Jember (Kemenag) — Kementerian Agama tengah membuka Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Tahun 2025 melalui Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma). Pendaftaran BIB dibuka mulai 1 April hingga 31 Mei 2025.
Ada tiga jenis beasiswa, yaitu beasiswa umum, beasiswa prestasi, dan beasiswa target. Untuk jenis beasiswa target adalah beasiswa afirmasi melalui Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dan Pendidikan Jarak Jauh S1 pada UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon (UIN SSC).
Program PBSB pada awalnya dikelola oleh Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Beberapa alumni telah berkiprah di tengah-tengah masyarakat, sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.
Salah satu alumni dari PBSB adalah Wildani Hefni. Wildan, sapaan akrabnya, merupakan alumni dari PBSB pada program studi Hukum Keluarga (Ahwal al-Syakhsiyah) Fakultas Syariah UIN Walisongo Semarang.
Melalui jalur studi, laki-laki asal Sumenep, Jawa Timur ini telah membuktikan bahwa santri yang berasal dari pelosok desa dapat berprestasi di tingkat nasional dan bahkan internasional. Berkat beasiswa PBSB Kementerian Agama, pada tahun 2021, kemudian mengantarkan dirinya pada pencapaian sukses di usianya yang ke-29, telah merampungkan program Doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan menjadi research fellow di Australian National University (ANU), Canberra, Australia. Saat ini, Wildani Hefni menjadi dosen di UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
Bagaimana Wildani Hefni bisa meraih prestasi seperti saat ini? Simak kisah perjuangannya!
Sejak di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI), Wildan telah memiliki prestasi membanggakan. Selama enam tahun di bangku MI, Wildan menjadi langganan rangking I di kelasnya. Bahkan prestasi ini dapat dipertahankan, dari jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA).
“Saya adalah santri pondok pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep Madura. Alhamdulillah, setelah saya menyelesaikan Madrasah Aliyah Tahfidh (MAT) di Pondok Pesantren Annuqayah pada awal tahun 2009, saya ikut tes program beasiswa santri berprestasi. Dicari yang benar-benar memiliki prestasi akademik dan non-akademik. Saya memilih kampus UIN Walisongo dan alhamdulillah dinyatakan lulus,” tutur Wildani Hefni di Jember, Selasa (8/4/2025).
Selama kuliah, Wildani Hefni menjalani hidup sederhana. Ia tinggal di asrama pondok pesantren Darun Najah Jrakah Semarang, Jawa Tengah. Biaya hidup yand didapatkan dari beasiswa PBSB sebesar Rp900 ribu per-bulan, ia gunakan dengan baik, dan bahkan disisihkan untuk belanja buku. Ia juga mendapatkan tambahan penghasilan dengan menjadi penulis pada rubrik opini di berbagai media massa regional dan nasional.
“Selama empat tahun menjalani kuliah, saya mendapatkan beasiswa yang meliputi biaya kuliah, biaya hidup, dan tunjangan untuk membeli buku. Saya gunakan dana itu dengan baik dan hemat. Saat liburan semester II, kami penerima beasiswa PBSB satu angkatan sejumlah 40 orang, dibiayai oleh program PBSB untuk mengikuti kursus bahasa Inggris,” kata Wildani Hefni sambil mengenang perjalanan kehidupannya lima belas tahun silam.
Menurut Wildan, PBSB sendiri merupakan beasiswa yang sangat prestisius. Menurutnya, program ini merupakan sebuah program yang cerdas dan taktis dalam rangka meningkatkan kecerdasan anak bangsa lewat pemberdayaan kaum santri. Program ini secara mendasar mengandung beberapa kepedulian yang cukup tinggi terhadap intitusi pesantren.
“Negara telah hadir kepada insan pesantren. Dengan adanya PBSB ini, para santri, termasuk saya, mendapatkan kemudahan dan bantuan untuk melanjutkan pendidikan tinggi dan menggapai cita-cita gemilang di masa depan”, terang Wildani Hefni.
Semasa menjadi mahasiswa sarjana, beberapa prestasi ia raih. Diantaranya, penghargaan dari Kementerian Agama RI dalam rangka hari amal Bhakti Kementerian Agama RI kategori santri mahasiswa produktif dan peraih IPK 4.0 berturut-turut selama 7 semester. Selain itu, ia juga mendapatkan juara I Debat Ilmiah Bahasa Arab tingkat Nasional di Universitas Indonesia (2011), Juara II Debat Ilmiah Bahasa Arab tingkat Nasional di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010). Tidak hanya itu, Wildan juga menerima penghargaan Mahasiswa Terbaik se-Jawa Tengah dari Bank Tabungan Negara (BTN) Jawa Tengah (2012), serta Juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Nasional di Institut Pertanian Bogor (2012).
Pada tahun 2013, dengan kegigihannya, Wildan diwisuda dan ditetapkan sebagai lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98. Dari beasiswa PBSB ini, ia kemudian melanjutkan pendidikan Magister, juga dengan beasiswa dari Kementerian Agama pada Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan kembali meraih gelar sebagai lulusan terbaik.
Tidak berhenti pada tahap itu. Dunia pendidikan benar-benar ditekuni. Tahun 2017, ia melanjutkan program doktor di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga dengan beasiswa dari Kementerian Agama. Pada saat menyelesaikan studi doktoral, ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Australia dalam skema partnership antara kampus ANU dan Kementerian Agama untuk menjadi mahasiswa PhD di Department of Political and Social Change, Australian National University (ANU).
Wildani Hefni berhasil meraih gelar doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada usia 29 tahun dan lulus dengan predikat cumlaude. Kini, penerima PBSB ini kemudian dipercaya menjadi Dekan Fakultas Syariah UIN KHAS Jember periode 2023-2027.
“Program PBSB Kementerian Agama telah mengantarkan saya pada mimpi-mimpi besar tentang pendidikan. Semua itu adalah wujud kesungguhan Kementerian Agama dalam memberdayakan pesantren melalui penguatan dan pengayaan sumberdaya. Saya sangat berterima kasih kepada Kementerian Agama atas program beasiswa PBSB”, ungkap Wildani Hefni.
Di tempat terpisah, Direktur Pesantren Kemenag RI Dr Basnang Said menuturkan bahwa saat ini, alumni PBSB telah berkhidmah di tengah-tengah masyarakat. Dikatakan Basnang Said, PBSB dirancang untuk memberikan peluang yang lebih luas bagi lulusan Pesantren untuk melanjutkan pendidikan tinggi.
“PBSB dirancang untuk mempersiapkan sarjana santri sebagai kader ulama, pemimpin, ilmuan serta profesional yang moderat dan mampu menjadi bagian dari pembangunan nasional,” terang Direktur Dr. Basnang Said.
Direktur mengapresiasi peran dan kontribusi alumni PBSB. Menurutnya, banyak kisah inspiratif dari para-alumni PBSB yang menunjukkan perjuangan dedikatif kaum pesantren untuk terus berkontribusi dalam rangka pengabdian kepada bangsa, negara, masyarakat, dan juga kepada pesantren.
Saat ini, beasiswa PBSB dibuka kembali. Informasi tentang pendaftaran dapat dilihat pada laman https://beasiswa.kemenag.go.id/