Copilot, asisten AI dari Microsoft, tampaknya masih kesulitan menyamai popularitas pesaingnya. Menurut buletin teknologi Newcomer, selama tahun lalu jumlah pengguna aktif Copilot tetap berada di angka sekitar 20 juta pengguna mingguan, sementara ChatGPT milik OpenAI telah berhasil menarik minat hingga 400 juta pengguna mingguan.
Data tersebut diungkap dalam rapat eksekutif tahunan pada bulan Maret oleh kepala keuangan Microsoft, Amy Hood, yang memicu kekhawatiran mengenai masa depan produk AI perusahaan tersebut.
Perbandingan Pengguna: Copilot vs. ChatGPT
Dikutip dari Engadget, Senin (28/4/2025), meski Microsoft telah mengintegrasikan Copilot ke dalam berbagai produk utamanya seperti Windows 11, Microsoft 365, dan peramban Edge, pertumbuhan jumlah pengguna Copilot tampaknya tidak sebanding dengan harapan.
Sementara ChatGPT berhasil mencuri perhatian pasar dan segera menjadi asisten AI pertama yang dicoba oleh banyak orang, Copilot belum mampu mendongkrak adopsi luas meskipun menawarkan fitur yang serupa. Hal ini menunjukkan adanya tantangan besar bagi Microsoft dalam mengembangkan produk yang dapat menyaingi keberhasilan ChatGPT di pasar global.
Faktor Penyebab Kesenjangan Popularitas
Beberapa faktor menjadi penyebab utama mengapa Copilot masih tertinggal dalam hal popularitas, di antaranya:
- Ketergantungan pada Model OpenAI: Microsoft menggunakan model AI milik OpenAI untuk mendukung Copilot sehingga menawarkan fitur yang mirip dengan ChatGPT. Namun, meskipun memiliki akses istimewa ke model-model canggih tersebut, Copilot tidak berhasil menarik minat pengguna sebanyak ChatGPT.
- Integrasi Produk yang Masih Terbatas: Meski telah diintegrasikan ke dalam Windows 11, Microsoft 365, dan Edge, integrasi ini belum mampu memberikan nilai tambah yang cukup bagi pengguna untuk meningkatkan adopsi secara signifikan. Banyak pengguna masih belum melihat perbedaan nyata atau keunggulan yang dapat meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
- Kurangnya Diferensiasi Fitur: Fitur-fitur Copilot yang ada saat ini belum menunjukkan inovasi yang benar-benar membedakan produk ini dari ChatGPT. Pengguna cenderung lebih tertarik pada asisten AI yang memberikan pengalaman interaktif yang lebih natural dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah Strategis Microsoft: Merombak Copilot dan Akuisisi Inflection AI
Untuk menangani tantangan ini, Microsoft merasa perlu merombak Copilot dengan mengurangi ketergantungan pada OpenAI dan menata ulang asisten AI perusahaan sebagai produk konsumen yang lebih menarik. Salah satu inisiatif penting yang ditempuh adalah akuisisi Mustafa Suleyman dan timnya dari Inflection AI.
Di bawah kepemimpinan Suleyman sebagai CEO Microsoft AI, Copilot telah mengalami desain ulang serta peluncuran beberapa fitur baru. Contohnya, fitur yang memungkinkan AI mengambil tindakan langsung pada situs web tertentu, yakni sebuah inovasi yang berpotensi mengubah cara pengguna berinteraksi dengan perangkat lunak dan meningkatkan manfaat praktis dari asisten AI tersebut.
Meskipun langkah ini dianggap sebagai awal menuju visi yang lebih kohesif, belum jelas apakah fitur-fitur baru tersebut akan berhasil menarik minat pengguna Windows atau meningkatkan daya tarik Copilot bagi konsumen umum. Microsoft masih harus bekerja keras untuk membangun keunggulan kompetitif yang mampu menggeser dominasi ChatGPT di pasar.
Investasi Besar Microsoft di Bidang AI dan Persaingan Global
Microsoft telah menginvestasikan miliaran dolar di OpenAI untuk mendukung riset serta mendapatkan akses istimewa ke model-model AI terbaru. Investasi besar ini diharapkan dapat membantu perusahaan bersaing dengan raksasa teknologi lain seperti Google.
Namun, meskipun memiliki dukungan teknologi yang canggih, ChatGPT tetap menunjukkan dampak besar dalam mengubah persepsi masyarakat terhadap penggunaan AI. ChatGPT merupakan asisten AI yang pertama kali dicoba oleh banyak orang, sehingga mendapatkan keunggulan dalam hal pengenalan pasar sekaligus loyalitas pengguna.
Keberhasilan ChatGPT dalam mencapai 400 juta pengguna mingguan menegaskan bahwa kehadiran sebuah produk asisten AI bukan semata-mata tentang teknologi di baliknya. Faktor kemudahan penggunaan, antarmuka yang menarik, dan respon yang cepat merupakan aspek yang sangat dihargai oleh pengguna. Oleh karena itu, Microsoft harus mempertimbangkan semua aspek tersebut dalam upaya meningkatkan adopsi Copilot.
Tantangan dan Peluang ke Depan
Adopsi Copilot yang masih stagnan menunjukkan bahwa perusahaan perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi pengembangan dan pemasaran produknya. Microsoft dituntut untuk:
- Memperbaiki Diferensiasi Produk: Menawarkan fitur unik yang tidak hanya meniru kemudahan ChatGPT, tetapi juga memberikan nilai tambah signifikan kepada pengguna. Perbaikan dalam hal interaktivitas, presisi respons, serta integrasi yang lebih lancar dengan platform Microsoft dapat menjadi kunci untuk membuka potensi pertumbuhan.
- Mengoptimalkan Integrasi Layanan: Memanfaatkan ekosistem yang telah dibangun di Windows, Microsoft 365, dan Edge untuk menciptakan pengalaman asisten AI yang terintegrasi dengan kerja sehari-hari. Ini diharapkan dapat membuat Copilot lebih menarik bagi pengguna profesional dan konsumen umum.
- Peningkatan Pengalaman Pengguna: Fokus pada transformasi antarmuka dan pengalaman pengguna sehingga Copilot tidak hanya berfungsi sebagai alat pendukung, tetapi juga sebagai asisten personal yang intuitif dan responsif dalam berbagai konteks penggunaan.
Persaingan di pasar asisten AI semakin ketat dengan kehadiran berbagai platform seperti ChatGPT, Character AI, dan Claude dari Anthropic. Dalam konteks ini, strategi untuk mempercepat adopsi Copilot harus disertai dengan inovasi berkelanjutan serta respons terhadap umpan balik pengguna yang real-time. Microsoft harus terus mengevaluasi dan mengadaptasi pendekatan mereka agar tetap relevan dan kompetitif.