Manchester United mendapatkan gelar negatif sebagai klub dengan nilai transfer pemain terburuk secara global berdasarkan laporan terbaru dari CIES Football Observatory.
Analisis data dari tahun 2021 hingga kini mengungkap bahwa Setan Merah memiliki neraca akhir transfer negatif yang mencengangkan, yakni minus £421 juta (setara Rp8,42 triliun, dengan kurs £1 = Rp 20.000).
Melansir dari The Sun, berdasarkan laporan yang dirilis pada 27 November 2025 itu membeberkan dua komponen utama yang menjerumuskan United ke puncak “daftar memalukan” ini.
Pertama, klub mencatatkan kerugian netto sebesar £64 juta (Rp 1,28 triliun) dari penjualan pemain dalam empat tahun terakhir. Kedua, dan yang lebih mencengangkan, nilai skuad saat ini dinilai negatif £357 juta (Rp 7,14 triliun), yang merefleksikan penyusutan nilai drastis pada sejumlah pemain yang dibeli dengan mahal.
Investasi besar-besaran pada sejumlah pemain seperti Jadon Sancho, Rasmus Hojlund, dan Antony disebut-sebut sebagai penyumbang utama buruknya nilai transfer ini. Performa yang tidak memenuhi ekspektasi membuat nilai pasar pemain-pemain tersebut anjlok, sehingga memberikan dampak destruktif pada nilai keseluruhan skuad.
Posisi kedua dalam kategori terburuk ditempati oleh klub Saudi, Al-Hilal, dengan neraca negatif £420 juta (Rp 8,40 triliun).
Meski nilai skuad mereka (£248 juta/Rp 4,96 triliun) lebih baik £109 juta dari United, kerugian transfer yang mencapai £172 juta (Rp 3,44 triliun)—£108 juta lebih besar dari United—membuat mereka nyaris menyamai rekor negatif Setan Merah.
Liga Premier Inggris mendominasi peringkat atas dalam kategori negatif ini. West Ham United berada di posisi ketiga dengan neraca minus £265 juta (Rp 5,30 triliun), disusul Leicester City (minus £113m/Rp 2,26 triliun, peringkat 7), Leeds United (minus £82m/Rp 1,64 triliun, peringkat 8), dan Arsenal (minus £57m/Rp 1,14 triliun, peringkat 10). Dua klub Saudi lainnya, Al-Nassr dan Al-Ittihad, melengkapi lima besar terendah.
Kontras dengan Brighton dan Real Madrid
Di seberang spektrum, Brighton & Hove Albion menjadi kebanggaan Liga Premier dengan menduduki peringkat ketiga klub dengan nilai tukar terbaik di dunia. Strategi transfer mereka yang cermat menghasilkan neraca positif sebesar £415 juta (Rp 8,30 triliun).
Puncak klasemen terbaik ditempati oleh Eintracht Frankfurt dengan neraca fantastis £586 juta (Rp 11,72 triliun), diikuti raksasa Spanyol, Real Madrid (£517 juta/Rp 10,34 triliun).
Manchester City juga masuk dalam 10 besar dengan neraca £250 juta (Rp 5,00 triliun) (peringkat 8), sementara Liverpool berada di posisi 11 (£216m/Rp 4,32 triliun). Chelsea, meski merugi di penjualan, berhasil mencatatkan neraca positif kecil sebesar £37 juta (Rp 740 miliar) berkat nilai skuad yang sehat.
Temuan ini menjadi tantangan berat bagi Sir Jim Ratcliffe dan kepemimpinannya yang baru.
Laporan ini dengan jelas menggarisbawahi inefisiensi pasar transfer yang telah membebani klub berjuluk Setan Merah tersebut, menuntut perbaikan strategi yang mendesak untuk membawa United kembali ke jalur yang kompetitif secara finansial.
Kerugian triliunan rupiah ini menjadi bukti nyata betapa mahalnya kesalahan dalam perekrutan pemain di level elit sepak bola modern.
