Internet bisa dibilang seperti pedang bermata dua, yang tidak hanya memiliki dampak positif tapi juga negatif. Menyadari hal tersebut Google Indonesia dan YouTube Indonesia menggelar diskusi bertajuk Keluarga Cerdas Berinternet.
Perkembangan teknologi digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak masa kini. Di tengah laju informasi yang begitu cepat dan akses internet yang kian luas, mendampingi anak menjelajahi dunia maya dengan cerdas dan aman menjadi tantangan baru bagi para orang tua.
Menyadari hal tersebut, Google Indonesia memperingati Hari Keluarga Nasional dengan menggelar sebuah acara bertajuk Keluarga Cerdas Berinternet di Solo Pizza – Urban Forest Cipete, Jakarta Selatan.
Acara ini menjadi ruang diskusi yang mempertemukan orang tua, praktisi pendidikan, dan psikolog anak untuk berbagi wawasan tentang pentingnya membentuk kebiasaan digital sehat di dalam keluarga.
Hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini adalah Psikolog Anak Saskhya Aulia Prima, Government Affairs & Public Policy Manager Google Indonesia Isya Hanum Kresnadi, serta Co-Founder Ibu2ID Poetri Andayani. Ketiganya membahas bagaimana teknologi bisa menjadi alat yang memberdayakan, bukan membahayakan.
Pilar Perlindungan Digital Google untuk Anak
Dalam presentasinya, Isya Hanum Kresnadi menekankan bahwa upaya Google untuk menciptakan ruang digital yang aman bagi anak-anak berlandaskan tiga pilar utama: perlindungan dari risiko dunia maya, penghormatan terhadap privasi, dan pemberdayaan keluarga untuk masa depan yang lebih baik.
“Kami menyadari anak-anak akan terus menggunakan internet untuk belajar dan mengeksplorasi dunia, karena itu penting bagi kami untuk memberikan alat yang membantu mereka tetap aman. Salah satunya adalah SafeSearch yang memblokir konten dewasa secara otomatis,” jelas Isya pada peserta yang hadir termasuk Mashable Indonesia.
Google juga telah meluncurkan fitur tambahan berupa blur pada hasil pencarian eksplisit di Search. Fitur ini aktif secara otomatis untuk pengguna di bawah 18 tahun yang menggunakan Akun Google, memberikan perlindungan ekstra terhadap konten vulgar.
Namun Isya mengakui bahwa SafeSearch bukanlah alat yang sempurna dan masih memerlukan kontribusi pengguna dalam bentuk laporan konten yang tidak pantas agar terus dapat ditingkatkan.
Family Link: Mendampingi Anak dengan Teknologi
Untuk mendukung pengasuhan digital yang lebih menyeluruh, Google juga memperkenalkan Family Link, sebuah fitur yang memungkinkan orang tua memantau dan mengelola aktivitas daring anak-anak mereka.
“Family Link dirancang agar orang tua bisa menyesuaikan penggunaan teknologi sesuai kebutuhan keluarga. Mulai dari mengatur waktu layar, mengunci perangkat dari jarak jauh, memantau aktivitas, hingga mengetahui lokasi anak secara real-time,” jelas Isya.
Menurut Psikolog Saskhya Aulia Prima, fitur-fitur seperti ini hanyalah awal dari proses panjang mendampingi anak di dunia digital. Yang paling penting tetaplah komunikasi terbuka dan hubungan yang suportif antara orang tua dan anak.
“Di era digital yang serba cepat ini, peran orang tua bukan sekadar mengawasi, melainkan mendampingi dan membimbing. Fitur seperti SafeSearch dan Family Link adalah langkah awal yang baik, namun komunikasi terbuka tentang etika digital dan konsekuensi online tetap menjadi kunci utama,” ujar Saskhya.
Anak-anak yang diajak berdiskusi akan lebih cerdas, cermat, dan lebih bijak dalam mengambil keputusan saat di dunia maya daripada hanya dilarang dan dibatasi,” jelasnya lebih lanjut.
Teknologi sebagai Alat Pembelajaran, Bukan Ancaman
Melalui diskusi ini, para panelis sepakat bahwa teknologi bukanlah musuh yang harus dijauhkan dari anak-anak, melainkan alat yang perlu dipahami dan digunakan dengan bijak. Poetri Andayani dari Ibu2ID menambahkan bahwa komunitas juga berperan penting dalam membentuk pola asuh digital yang sehat.
“Orang tua butuh ruang untuk belajar bersama. Dengan berbagi pengalaman dan saling mendukung, kita bisa menciptakan budaya digital yang lebih positif di rumah,” tutur Poetri.
Acara Keluarga Cerdas Berinternet menjadi pengingat bahwa keluarga adalah garda terdepan dalam mendidik anak tentang penggunaan teknologi yang bertanggung jawab.
Dengan fitur-fitur yang mumpuni, pendekatan yang penuh empati, serta komunikasi yang terbuka, setiap keluarga dapat mewujudkan ekosistem digital yang aman dan memberdayakan di rumah.