Menggunakan smartphone membantu mendapatkan informasi lebih cepat saat menonton sepak bola, tetapi juga menguras kesabaran dan mengurangi pengalaman di lapangan.
Era teknologi telah mengubah total cara kita menikmati sepak bola. Jika di tahun 1980 seorang anak laki-laki hanya bisa menunggu hingga keesokan harinya untuk membaca koran dan mengetahui bahwa pelatih tim favoritnya telah mengundurkan diri, kini semuanya terjadi secara instan di layar ponsel pintarnya. Teknologi memang menghadirkan kemudahan, tetapi di saat yang sama menimbulkan pertanyaan: apakah kita kehilangan gairah saat menonton sepak bola?
Pada pertandingan Liga Utama Skotlandia baru-baru ini , Kenny Pieper dari The Guardian melihat pasangan muda duduk dua baris di depan, menyaksikan pertandingan berlangsung di depan mereka sambil menonton siaran langsung di ponsel mereka. Awalnya, kemudahan ini terasa asing bagi banyak orang di sekitar mereka, tetapi dalam beberapa saat, semua orang terlibat dalam diskusi di layar. Penggunaan teknologi untuk menonton sepak bola telah menjadi hal yang lumrah bagi anak muda seperti halnya VAR atau media sosial.
Masalahnya bukan hanya teknologi yang telah mengubah permainan, tetapi juga mengubah kita. Seperti yang ditunjukkan oleh peneliti Christine Rosen, ponsel pintar telah membuat pengalaman kita begitu personal sehingga kita tidak ingin lagi menunggu, atau mengalami momen-momen yang membosankan. Hal ini telah menciptakan generasi yang cenderung tidak sabar – paling terlihat selama bursa transfer, ketika para penggemar menuntut klub untuk segera mengumumkan pemain bintang.
Dulu, menonton pertandingan sepak bola berarti harus berjalan jauh ke stadion dan mengobrol di gerbang. Kini, semuanya hanya dengan sekali klik di aplikasi. Memang praktis, tetapi kita kehilangan interaksi antarmanusia yang sederhana namun penting yang membuat sepak bola terasa begitu istimewa.
Ponsel pintar memungkinkan kita mendapatkan skor, menonton klip, dan berkomentar secara instan. Namun, jika kita hanya fokus pada layar , kita berisiko kehilangan keunikan pengalaman di lapangan: tekel kejutan, detail menarik yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang hadir. Sepak bola adalah tentang kesabaran – menunggu, menonton, lalu menikmati momen-momen yang datang.
Menemukan Keseimbangan
Fenomena smartphone di tribune mencerminkan bagaimana teknologi mengubah cara kita menikmati olahraga. Bagi generasi muda, menggabungkan pengalaman langsung dengan dunia digital adalah hal yang wajar. Mereka tidak melihat ponsel sebagai gangguan, melainkan sebagai pelengkap yang membuat mereka lebih terhubung dengan pertandingan. Namun, bagi penggemar yang menghargai esensi tradisional sepak bola, tribune adalah tempat suci yang seharusnya bebas dari distraksi layar.
Mungkin kuncinya adalah keseimbangan. Stadion bisa mengadopsi teknologi dengan cara yang mendukung pengalaman tanpa mengorbankan gairah. Misalnya, layar besar di stadion dapat menampilkan tayangan ulang atau statistik penting, sehingga penggemar tidak perlu bergantung pada ponsel mereka. Di sisi lain, penggemar juga perlu menyadari bahwa kehadiran fisik di stadion adalah kesempatan langka untuk merasakan sepak bola secara langsung, bukan hanya melalui lensa digital.
Teknologi memang bagian yang tak terpisahkan, tetapi mungkin selama dua jam di tribune, kita harus lebih banyak melihat ke atas, berbincang dengan orang-orang di sekitar, dan merasakan pertandingan dengan mata kita. Itulah cara untuk mempertahankan esensi menjadi penggemar sejati.