Menteri Agama Nasaruddin Umar
Parepare (Kemenag) — Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare terus berkembang. Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) binaan Kementerian Agama itu kini punya Gedung Laboratorium Terpadu.
Gedung lima lantai ini diresmikan Menteri Agama Nasaruddin Umar, Jumat (25/7/2025). Kepada civitas academika IAIN Parepare, Menag berpesan agar pendidikan di kampus PTKIN tidak terjebak pada rasionalitas semata.
Menag mengajak mahasiswa dan dosen untuk kembali pada nilai spiritual, melalui kurikulum cinta dan penghormatan terhadap alam sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
“Kita terlalu banyak berkonsentrasi, tapi jarang berkontemplasi, sistem pendidikan kita banyak menyentuh otak, tapi tidak sampai menyentuh hati. Padahal, pendidikan yang ideal adalah yang menyentuh keduanya” kata Menag.
Menag memperkenalkan konsep kurikulum cinta sebagai pendekatan holistik dalam pendidikan. “Bahasa Arab memiliki 14 istilah untuk cinta. Cinta suami disebut mawadah, cinta istri rahmah. Rumah tangga yang sakinah lahir dari kombinasi keduanya. Begitu pula dalam masyarakat, harus ada keseimbangan antara cinta maskulin dan feminin,” jelasnya.
Menag mengungkapkan bahwa kurikulum cinta bukan hanya diterapkan di ruang kelas. Cinta harus menjadi bagian dari cara hidup—di rumah, kantor, hingga hubungan dengan sesama dan alam. Menurutnya, masyarakat saat ini terlalu dikendalikan oleh dorongan luar: jabatan, uang, dan ambisi, sehingga melupakan jati diri batiniah.
“Kita harus kembali ke dalam diri. Lakukan kontemplasi. Jangan hanya hidup berdasarkan tekanan eksterior. Pendidikan seharusnya membantu manusia menyadari siapa dirinya,” tegasnya.
Selain kurikulum cinta, Menag juga menyoroti pentingnya resakralisasi alam atau ekoteologi, sebagai tanggapan atas krisis lingkungan dan spiritualitas modern. Ia mengingatkan agar alam tidak dipandang sebagai objek eksploitasi, melainkan sebagai makhluk hidup yang sakral, sebagaimana manusia.
“Kalau alam ini berasal dari Tuhan, dan Tuhan itu Mahasakral, maka alam juga sakral. Pohon, laut, gunung—semuanya bertasbih. Jadi jangan hanya kita tebang, timbun, dan bakar tanpa rasa,” ujarnya.
Di akhir kuliah umum, Menag mengajak seluruh civitas akademika IAIN Parepare untuk menjadi pionir dalam mengembangkan pendidikan yang berpijak pada spiritualitas, cinta, dan ekosistem.
“Kurikulum cinta dan kesadaran ekologis harus menjadi basis pendidikan kita ke depan. Kalau ingin jadi kampus unggul, jangan hanya canggih teknologinya, tapi juga luhur nilai-nilainya,” pungkasnya.