomi jika pembatasan semakin ketat, memastikan bahwa perusahaan tetap bisa bertahan tanpa bergantung pada ekosistem Google.
Saat ini, belum ada keputusan final mengenai kemungkinan pembatasan akses Xiaomi ke Android. Namun, pengguna dan industri teknologi harus terus memantau perkembangan ini, karena langkah yang diambil Xiaomi bisa mengubah dinamika sistem operasi ponsel dan persaingan global dalam industri teknologi.