Uber Technologies Inc. resmi mengumumkan rencana kerja sama dengan perusahaan teknologi kendaraan otonom asal Tiongkok, Momenta, untuk melakukan uji coba mobil tanpa pengemudi di Jerman pada tahun depan.
Munich dipilih sebagai kota pertama di Eropa yang akan menjadi laboratorium bagi layanan taksi otonom level 4, seiring upaya Uber memperluas jaringan robotaxi di tengah persaingan global yang semakin ketat.
Kendaraan otonom level 4 dirancang untuk beroperasi sepenuhnya tanpa campur tangan manusia dalam area dan kondisi tertentu. Meski demikian, regulasi tetap mengharuskan adanya pengawasan ketat terhadap faktor keselamatan, mengingat sejumlah kecelakaan pernah melibatkan mobil otonom di negara lain.
Langkah Uber bersama Momenta ini menegaskan strategi agresif perusahaan ride-hailing asal AS itu dalam industri taksi otonom. Sebelumnya, Uber sudah menjalin kolaborasi dengan Waymo milik Alphabet, Lucid Group, dan WeRide.
Di sisi lain, Tesla tengah memperluas layanan taksi otonom di Amerika Serikat, yang diproyeksikan menjadi pesaing langsung Uber dalam bisnis robotaxi.
Menurut data industri, pasar kendaraan otonom diperkirakan akan tumbuh menjadi industri bernilai puluhan miliar dolar pada dekade mendatang.
Uji coba di Munich dinilai sebagai kunci untuk memperkuat posisi Uber di Eropa, setelah sebelumnya perusahaan mengumumkan rencana menghadirkan taksi otonom di London bersama startup teknologi Inggris, Wayve, pada 2026.
Melansir dari Reuters, Senin (08/09/2025), Momenta, yang berbasis di Beijing, mengklaim perangkat lunak bantuan mengemudinya sudah terpasang pada lebih dari 400 ribu kendaraan melalui kerja sama dengan berbagai produsen mobil.
Dengan pengalaman itu, perusahaan yakin mampu mempercepat komersialisasi taksi tanpa sopir di pasar internasional.
Keputusan pemerintah Jerman untuk mengizinkan uji coba level 4 dipandang sebagai sinyal dukungan terhadap inovasi transportasi masa depan. Namun, sejumlah pihak tetap menyoroti risiko sosial, terutama potensi tergesernya ribuan pengemudi taksi konvensional.
Di London, rencana serupa memicu perdebatan panjang. Serikat pengemudi menilai langkah itu mengancam keberlangsungan mata pencaharian, sementara pemerintah Inggris berargumen bahwa teknologi otonom justru akan menciptakan 38 ribu lapangan kerja baru dan menyumbang industri senilai £42 miliar pada 2035, demikian laporan dari The Guardian.
Jika berjalan sesuai rencana, Munich akan menjadi salah satu kota pertama di Eropa yang menghadirkan layanan taksi otonom berbasis aplikasi.
Keberhasilan uji coba ini diperkirakan akan mempercepat transformasi transportasi perkotaan, sekaligus menguji sejauh mana masyarakat bersedia mempercayakan keselamatan mereka pada kendaraan tanpa pengemudi.