Indonesia sedang mengalami lonjakan signifikan dalam ekonomi digital yang diproyeksikan mencapai US$90 miliar pada 2024, menurut laporan dari Google-Temasek-Bain & Company. Di tengah tren ini, s.id memperkenalkan fitur terbarunya s.id Shop yang dirancang khusus untuk membantu para creator Indonesia membangun toko digital dan menjual berbagai produk berbasis konten.
Inovasi ini lahir sebagai jawaban atas kebutuhan 12 juta creator lokal yang memproduksi hampir satu juta konten per bulan, menjadikan Indonesia sebagai negara produsen konten terbanyak di kawasan Asia Tenggara.
Dengan basis pengguna aktif yang kini menembus angka 1,75 juta, s.id telah mencatat pencapaian luar biasa melalui 15,3 juta tautan pendek dan lebih dari 1,43 miliar kunjungan ke microsite.
Tak hanya digunakan secara lokal, platform ini juga telah menjangkau pengguna dari 191 negara yang memanfaatkan s.id dalam berbagai sektor, mulai dari edukasi, UMKM, hingga personal branding dan penyelenggaraan acara.
Melalui fitur s.id Shop, creator kini bisa menjual produk digital seperti e-book, kursus daring, template desain, software, musik digital, video, dan layanan konsultasi dengan cara yang lebih mudah dan terstruktur.
Mengingat proyeksi pasar e-commerce Indonesia yang akan tumbuh hingga US$94,48 miliar pada 2025 dengan pertumbuhan tahunan 15,5% menurut Mordor Intelligence, peluncuran fitur ini terbilang tepat waktu dan sangat potensial untuk memperkuat posisi creator lokal dalam ekonomi digital.
Direktur s.id, Dimaz Maulana, menyatakan bahwa s.id Shop dihadirkan sebagai upaya konkret untuk memberi akses dan solusi monetisasi yang lebih luas bagi para pelaku kreatif.
“Dengan ekosistem konten digital yang terus tumbuh, s.id melihat peluang besar untuk mendukung bisnis kreator secara praktis dan efisien, mengubah konten menjadi sumber penghasilan berkelanjutan,” jelasnya.
Kemudahan integrasi juga menjadi keunggulan utama dari s.id Shop. Pengguna cukup membuat microsite sebagai etalase toko digital, lalu mengunggah produk digital melalui dashboard s.id Shop yang intuitif. Setelah itu, produk bisa ditampilkan langsung pada microsite dan dibagikan menggunakan tautan pendek yang bisa menjangkau calon pembeli dari berbagai saluran.
Sistem pembayaran yang diterapkan pun dirancang dengan standar keamanan tinggi dan mendukung beragam metode transaksi digital, memberi kenyamanan baik bagi penjual maupun konsumen.
Dashboard pusat memungkinkan pengaturan produk, pelacakan stok, dan analisis performa toko secara real-time, sehingga creator bisa fokus pada pengembangan konten dan strategi bisnis.
Di sisi keamanan, s.id menunjukkan komitmen yang serius. Platform ini aktif melakukan pemantauan konten berbahaya seperti phishing, pornografi, dan judi online. Hingga kini, lebih dari 209 ribu akun bermasalah telah berhasil diblokir, beserta ratusan ribu domain dan tautan berbahaya.
Kolaborasi dengan berbagai pihak seperti IDADX, NetCraft, VirusTotal, dan PhishLabs menjadikan s.id sebagai platform yang tidak hanya inovatif, tetapi juga bertanggung jawab.
Pertumbuhan ekosistem s.id tak berhenti di sini. Peningkatan jumlah pengguna sebesar 81% dalam setahun, serta lonjakan kunjungan harian hingga 37 juta, menunjukkan tingginya antusiasme terhadap layanan s.id.
Selain Shop, mereka juga tengah mengembangkan aplikasi tambahan seperti Klip.id untuk keperluan komunitas serta 321.id sebagai game trivia interaktif untuk survei online.
Didukung oleh Kementerian Komunikasi dan Digital melalui PANDI, s.id mengemban misi untuk membangun platform lokal yang sehat, aman, dan bermanfaat. Ketersediaan fitur Shop secara gratis menjadi langkah inklusif dalam membuka akses bisnis digital bagi semua orang—mulai dari freelancer hingga perusahaan.
Dengan penetrasi internet Indonesia yang telah mencapai 74,6% atau sekitar 212 juta pengguna menurut Data Reportal, potensi pasar toko digital sangat besar. s.id Shop bukan sekadar fitur tambahan, melainkan sebuah jembatan penting yang menghubungkan kreativitas dengan peluang ekonomi digital di era baru ini.