Visa, sebagai pemimpin global dalam teknologi pembayaran digital, kembali menegaskan komitmennya terhadap keamanan transaksi di Indonesia melalui penyelenggaraan Visa Indonesia Industry Risk Forum 2025.
Bertempat di Jakarta, forum ini mengusung tema “Making The World a Safer Place to Transact” dan menjadi ajang strategis bagi Visa untuk memperkuat kolaborasi dengan perbankan, pelaku fintech, serta regulator dalam membangun ekosistem pembayaran digital yang aman, terpercaya, dan berkelanjutan.
Dengan dukungan tim Risk dan Product Visa Asia Pasifik, forum ini menghadirkan wawasan mendalam seputar strategi pencegahan penipuan dan penguatan perlindungan konsumen di tengah pertumbuhan pesat transaksi real-time di Indonesia.
Transformasi digital yang berlangsung di Indonesia telah mengubah cara konsumen bertransaksi secara drastis. Dalam lima tahun terakhir, transaksi digital telah tumbuh 2,4 kali lipat dan kini mencakup 55% dari total pengeluaran konsumen, melampaui penggunaan uang tunai.
Perubahan ini bukan hanya mencerminkan adopsi teknologi yang semakin masif, tetapi juga membuka peluang besar bagi pelaku usaha untuk menjangkau konsumen secara lebih luas dan efisien.
Sejalan dengan visi pemerintah dalam mempercepat digitalisasi sistem pembayaran nasional, Visa hadir sebagai mitra strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital melalui inovasi dan keamanan.
Vira Widiyasari, Country Manager Visa Indonesia, menegaskan bahwa Indonesia kini berada di titik krusial dalam perjalanannya menuju ekonomi digital yang inklusif.
“Peralihan dari uang tunai ke pembayaran digital bukan sekadar tren, melainkan bukti kesiapan bangsa untuk berinovasi dan memperkuat ketahanan sistem keuangan,” jelas Vira.
Namun, di balik kemajuan tersebut, tantangan keamanan digital semakin kompleks dan dinamis. Oleh karena itu, Visa Risk Forum menjadi platform penting untuk berbagi wawasan, strategi, dan solusi dalam menghadapi ancaman siber yang terus berkembang.
Sebagai bentuk nyata dari komitmen globalnya, Visa telah menginvestasikan lebih dari USD 12 miliar dalam lima tahun terakhir untuk memperkuat sistem keamanan digitalnya. Dana ini difokuskan pada pengembangan teknologi jaringan yang tangguh, perlindungan konsumen, serta peningkatan kapabilitas dalam mendeteksi dan mencegah kejahatan siber.
Langkah ini menjadi fondasi penting dalam menjaga integritas sistem pembayaran digital, sekaligus memberikan rasa aman bagi konsumen dan pelaku usaha di seluruh dunia.
Penyelenggaraan Visa Risk Forum 2025 menjadi semakin relevan di tengah era percepatan teknologi dan perubahan perilaku konsumen. Forum ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga wadah kolaboratif lintas industri untuk merumuskan pendekatan yang lebih adaptif dan proaktif dalam menghadapi risiko digital.
Respons yang reaktif terhadap ancaman kini tidak lagi cukup. Para pemangku kepentingan dituntut untuk selalu berada satu langkah di depan, dengan strategi yang fleksibel dan berbasis data untuk mengantisipasi berbagai bentuk penipuan digital.
Dalam forum ini, Visa juga memperkenalkan solusi deteksi fraud berbasis kecerdasan buatan dan machine learning yang dirancang untuk menghadapi ancaman digital secara real-time. Salah satunya adalah Visa Account Attack Intelligence (VAAI), sebuah teknologi canggih yang mampu mengidentifikasi dan mencegah serangan enumerasi terhadap informasi sensitif.
Selain itu, Visa juga menghadirkan Featurespace, solusi inovatif yang dapat mendeteksi dan mencegah penipuan sebelum terjadi, dengan fleksibilitas tinggi untuk diterapkan di berbagai metode pembayaran digital. Kehadiran teknologi ini menjadi bukti bahwa Visa tidak hanya berfokus pada keamanan, tetapi juga pada inklusivitas dan efektivitas solusi bagi seluruh pelaku industri finansial.
Visa berharap tercipta sinergi yang lebih erat antar pelaku industri, terbuka ruang dialog yang konstruktif, dan terbangun komitmen bersama dalam menciptakan ekosistem pembayaran digital Indonesia yang tangguh, aman, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Di tengah lanskap digital yang terus berubah, kolaborasi dan inovasi menjadi kunci utama untuk menjaga kepercayaan konsumen dan memperkuat fondasi ekonomi digital yang berkelanjutan.