Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif tinggi, kali ini langsung ditujukan kepada raksasa teknologi Apple Inc.
Melalui unggahan di platform Truth Social, Trump menyampaikan ultimatum kepada CEO Apple, Tim Cook: pindahkan produksi iPhone ke Amerika Serikat, atau hadapi tarif impor minimal 25 persen.
“Saya sudah lama memberi tahu Tim Cook bahwa saya mengharapkan semua iPhone yang dijual di Amerika Serikat harus diproduksi di Amerika, bukan di India atau negara lain,” tulis Trump.
“Jika tidak, Apple harus membayar tarif sekurangnya 25% kepada AS. Terima kasih atas perhatiannya!”
Pernyataan keras ini muncul hanya beberapa hari setelah laporan menyebutkan bahwa Apple berencana memindahkan seluruh produksi iPhone untuk pasar AS ke India, bukan ke pabrik di dalam negeri. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi diversifikasi rantai pasokan global Apple, menyusul ketegangan dagang antara AS dan China serta dampak pandemi.
Trump, yang digadang-gadang akan mencalonkan diri kembali pada pemilu 2024, menjadikan isu relokasi manufaktur sebagai senjata kampanye. Ia bahkan menyatakan bahwa dirinya “punya sedikit masalah dengan Tim Cook” terkait arah kebijakan produksi Apple.
India kini semakin memainkan peran strategis dalam ekosistem produksi Apple. Laporan terbaru dari Financial Times mengungkap bahwa Foxconn, mitra utama manufaktur Apple, tengah membangun fasilitas senilai $1,5 miliar di Chennai, India Selatan, untuk memproduksi layar iPhone.
Saat ini, India dikenakan tarif dasar sebesar 10% untuk produk ekspor ke AS — jauh lebih rendah dibanding tarif 30% yang dikenakan untuk produk asal China. Namun, tarif itu bisa naik tajam begitu masa relaksasi 90 hari yang berlaku saat ini berakhir pada Agustus.
Meskipun Apple telah menjanjikan investasi senilai $500 miliar di AS dalam empat tahun ke depan, dan Tim Cook bahkan menyumbang $1 juta untuk pelantikan Trump pada 2017, banyak analis meragukan kemungkinan produksi iPhone secara penuh di Amerika.
“Pembuatan iPhone di AS itu hampir tidak mungkin secara ekonomi,” ujar seorang analis industri teknologi. Bahkan Steve Jobs sendiri, menurut laporan, pernah berkata pada Barack Obama pada 2011: “Pekerjaan itu tidak akan kembali [ke AS].”
Produksi iPhone melibatkan rantai pasokan rumit dan padat teknologi yang saat ini terkonsentrasi di Asia, terutama di China, India, dan Vietnam. Upaya memindahkan seluruh proses ini ke AS bukan hanya mahal, tetapi juga bisa memengaruhi harga jual dan daya saing produk.
Jika ancaman tarif Trump benar-benar diterapkan, dampaknya bisa mengguncang pasar global antara lain harga iPhone bisa melonjak tajam di pasar AS.
India dan negara Asia lainnya bisa kehilangan momentum sebagai pusat manufaktur baru, serta rantai pasokan global Apple berisiko terganggu dan memperlambat peluncuran produk baru. Sehingga hubungan dagang AS dengan sekutu strategis seperti India dapat merenggang.
Trump sebelumnya menggunakan taktik serupa terhadap perusahaan mobil dan baja dalam masa jabatannya, tetapi tindakan terhadap Apple bisa membuka babak baru dalam tensi dagang internasional.