TikTok tak lagi sekadar tempat untuk scroll video pendek tanpa henti. Platform yang dulu dikenal hanya sebagai panggung viral dance dan lip-sync kini bersiap menjadi ruang komunikasi yang lebih intim dan ekspresif.
Dalam pernyataan eksklusif kepada TechCrunch yang dilansir oleh Mashable Indonesia, Senin (1/9/2025), TikTok mengonfirmasi bahwa pengguna akan segera bisa mengirim pesan suara, gambar, dan video melalui Direct Message (DM) maupun obrolan grup.
Kabarnya, fitur ini dijadwalkan meluncur dalam beberapa minggu ke depan, menandai langkah besar TikTok dalam memperluas fungsionalitasnya sebagai aplikasi sosial yang lebih komprehensif.
Popularitas pesan suara yang kian meroket di berbagai platform menjadi alasan kuat di balik keputusan TikTok. Namun, demi menjaga efisiensi dan kenyamanan pengguna, TikTok membatasi durasi pesan suara maksimal satu menit.
Sementara itu, untuk media visual, pengguna dapat mengirim hingga sembilan gambar atau video dalam satu kali pengiriman, baik dari kamera langsung maupun galeri ponsel mereka.
Meski terdengar bebas, TikTok tetap menerapkan pagar pembatas demi menjaga pengalaman pengguna tetap aman dan nyaman. Salah satunya adalah larangan mengirim gambar atau video sebagai pesan pertama kepada pengguna lain—sebuah langkah preventif untuk menghindari spam dan konten tak diinginkan.
Kebijakan ini melengkapi aturan TikTok yang sudah ada, seperti batas usia minimal 16 tahun untuk menggunakan fitur perpesanan. Bagi pengguna berusia 18 tahun ke atas, TikTok juga menyediakan opsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur deteksi otomatis yang memblokir gambar berunsur pornografi dalam obrolan, khususnya untuk melindungi pengguna muda berusia antara 16 hingga 18 tahun.
Dengan pendekatan ini, TikTok menunjukkan komitmennya dalam menciptakan ruang komunikasi yang aman, tanpa mengorbankan kebebasan berekspresi.
Meski fitur-fitur ini sudah lama menjadi standar di aplikasi perpesanan seperti Messenger dan Snapchat, TikTok tampaknya mulai mengejar ketertinggalan dengan strategi bertahap namun terukur. Tahun lalu, TikTok memperkenalkan fitur obrolan grup yang mampu menampung hingga 32 orang, membuka jalan bagi interaksi komunitas yang lebih dinamis.
Tak berhenti di situ, pada April lalu TikTok juga meluncurkan fitur Catatan Kaki yang secara fungsional mirip dengan Catatan Komunitas di X dan Meta sebagai bentuk transparansi dan edukasi publik terhadap konten yang beredar.
Transformasi TikTok dari platform hiburan menjadi ruang komunikasi multifungsi menunjukkan bahwa media sosial terus berevolusi mengikuti kebutuhan pengguna.
Dengan fitur-fitur baru ini, TikTok bukan hanya tempat untuk viral, tapi juga untuk berbicara, berbagi, dan membangun koneksi yang lebih bermakna. Era baru TikTok telah dimulai dan ini bukan sekadar tentang video pendek lagi.
Penambahan fitur-fitur terbaru pada TikTok ini kemungkinan besar juga akan terjadi di Indonesia. Hal ini lantaran pengguna TikTok di Tanah Air cukup besar.