Menag (2009 – 2014) Suryadharma Ali
Suatu hari di tahun 2020, saya bezuk (jenguk) Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si atau kerap dipanggil Pak SDA di kamar rawat inap Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Saya sebelumnya menjenguk Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Prof. Dr. Muhammadiyah Amin yang dirawat di rumah sakit tersebut. Saat itu saya diberi tahu bahwa di kamar nomor sekian ada mantan Menteri Agama Suryadharma Ali sedang dirawat.
Di sanalah pertama saya berjumpa Pak SDA setelah beliau tidak menjabat sebagai Menteri Agama. Sewaktu Pak SDA menjabat menteri, paling bertemu dalam acara-acara yang dihadiri banyak orang tanpa sempat berbicara secara pribadi. Setiap kali seorang menteri yang sedang menjabat hadir di suatu tempat atau membuka acara banyak orang ingin dekat, bersalaman dan berebut berfoto dengan menteri.
Seorang menteri mungkin tidak hafal satu per satu seluruhnya jajarannya sampai ke bawah, kecuali yang sudah kenal sebelumnya atau sering berinteraksi secara langsung. Meski saya tim speech writer sejak masa Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni, tetapi komunikasi pekerjaan sehari-hari melalui Sekretaris Jenderal dan Sekretaris Menteri.
Pertemuan di rumah sakit setelah Pak SDA menjadi “orang biasa” bagi saya suatu kenangan yang luar biasa. Saya datang menemui Pak SDA bukan karena jabatan menteri dan pengaruhnya, tapi karena kemanusiaan.
Dalam kesempatan itu saya menghadiahkan buku Tasauf Moderen karya Prof. Dr. Hamka sebagai kenang-kenangan untuk Pak SDA. Saya yakin beliau punya banyak waktu untuk membaca sambil beristirahat dalam hari-hari sepi setelah tidak lagi menjabat dan tidak disibukkan dengan protokoler acara sepanjang hari.
Buku Tasauf Moderen merupakan salah satu karya Buya Hamka yang terkenal dan diterbitkan pertama kali tahun 1939. Sampai kini masih dicetak ulang karena diminati di Indonesia dan di Malaysia. Hamka mengupas pengantar tentang tasauf dan topik-topik penting sebagai renungan dan pelajaran bagi kehidupan manusia, antara lain: beragam pendapat tentang bahagia, bahagia dan agama, kesehatan jiwa dan jasmani, harta benda dan bahagia, qanaah, tawakal, bahagia yang dirasakan Rasulullah Saw, tangga menuju bahagia, dan sebab-sebabnya orang celaka. Dalam buku itu pengarang (Hamka) seolah berbincang-bincang dengan pembaca karena gaya bahasanya yang indah dan mengalir.
Suryadharma Ali menjabat Menteri Agama dalam Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2009 – 2014. Ia sebelumnya menjabat Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dalam Kabinet Indonesia Bersatu I tahun 2004 – 2009. Dalam pidato perdana Suryadharma Ali ketika serah terima jabatan Menteri Agama dari Muhammad Maftuh Basyuni, tanggal 22 Oktober 2009, ia menyatakan chemistry Kementerian Agama tidak asing baginya sebagai alumnus IAIN dan aktivis organisasi Islam.
Salah satu langkah untuk mendekatkan Kementerian Agama dengan berbagai elemen masyarakat, Pak SDA menggunakan cara yang populis. Selama periode kepemimpinannya sering diadakan kegiatan Gerak Jalan Kerukunan di sejumlah ibukota provinsi yang dihadiri oleh Menteri Agama. Selama masa kepemimpinan Suryadharma Ali banyak gagasan, program dan kebijakannya yang diimplementasikan di Kementerian Agama.
Sewaktu Pak SDA menjabat Menteri Agama, saya masih ditugaskan sebagai perwakilan Kementerian Agama yang sehari-hari berkantor di BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional). Sebuah catatan penting semasa saya bertugas di BAZNAS ialah kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono di kantor BAZNAS Jalan Kebon Sirih 57 Jakarta tanggal 5 Agustus 2013. Menteri Agama Suryadharma Ali datang lebih awal. Saya ikut mendampingi meninjau lingkungan perkantoran BAZNAS di Kebon Sirih 57 (sekarang difungsikan sebagai rumah dinas).
Kantor di Kebon Sirih adalah aset Kementerian Agama yang waktu itu dipinjamkan sebagai kantor BAZNAS berdasarkan keputusan Menteri Agama yang ditandatangani Muhammad Maftuh Basyuni dan berlanjut di masa Suryadharma Ali. BAZNAS pernah berkantor di Gedung Sasana Amal Bhakti di Lapangan Banteng Barat No 3 – 4 Jakarta, dan lalu menyewa ruang perkantoran di Gedung Arthaloka Jalan Jenderal Sudirman Kav 2 Jakarta Pusat. Setahu saya baru kali itu Menteri Agama Suryadharma Ali berkesempatan mengunjungi kantor BAZNAS.
Suatu ketika saya mendampingi Ketua Umum BAZNAS Prof. Dr. K.H. Didin Hafidhuddin dan pengurus lainnya audiensi dengan Menteri Agama Suryadharma Ali. Ketua Umum BAZNAS melaporkan perkembangan pengelolaan zakat, wacana perubahan regulasi, dan program-program BAZNAS di pusat serta melaporkan data pengumpulan zakat secara nasional di seluruh Indonesia. Pak SDA menyimak paparan lisan dengan baik dan menerima penyerahan laporan tertulis.
Setelah momen pertemuan di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto, saya tidak berjumpa lagi dengan Pak SDA sampai suatu hari mendengar kabar beliau wafat pada hari Kamis 31 Juli 2025 di RS Mayapada Kuningan, Jakarta Selatan. Pak SDA berpulang dalam usia 69 tahun. Jenazahnya dikebumikan di kompleks Pondok Pesantren Miftahul ‘Ulum, Kampung Mariuk, Desa Gandasari, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Kata sambutan seusai prosesi pemakaman disampaikan antara lain oleh Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan Muhammad Mardiono dan Menteri Agama periode 2014 – 2019 Dr (HC) Lukman Hakim Saifuddin.
Di kediaman almarhum, Menteri Agama Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Suryadharma Ali. Nasaruddin Umar mengenang almarhum berdedikasi dalam penguatan tata kelola keagamaan. Suryadharma Ali aktif memperkuat kelembagaan keagamaan, meningkatkan layanan pendidikan madrasah dan pesantren. Kiprahnya membangun dialog antarumat beragama patut dikenang sebagai bagian dari upaya menjaga kerukunan nasional, ungkap Nasaruddin Umar yang menjadi Wakil Menteri Agama pada era kepemimpinan Suryadharma Ali.
Semoga diampuni kesalahan dan kekhilafannya dan diterima seluruh amal kebajikannya di sisi Allah Swt. Setiap yang ada di dunia ini akan lenyap dan yang kekal hanyalah wajah Allah, yang mempunyai keagungan dan kemuliaan.
M. Fuad Nasar (Direktur Jaminan Produk Halal Kementerian Agama RI)