Dalam dunia investasi kripto yang semakin berkembang, setiap investor memiliki pendekatan yang unik dalam mengelola aset digitalnya.
Dua strategi utama yang sering dibandingkan adalah trading aktif dan investasi pasif. Kedua metode ini menawarkan cara berbeda dalam mengejar keuntungan dari pasar kripto, tergantung pada tujuan, waktu, dan tingkat toleransi risiko yang dimiliki investor.
Menurut Pintu Academy, platform edukasi dari aplikasi kripto all-in-one PINTU, memahami perbedaan mendasar antara kedua strategi ini sangat penting sebelum kamu terjun lebih dalam.
Baca juga: Tahukah Kamu? Ini Perbedaan Uang Digital dengan Bitcoin
Apa Itu Trading Aktif?
Trading aktif mengacu pada strategi jual beli aset kripto dalam jangka waktu yang relatif pendek. Tujuannya adalah memanfaatkan fluktuasi harga harian atau mingguan untuk meraih keuntungan cepat.
Namun, strategi ini menuntut dedikasi tinggi karena melibatkan analisis teknikal, pemantauan grafik, dan reaksi cepat terhadap berita pasar.
Beberapa jenis trading aktif yang populer antara lain:
- Trading Harian (Day Trading): Trader membeli dan menjual aset dalam satu hari, mengejar profit dari volatilitas harga harian.
- Swing Trading: Fokus pada pergerakan harga dalam jangka waktu beberapa hari hingga minggu, biasanya mengandalkan analisa tren dan sentimen pasar.
- Trend Trading: Mengikuti arah tren pasar yang sedang dominan (bullish atau bearish), cocok untuk trader yang memiliki analisa jangka menengah hingga panjang.
- Scalping: Strategi super-cepat yang memanfaatkan selisih harga kecil dalam waktu sangat singkat, biasanya digunakan oleh trader berpengalaman.
Trading aktif memang menjanjikan potensi keuntungan besar dalam waktu relatif cepat, tapi risiko kerugiannya juga tinggi jika tidak dilakukan dengan strategi yang matang.
Apa Itu Investasi Pasif?
Di sisi lain, investasi pasif adalah pendekatan yang lebih tenang. Investor membeli aset kripto lalu menyimpannya dalam jangka panjang, tanpa terlalu memusingkan naik-turunnya harga setiap saat.
Strategi ini lebih cocok untuk mereka yang ingin menabung aset digital sebagai bagian dari rencana keuangan jangka panjang.
Baca juga: Bitcoin vs Uang Fiat: Mana yang Unggul di Era Digital?
Beberapa metode investasi pasif meliputi:
- Buy and Hold: Membeli aset dan menyimpannya selama bertahun-tahun dengan harapan nilainya meningkat secara signifikan.
- Dollar-Cost Averaging (DCA): Strategi menabung rutin dalam jumlah tetap secara berkala, terlepas dari kondisi pasar. Aplikasi PINTU menyediakan fitur Auto DCA yang sangat membantu dalam menjalankan strategi ini secara konsisten.
Investasi pasif mengurangi stres karena investor tidak perlu memantau grafik harga setiap hari. Namun, hasil dari strategi ini biasanya terlihat dalam jangka panjang, sehingga butuh kesabaran dan keyakinan terhadap potensi pertumbuhan pasar kripto.
Mana yang Harus Dipilih?
Memilih antara trading aktif dan investasi pasif sangat bergantung pada gaya hidup, tujuan keuangan, dan profil risiko masing-masing individu.
Jika kamu memiliki banyak waktu luang, cepat tanggap terhadap informasi pasar, dan mampu menanggung risiko tinggi, trading aktif mungkin cocok untukmu.
Sebaliknya, jika kamu lebih memilih strategi tenang, disiplin, dan mengutamakan pertumbuhan nilai aset dalam jangka panjang, maka investasi pasif bisa jadi pilihan terbaik.
Menggabungkan keduanya juga bisa menjadi opsi menarik. Misalnya, menyimpan sebagian besar aset dengan strategi DCA, sambil mengalokasikan sebagian kecil untuk trading jangka pendek.
Jadi, baik trading aktif maupun investasi pasif memiliki keunggulan dan tantangan masing-masing. Yang terpenting adalah mengenali kepribadian dan tujuan investasimu sebelum menentukan pendekatan mana yang paling sesuai.