YouTuber populer sekaligus pengacara, Law By Mike, mengumumkan langkah hukumnya untuk menggugat Roblox. Gugatan ini dilayangkan karena platform gim online tersebut diduga gagal memberikan perlindungan memadai bagi anak-anak yang menjadi pengguna utamanya.
Langkah hukum ini menambah panjang daftar tuntutan yang saat ini tengah menghantui Roblox Corporation di tengah gelombang kontroversi mengenai kebijakan moderasi konten dan keamanan pengguna di bawah umur.
Dalam video yang diunggah pada 1 September 2025, Law By Mike menyatakan bahwa ia bekerja sama dengan tim hukum milik YouTuber lain, Schlep, untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.
Meski gugatan resmi dari pihak Schlep belum diajukan, keduanya menegaskan tengah menggalang perhatian publik mengenai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh lemahnya sistem pengawasan di Roblox.
Menurut mereka, celah dalam moderasi telah membuka peluang bagi pelaku kejahatan untuk berinteraksi dengan anak-anak, bahkan berpotensi melakukan eksploitasi.
Kasus ini mengingatkan pada tuntutan sebelumnya terhadap Roblox terkait penculikan seorang anak perempuan berusia 13 tahun. Law By Mike dalam pernyataannya juga mengimbau siapa pun yang memiliki pengalaman serupa untuk segera menghubungi firma hukum yang ia wakili.
Langkah ini dinilai sebagai upaya memperluas gerakan hukum sekaligus memperkuat dasar tuntutan terhadap perusahaan gim asal Amerika Serikat tersebut.
Sementara itu, dikutip Mashable Indonesia dari GameRant, Roblox Corporation membantah tuduhan bahwa mereka abai terhadap keselamatan pengguna anak. Pihak perusahaan menegaskan bahwa reputasi negatif yang beredar belakangan ini tidak mencerminkan komitmen sebenarnya terhadap keamanan anak di platform.
Setelah Jaksa Agung Louisiana mengajukan gugatan pada pertengahan Agustus 2025 lalu, Roblox menyoroti adanya 40 fitur baru yang diterapkan sepanjang satu tahun terakhir untuk memperkuat perlindungan anak.
Beberapa di antaranya adalah penggunaan filter obrolan yang lebih ketat, kontrol orang tua yang lebih komprehensif, hingga pembatasan pengiriman pesan langsung bagi pengguna berusia di bawah 13 tahun.
Kendati demikian, Law By Mike melalui videonya menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut belum cukup. Menurutnya, Roblox tidak seaman yang diklaim perusahaan.
“Kami ingin membuka mata publik bahwa ada masalah serius dalam sistem ini, dan sudah saatnya langkah hukum diambil,” tegasnya dalam video unggahan tersebut.
Masalah yang dihadapi Roblox semakin kompleks ketika lebih dari 120.000 orang menandatangani petisi daring untuk mendesak agar CEO Roblox segera dicopot dari jabatannya.
Tekanan publik ini menambah beban perusahaan yang juga tengah menghadapi gugatan dari negara bagian Louisiana dengan tuduhan lalai melindungi pengguna di bawah umur.
Meski diterpa berbagai persoalan, performa Roblox di pasar gim daring masih tergolong kuat. Jumlah pemain tetap menunjukkan angka yang mengesankan, menandakan bahwa kontroversi hukum dan tuntutan publik belum berdampak signifikan terhadap popularitas platform tersebut.
Namun, para pengamat menilai situasi ini bisa berubah jika tekanan hukum terus meningkat dan semakin banyak pihak yang bergabung dalam aksi gugatan.
Selain menyoroti persoalan keamanan anak, Roblox baru-baru ini juga mengumumkan perubahan kebijakan terkait konten dewasa. Perusahaan menaikkan batas usia minimum bagi pengguna yang ingin mengakses konten terbatas, serta mengurangi visibilitas konten semacam itu agar tidak mudah ditemukan oleh pengguna di bawah umur.
Meski langkah ini dinilai positif, belum jelas apakah perubahan kebijakan ini cukup untuk meredam kritik tajam dari publik maupun pihak berwenang.
Hingga kini, jalannya proses hukum terhadap Roblox masih belum bisa dipastikan arah penyelesaiannya. Namun dengan semakin banyaknya pengacara, YouTuber, dan publik yang bergabung dalam tuntutan, tekanan terhadap Roblox Corporation diperkirakan akan terus meningkat.