Apple resmi memperkenalkan visionOS 26 dalam ajang WWDC 2025, yang membawa sejumlah peningkatan signifikan pada headset Vision Pro.
Sistem operasi terbaru ini dirancang untuk menjawab berbagai kritik yang sebelumnya diarahkan ke headset AR/VR seharga USD 3.000 tersebut.
Dengan pembaruan ini, Apple tampaknya ingin membuktikan bahwa Vision Pro bukan sekadar perangkat eksperimental, melainkan bagian integral dari masa depan komputasi spasial.
Fitur Unggulan visionOS 26
Salah satu fitur baru paling mencolok dalam visionOS 26 adalah kehadiran spatial widgets. Sesuai namanya, widget ini bisa ditempatkan di ruang augmented reality, layaknya menghias ruangan dengan elemen digital.
Pengguna dapat menyesuaikan ukuran, warna, kedalaman, dan border widget, serta menempatkannya di dinding virtual atau permukaan lain. Widget ini juga akan mengingat posisinya secara otomatis, memberikan rasa personalisasi yang lebih mendalam.
Baca juga: Deretan Fitur Terbaru Ekosistem Apple yang Diumumkan di WWDC 2025!
Selain itu, Apple juga memperkenalkan guest mode, sebuah fitur yang memungkinkan pengguna lain mencoba Vision Pro dengan pengaturan sementara.
Hal ini sangat berguna bagi pemilik headset yang ingin memperkenalkan Vision Pro kepada teman atau keluarga tanpa harus mengubah preferensi personal mereka.
Pengalaman Spatial yang Kini Bisa Dibagikan
Salah satu kritik utama terhadap Vision Pro sejak peluncurannya adalah kurangnya fitur kolaboratif.
Pengguna sebelumnya tidak bisa berbagi pengalaman dengan orang lain secara langsung dalam ruang virtual. Dengan visionOS 26, Apple akhirnya merespons hal ini melalui shared spatial experiences.

Fitur ini memungkinkan dua pengguna Vision Pro di ruangan yang sama untuk menonton film bersama, berdiskusi tentang model 3D, atau bahkan melakukan panggilan FaceTime dalam bentuk yang jauh lebih imersif.
Kolaborasi ini membuka potensi baru dalam pendidikan, desain, hingga hiburan bersama, memperkuat konsep “komputasi spasial sosial” yang selama ini diidamkan banyak pengguna.
Personas Semakin Realistis dengan Teknologi Volumetric Rendering
Apple juga meningkatkan kemampuan Personas, representasi digital dari wajah pengguna dengan sentuhan teknologi terbaru.
Baca juga: Apple Perkenalkan macOS Tahoe 26, Lebih Segar dengan Desain Liquid Glass
Melalui kombinasi antara volumetric rendering dan machine learning, visionOS 26 mampu menampilkan Persona dengan detail yang lebih tajam, ekspresi wajah yang lebih hidup, dan tampilan rambut, bulu mata, serta warna kulit yang jauh lebih natural.
Perubahan ini membawa pengalaman FaceTime dan interaksi virtual menjadi lebih manusiawi dan emosional, menciptakan koneksi sosial yang lebih otentik walau dilakukan di ruang digital.
Fitur Spatial Lain yang Tak Kalah Menarik
Pembaruan visionOS 26 juga mencakup sejumlah fitur pendukung lainnya, seperti:
- Spatial Scenes: Menambahkan efek kedalaman realistis pada gambar dan elemen visual, menciptakan suasana yang lebih hidup.
- Spatial Browsing: Menyaring elemen yang mengganggu saat membaca artikel di Safari, membuat pengalaman membaca lebih fokus.
- Dukungan Konten 180°, 360°, dan Wide Field-of-View: Kini pengguna bisa menikmati video dari Insta360, GoPro, dan Canon dalam format immersive, memberikan sudut pandang yang memukau untuk konten petualangan atau dokumenter.
Dengan peluncuran visionOS 26, Apple menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap ekosistem Vision Pro.
Meski awalnya dikritik karena minim fitur dasar, pembaruan ini menunjukkan bahwa Apple siap beradaptasi dengan kebutuhan pengguna dan tren teknologi masa depan.
Apakah visionOS 26 cukup untuk membuat Vision Pro menarik bagi pengguna mainstream? Jawabannya mungkin belum sepenuhnya ya, namun Apple telah membuka jalan yang lebih menjanjikan menuju era komputasi spasial yang matang.