TikTok, platform video pendek yang telah menjadi fenomena global, kini mencoba menghadirkan wajah baru yang lebih mindful melalui peluncuran inisiatif bertajuk “Misi Kesejahteraan”.
Di tengah sorotan publik mengenai dampak adiktif media sosial terhadap kesehatan mental dan keseimbangan hidup, TikTok mengklaim bahwa mereka ingin membantu pengguna membangun kebiasaan digital yang lebih sehat meskipun dengan pendekatan yang tetap menghibur dan gamified.
Dikutip Mashable Indonesia dari website resmi GSM Arena, Kamis (31/7/2025), “Misi Kesejahteraan” ini dirancang sebagai serangkaian tantangan singkat yang mengajak pengguna untuk mengeksplorasi fitur-fitur kesejahteraan digital dalam aplikasi.
Mulai dari pengingat waktu layar hingga latihan pernapasan dan trek audio yang menenangkan, setiap misi memberikan lencana virtual sebagai bentuk apresiasi atas perilaku yang dianggap mindful.
Ironisnya, fitur ini justru mendorong pengguna untuk tetap aktif di TikTok demi menyelesaikan misi sebuah paradoks yang tidak luput dari perhatian para pengamat teknologi.
Meski terdengar seperti upaya untuk mengurangi kecanduan digital, pendekatan TikTok tetap berakar pada prinsip engagement. Dengan sistem gamifikasi yang memikat, pengguna diajak untuk “berhenti sejenak” sambil tetap berada dalam ekosistem TikTok.
Menurut perusahaan teknologi asal Tiongkok ini, hampir 40% pengguna yang menemukan titik masuk ke fitur ini memilih untuk menjelajahi Misi Kesejahteraan, meskipun fitur tersebut belum dipromosikan secara luas di dalam aplikasi. Angka ini, meski impresif, juga menunjukkan bahwa rasa penasaran dan dorongan eksploratif tetap menjadi kekuatan utama TikTok.
Dalam beberapa bulan mendatang, TikTok berjanji akan memperluas cakupan misi ini dengan lebih banyak fitur yang mendukung kesejahteraan digital. Di antaranya adalah latihan meditasi terpandu, wawasan waktu layar yang dipersonalisasi, dan pengingat untuk rehat digital yang dirancang agar pengguna dapat mengisi ulang energi sebelum kembali berselancar di dunia konten.
Semua ini akan melengkapi fitur-fitur yang sudah ada, seperti mode terbatas dan pengaturan waktu layar harian, yang sebelumnya dirancang untuk membantu pengguna mengelola durasi penggunaan aplikasi.
Namun, di balik semua fitur ini, muncul pertanyaan mendasar: apakah TikTok benar-benar ingin membantu pengguna mengurangi waktu layar, atau justru menciptakan ilusi keseimbangan agar pengguna merasa lebih nyaman menghabiskan waktu di platform?
Dengan pendekatan yang tetap menghibur dan berbasis reward, TikTok tampaknya lebih memilih jalan tengah mendorong kesadaran digital tanpa mengorbankan retensi pengguna.
Inisiatif ini juga mencerminkan tren yang lebih luas di industri teknologi, di mana perusahaan digital mulai mengadopsi narasi kesejahteraan sebagai bagian dari strategi branding dan tanggung jawab sosial.
Di tengah tekanan regulasi dan tuntutan publik untuk menciptakan ruang digital yang lebih sehat, TikTok berusaha menunjukkan bahwa mereka tidak hanya peduli pada kreativitas dan hiburan, tetapi juga pada keseimbangan hidup penggunanya.