Kementerian Komunikasi dan Digital terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga ekosistem digital yang aman dan sehat bagi masyarakat, terutama anak-anak. Dalam upaya melindungi pengguna dari paparan konten berbahaya yang bertentangan dengan norma sosial dan hukum di Indonesia, kementerian dengan sigap menindaklanjuti laporan masyarakat dengan melakukan pemutusan akses terhadap enam grup komunitas di Facebook.
Langkah ini diambil setelah ditemukan adanya konten yang meresahkan dan berpotensi mengganggu perkembangan mental serta emosional anak-anak.
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, menegaskan bahwa pemblokiran ini merupakan bagian dari upaya serius pemerintah dalam memastikan perlindungan bagi anak-anak dan generasi muda dari konten digital yang bersifat merusak.
Menurutnya, keberadaan grup tersebut telah melanggar norma yang berlaku dan berkontribusi terhadap penyebaran pandangan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi di masyarakat. Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama antara pemerintah dan penyedia layanan digital dalam menekan penyebaran konten yang mengandung unsur negatif.
“Kami langsung berkoordinasi dengan Meta untuk melakukan pemblokiran terhadap grup komunitas ini. Keberadaan grup tersebut termasuk dalam kategori penyebaran paham yang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat dan memiliki potensi besar untuk merugikan perkembangan anak-anak,” ujar Alexander dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komdigi, belum lama ini.
Lebih lanjut, Alexander menjelaskan bahwa konten yang ditemukan dalam grup tersebut merupakan pelanggaran serius terhadap hak anak dan berisiko mengganggu pembentukan karakter serta kesejahteraan mereka. Salah satu jenis konten yang ditemukan di dalamnya adalah narasi fantasi dewasa yang berkaitan dengan hubungan keluarga kandung, khususnya dengan anak di bawah umur.
Alex menegaskan bahwa tindakan ini tidak hanya berorientasi pada pemutusan akses semata, tetapi juga mencerminkan kepedulian pemerintah dalam memastikan ruang digital nasional tetap kondusif bagi perkembangan anak-anak.
Kementerian Komdigi pun mengapresiasi respons cepat dari Meta sebagai penyedia platform yang segera mengambil tindakan dengan menutup akses ke grup yang bermasalah. Alexander menilai bahwa kerja sama antara pemerintah dan platform digital merupakan elemen kunci dalam membangun lingkungan digital yang aman. I
Menurutnya, perlindungan anak di dunia digital tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi kewajiban bersama bagi seluruh ekosistem digital, termasuk penyedia layanan dan pengguna.
Sebagai bagian dari implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak (PP Tunas), langkah pemutusan akses ini menjadi bukti konkret komitmen pemerintah dalam menjamin hak anak untuk berkembang dalam ekosistem digital yang positif.
Aturan ini mewajibkan setiap platform digital untuk memiliki sistem pengamanan guna melindungi anak dari konten berbahaya dan memastikan mereka dapat mengakses informasi yang sesuai dengan usia serta kebutuhan perkembangan mereka.
Alexander juga menegaskan bahwa kementerian akan terus memperkuat pengawasan terhadap aktivitas digital yang menyimpang dan berpotensi merugikan masyarakat. Ia menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor dalam menciptakan ruang digital yang bersih, sehat, dan berpihak pada kepentingan generasi penerus bangsa.
Upaya ini akan terus didorong melalui berbagai mekanisme pengawasan serta koordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah penyebaran konten yang dapat merusak tatanan sosial.
Lebih jauh, ia mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam menjaga ruang digital agar tetap aman dan terpercaya. Partisipasi publik menjadi faktor penting dalam pengawasan konten yang dapat membahayakan anak-anak dan generasi muda. Dengan semangat kolaboratif, Alexander mengimbau masyarakat agar tidak ragu melaporkan konten atau aktivitas digital yang dinilai merugikan melalui kanal aduankonten.id.
Upaya bersama dalam menjaga ruang digital yang sehat akan memberikan dampak besar bagi masa depan anak-anak Indonesia dan memastikan mereka dapat tumbuh dalam lingkungan yang aman serta mendukung perkembangan mereka secara optimal.