Mantan eksekutif senior PlayStation, Shuhei Yoshida, melontarkan pernyataan mengejutkan terkait arah pengembangan konsol terbaru Nintendo, Switch 2.
Dalam wawancaranya bersama Easy Allies, Yoshida menilai bahwa Nintendo perlahan mulai kehilangan identitasnya sebagai pionir inovasi di industri game, dengan memilih menghadirkan iterasi perangkat keras ketimbang konsep revolusioner yang selama ini menjadi ciri khas perusahaan asal Jepang itu.
Komentar tersebut muncul di tengah antusiasme publik terhadap kehadiran Nintendo Switch 2, konsol penerus Switch yang sukses besar sejak pertama kali dirilis pada 2017.
Alih-alih menghadirkan konsep baru, Switch 2 justru tampil sebagai versi penyempurnaan dari pendahulunya, dengan peningkatan pada layar, prosesor, resolusi hingga dukungan 4K dan 120fps.
Nintendo Dinilai Terlalu Aman
Menurut Shuhei Yoshida, keputusan Nintendo untuk menghadirkan Switch 2 dengan konsep yang masih sangat dekat dengan Switch generasi pertama merupakan sinyal bahwa perusahaan ini mulai terlalu bermain aman.
Baca juga: Perbandingan Nintendo Switch 2 vs Steam Deck: Mana yang Terbaik di 2025?
Padahal, selama beberapa dekade terakhir, Nintendo dikenal sebagai pelopor inovasi yang menghadirkan pengalaman bermain unik lewat desain hardware dan software yang saling terintegrasi.
“Bagi saya, ini agak seperti pesan yang membingungkan dari Nintendo. Dalam pandangan saya, mereka mulai kehilangan identitas. Selama ini Nintendo selalu berusaha menciptakan pengalaman baru, mendesain hardware dan game secara bersamaan untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa,” ujar Yoshida.
Yoshida menambahkan, “Switch 2, seperti yang sudah kita duga, hanyalah versi yang lebih baik dari Switch. Layarnya lebih besar, prosesornya lebih kuat, resolusi meningkat, bahkan dukungan hingga 4K dan 120fps. Mereka bahkan memulai presentasi dengan memperkenalkan orang dari tim hardware, seperti yang biasanya dilakukan platform lain.”
Switch 2 Dinilai Minim Inovasi Besar
Yoshida juga menyebut bahwa meski peningkatan spesifikasi tersebut menjadi kabar baik untuk pemain setia Nintendo, langkah ini justru menjauhkan Nintendo dari citra mereka sebagai perusahaan yang selalu menghadirkan hal-hal tak terduga dalam dunia game.
Ia menilai bahwa Switch 2 terlalu mirip dengan pendekatan kompetitor seperti Sony dan Microsoft yang lebih sering menghadirkan konsol dengan peningkatan performa bertahap.
“Karena ini hanyalah Switch yang lebih baik, premis utamanya adalah ‘kami membuat semuanya lebih baik’, dan itu adalah sesuatu yang sudah sering dilakukan perusahaan lain selama ini,” tambah Yoshida.
Baca juga: Harga Nintendo Switch 2 Tak Dipengaruhi Tarif Impor, Tapi Bisa Berubah?
Meskipun begitu, Yoshida tetap memberikan catatan bahwa bagi gamer yang hanya bermain di platform Nintendo, peningkatan spesifikasi dan fitur Switch 2 tetap merupakan hal positif.
Namun bagi pemain yang terbiasa menggunakan berbagai konsol, daya tarik dari game-game third-party yang diperlihatkan selama Nintendo Direct dinilainya kurang memikat.
Nintendo Memang Pernah Lakukan Iterasi
Meski kritik tersebut cukup tajam, faktanya Nintendo memang pernah merilis perangkat yang merupakan iterasi dari konsol sebelumnya.
Sebut saja transisi dari Game Boy ke Game Boy Advance, atau dari DS ke 3DS yang menawarkan peningkatan spesifikasi dan fitur tanpa meninggalkan konsep dasarnya.
Dalam konteks ini, Switch 2 juga tetap membawa sejumlah pembaruan yang bisa dibilang cukup menarik. Misalnya, adanya fitur GameChat, kontrol dengan mouse, serta performa yang jauh lebih optimal untuk game-game modern.
Hal ini dinilai bisa menjadi nilai tambah bagi Switch 2 agar tetap relevan di tengah ketatnya persaingan konsol generasi baru.
Strategi yang Masih Menguntungkan
Di sisi lain, keputusan Nintendo untuk mempertahankan konsep hybrid console–yang bisa digunakan secara handheld maupun docked–memang masih sangat diminati oleh pasar.
Berdasarkan berbagai polling online, mayoritas fans mengaku belum ingin Nintendo beralih ke konsep yang benar-benar baru, karena hybrid console seperti Switch masih menawarkan fleksibilitas yang tidak dimiliki kompetitor.
Selain itu, dengan dukungan performa yang lebih tinggi, Switch 2 diyakini bisa lebih kompetitif dalam menarik game third-party besar yang selama ini lebih sering hadir di PlayStation atau Xbox. Nintendo pun tampaknya mencoba memainkan aman sembari tetap menjaga basis penggemarnya.
Meski menerima kritik dari sejumlah pelaku industri, antusiasme terhadap Switch 2 tetap tinggi. Banyak fans yang penasaran ingin segera mencicipi bagaimana sensasi memainkan game favorit mereka di perangkat dengan spesifikasi lebih tinggi.
Nintendo sendiri belum memberikan tanggal rilis resmi untuk Switch 2, namun kabarnya konsol ini akan mulai meluncur ke pasaran pada akhir 2025.
Masih menarik untuk ditunggu, apakah Nintendo akan menghadirkan kejutan lain di Switch 2, atau tetap fokus memperkuat lini produknya dengan pendekatan peningkatan bertahap seperti yang saat ini mereka lakukan.