Jeff Bezos dan perusahaannya, Blue Origin, kembali jadi sorotan usai misi wisata luar angkasa terbarunya mendapat reaksi beragam dari publik.
Alih-alih menuai pujian, perjalanan yang diisi nama-nama besar seperti Katy Perry dan Lauren Sánchez justru berujung kritik dan sindiran di media sosial.
Banyak yang menilai, misi ini hanya sebatas aksi panggung yang memanfaatkan tema pemberdayaan perempuan tanpa makna substansi.
Misi Blue Origin yang Dipenuhi Selebriti
Perjalanan luar angkasa yang dilakukan awal pekan ini melibatkan enam perempuan, termasuk tunangan Jeff Bezos, Lauren Sanchez, dan penyanyi pop dunia, Katy Perry.
Baca juga: Peluncuran Roket Baru Blue Origin Resmi Ditunda, Ini Alasannya!
Misi tersebut awalnya dipromosikan sebagai bentuk dukungan terhadap perempuan di bidang sains dan teknologi, dengan nuansa pemberdayaan yang kuat.
Namun, sejak sebelum keberangkatan, banyak yang mempertanyakan konsep acara ini. Mulai dari kostum “space suit” para peserta yang dinilai lebih cocok untuk pemotretan majalah fashion ketimbang misi luar angkasa, hingga pernyataan-pernyataan kontroversial dari para peserta.
Salah satunya ketika Katy Perry menyebutkan, “Kami akan menaruh ‘ass’ dalam astronaut,” yang segera menjadi bahan meme dan bahan candaan di internet.
Lauren Sanchez pun tak ketinggalan membuat pernyataan ringan soal bulu mata palsu di dalam kapsul. Alih-alih inspiratif, banyak netizen merasa acara ini terlalu dibuat-buat dan kehilangan esensi ilmiah.
Berujung Sindiran di Media Sosial
Tak butuh waktu lama, berbagai video TikTok bermunculan yang mengejek antusiasme palsu Katy Perry terhadap “astronomy and astrology”, dua hal yang berbeda, tapi tampaknya dianggap sepadan dalam wawancara mereka.
Bahkan, ada video viral yang memperlihatkan Jeff Bezos diduga tersandung di area peluncuran di Texas, makin menambah kesan canggung atas acara tersebut.
Baca juga: Wow! Katy Perry dan 5 Wanita Lain Bakal Lakukan Perjalanan Luar Angkasa
Beberapa warganet bahkan berspekulasi soal keaslian perjalanan ini, mempertanyakan apakah penerbangan tersebut benar-benar dilakukan atau sekadar rekayasa.
Tidak sedikit pula yang menyindir bahwa misi ini lebih layak disebut reality show ketimbang upaya serius di bidang eksplorasi antariksa.
Perdebatan Status “Astronot”
Yang juga menjadi perdebatan panas adalah status para peserta. Apakah mereka layak disebut sebagai astronot, atau hanya penumpang VIP dalam wisata luar angkasa?
Pasalnya, dalam standar NASA dan berbagai badan antariksa lainnya, status astronot diperoleh melalui pelatihan ketat, ujian medis, hingga pengalaman bertugas di luar angkasa.
Sedangkan dalam misi ini, para peserta hanya menjalani penerbangan sub-orbital selama beberapa menit tanpa melakukan aktivitas ilmiah atau misi khusus di luar angkasa.
Akibatnya, sebagian publik menilai acara tersebut justru menodai perjuangan para astronot perempuan yang telah lebih dulu mencetak sejarah melalui dedikasi dan kemampuan profesional.
Kritik terhadap Pemberdayaan Feminis yang Dangkal
Tak sedikit pengamat budaya dan media yang menyoroti acara ini sebagai bentuk “feminis performatif.”
Istilah ini merujuk pada tindakan mendukung isu perempuan hanya demi citra dan keuntungan bisnis, tanpa komitmen nyata terhadap perubahan sosial yang lebih baik.
Bahkan, beberapa warganet menyebut bahwa acara ini mencerminkan kekalahan feminisme di Amerika, karena mengandalkan selebritas glamor untuk mewakili peran perempuan di bidang antariksa, alih-alih mengangkat sosok ilmuwan atau astronot perempuan yang telah berkontribusi nyata.
Jeff Bezos dan timnya mungkin perlu lebih berhati-hati dalam merancang misi serupa ke depan. Tanpa narasi yang kuat, kegiatan eksplorasi antariksa berpotensi justru menjadi bahan candaan dan kritik publik.
Masyarakat kini lebih mengapresiasi aksi nyata ketimbang sekadar tontonan yang penuh kemewahan tanpa makna.