Strava kembali membuktikan dirinya sebagai pionir dalam mendukung gaya hidup aktif dan sehat. Hari ini, aplikasi yang telah menjadi sahabat setia para pelari dan pesepeda di seluruh dunia mengumumkan serangkaian fitur terbaru yang dirancang untuk mengoptimalkan performa pengguna dan membantu mereka mencapai tujuan kebugaran dengan lebih efektif.
Pembaruan ini bukan hanya sekadar peningkatan teknis, tetapi juga cerminan dari komitmen Strava untuk terus berinvestasi dalam pengalaman berlangganan yang lebih kaya, relevan, dan personal bagi komunitas globalnya yang terus berkembang.
Salah satu sorotan utama dari pembaruan ini adalah penyempurnaan fitur Pembuat Rute di aplikasi seluler. Dengan tampilan yang kini lebih dinamis dan intuitif, pengguna dapat merancang rute olahraga dengan lebih cepat dan presisi.
Heatmap Strava, yang didukung oleh miliaran aktivitas dari komunitas global, menjadi panduan visual yang sangat berguna. Pengguna bisa melihat jalur-jalur favorit yang dipilih oleh sesama pelari, pesepeda, atau pendaki, sehingga rute yang dibuat bukan hanya berdasarkan peta, tetapi juga berdasarkan pengalaman nyata dari komunitas.
Tak berhenti di situ, Strava juga menghadirkan detail rute yang lebih mendalam. Kini, pengguna dapat menggeser tampilan rute untuk melihat informasi seperti tanjakan, jenis permukaan, jarak, dan kemiringan. Ini memungkinkan mereka untuk mempersiapkan diri secara fisik dan mental sebelum memulai aktivitas.
Penyesuaian rute pun menjadi lebih fleksibel pengguna bisa menambahkan titik tujuan seperti tempat istirahat atau spot foto, bahkan mengubah jenis olahraga yang akan dilakukan, misalnya dari bersepeda jalan raya ke gravel biking, hanya dengan beberapa sentuhan di layar.
Masuk ke ranah performa, Strava memperkenalkan dua fitur yang akan dirilis pada bulan September: Power Skills dan Training Zones. Keduanya dirancang untuk membantu pengguna memahami tubuh mereka secara lebih mendalam dan berlatih dengan strategi yang lebih cerdas.
Power Skills, hasil integrasi dari aplikasi The Breakaway yang baru saja diakuisisi, memungkinkan pesepeda yang menggunakan power meter untuk menganalisis performa mereka secara visual dan personal.
Dari 12 interval bersepeda yang paling signifikan hingga tren kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan, fitur ini memberikan insight yang selama ini hanya bisa didapatkan dari pelatih profesional.
Sementara itu, Training Zones hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pelari dan pesepeda dalam menyeimbangkan intensitas latihan dan waktu pemulihan. Dengan informasi yang mudah dipahami tentang berapa lama pengguna berada di zona tenaga atau detak jantung tertentu, mereka bisa mengatur ritme latihan agar lebih efektif dan berkelanjutan.
Tak hanya untuk satu sesi, data ini bisa dilihat dalam rentang waktu mingguan, bulanan, hingga triwulan, memberikan gambaran menyeluruh tentang progres kebugaran mereka.
Di sisi lain, Strava juga memperkuat integritas kompetisi melalui pembaruan pada papan peringkat. Dengan teknologi machine learning terbaru, Strava berhasil mendeteksi dan menghapus lebih dari 4,45 juta aktivitas yang dianggap tidak wajar atau tidak masuk akal.
Ini termasuk aktivitas bersepeda dengan E-Bike yang sebelumnya muncul di papan peringkat reguler, yang kini telah dipisahkan ke papan peringkat khusus E-Bike. Hasilnya, laporan aktivitas yang tidak sesuai turun drastis hingga 85%, menciptakan ekosistem kompetisi yang lebih adil dan autentik.
Langkah cepat Strava dalam mengintegrasikan The Breakaway ke dalam ekosistemnya juga menjadi bukti nyata bahwa mereka tidak hanya berinovasi, tetapi juga mendengarkan kebutuhan komunitasnya.
“Fitur-fitur baru ini dirancang untuk membantu pengguna memaksimalkan setiap gerakan dan langkah mereka, baik saat berlatih maupun berkompetisi. Dari analisis performa yang mendalam hingga rute yang lebih presisi dan sistem leaderboard yang lebih sportif, Strava terus menjadi platform utama bagi siapa pun yang ingin berkembang dalam dunia olahraga berbasis data,” jelas Matt Salazar, Chief Product Officer Strava.