Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengumumkan keputusan mengejutkan hari ini dengan mengakhiri kerja sama lebih awal dengan pelatih kepala Timnas Indonesia senior, Patrick Kluivert. Pengumuman ini datang hanya empat hari setelah skuad Garuda tersingkir dari Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, di mana mereka gagal meraih satu poin pun dari dua laga krusial melawan Arab Saudi dan Irak.
Keputusan ini menandai akhir dari perjalanan intensif Kluivert bersama timnas selama hampir 12 bulan, sejak ia ditunjuk sebagai pengganti Shin Tae-yong pada Januari lalu.
Kluivert, mantan bintang Ajax Amsterdam dan Barcelona yang kini berusia 49 tahun, awalnya dikontrak selama dua tahun hingga 2027, lengkap dengan opsi perpanjangan. Namun, kegagalan timnas mencapai target lolos ke putaran final Piala Dunia 2026—turnamen yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko—mempercepat akhir era Belanda di sepak bola Indonesia.
PSSI menegaskan bahwa pemutusan ini dilakukan melalui mekanisme mutual termination, atau kesepakatan bersama kedua pihak, sebagai bagian dari evaluasi mendalam terhadap program pembinaan nasional.
Dalam pernyataan resminya yang dirilis melalui situs PSSI, federasi sepak bola nasional itu menyampaikan apresiasi atas dedikasi Kluivert dan stafnya, termasuk asisten pelatih seperti Alex Pastoor, Gerald Vanenburg, dan Frank Van Kempen.
“Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Tim Kepelatihan Tim Nasional Indonesia secara resmi menyepakati pengakhiran kerja sama lebih awal melalui mekanisme mutual termination,” bunyi kutipan utama dari rilis tersebut.
“Kesepakatan ini ditandatangani antara PSSI dan Para Pihak di Tim Kepelatihan yang sebelumnya terikat kontrak kerja sama berdurasi dua tahun. Penghentian kerja sama ini dilakukan atas dasar persetujuan kedua pihak, dengan mempertimbangkan dinamika internal dan arah strategis pembinaan tim nasional ke depan. Dengan berakhirnya kerja sama tersebut, Tim Kepelatihan tersebut tidak lagi menangani Timnas Indonesia di level senior, U23, maupun U20.”
Pernyataan PSSI melanjutkan dengan nada hormat: “PSSI menyampaikan apresiasi atas kontribusi seluruh anggota tim kepelatihan selama masa tugasnya. Langkah ini diambil sebagai bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap program pembinaan dan pengembangan sepak bola nasional. Kami mengucapkan terima kasih kepada Coach Patrick Kluivert dan timnya atas komitmen dan profesionalisme yang telah mereka tunjukkan. Semangat dan kehadiran mereka di Indonesia akan selalu dikenang dengan rasa hormat, dan kami mendoakan yang terbaik untuk langkah mereka selanjutnya.”
Keputusan ini segera memicu reaksi beragam di kalangan pencinta sepak bola Tanah Air.
Perjalanan Kluivert di Indonesia memang penuh liku. Ia tiba di Jakarta pada 11 Januari 2025 dengan harapan tinggi, membawa pengalaman sebagai direktur olahraga PSG, pelatih Curaçao di kualifikasi Piala Dunia 2018, dan asisten Clarence Seedorf di Kamerun. Debutnya di Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 berlangsung gemilang: kemenangan atas China dan Bahrain menjadi sorotan, meski kekalahan dari lawan tangguh seperti Jepang dan Australia tak terhindarkan. Secara keseluruhan, di bawah tangan Kluivert, timnas meraih enam poin dari enam laga Ronde 3, cukup untuk lolos ke Ronde 4 sebagai peringkat ketiga Grup C. Namun, di fase pamungkas ini, skuad Garuda kebobolan 15 gol dalam delapan pertandingan sepanjang kualifikasi, menunjukkan kelemahan defensif yang menjadi sorotan utama.
Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri Pemuda dan Olahraga, Erick Thohir, turut angkat bicara melalui akun media sosialnya sore ini, menekankan rasa hormat dan ucapan terima kasih. “Terima kasih atas kontribusi yang sudah diberikan Coach Patrick Kluivert dan Tim Kepelatihan selama hampir 12 bulan untuk PSSI & Timnas Indonesia,” tulis Erick.
“Dengan penuh rasa hormat, PSSI dan Coach Patrick & Tim Kepelatihan sepakat untuk mengakhiri kerja sama ini. Terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan Timnas Indonesia dan berjuang bersama untuk Merah Putih . Terima kasih juga untuk seluruh suporter, pemain beserta keluarga dan ofisial yang sudah berjuang dan memberikan dukungan untuk Timnas Indonesia yang bisa melaju hingga Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang merupakan sejarah dalam dunia sepak bola Indonesia. Kita akan melakukan evaluasi dan menentukan target bagi Timnas Indonesia berikutnya untuk bisa masuk ranking 100 besar FIFA, Piala Asia 2027, dan Piala Dunia 2030.”
Pernyataan Erick ini seolah menutup babak sementara dengan optimisme, meski tak sedikit yang mempertanyakan mengapa target lolos Piala Dunia 2026 tak pernah secara eksplisit diberikan kepada Kluivert sejak awal. Saat peluncurannya, Erick sempat mengakui bahwa prioritas utama adalah membangun fondasi jangka panjang, bukan janji instan.
Kini, dengan Kluivert out, PSSI dihadapkan pada tugas mencari pengganti baru—mungkin kembali ke pelatih lokal atau figur Asia Tenggara untuk stabilitas. Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, mengonfirmasi bahwa rapat Exco akan segera digelar pasca-acara keluarga Erick akhir pekan ini, untuk membahas laporan lengkap dari Sumardji.Kegagalan ini tentu menorehkan luka bagi 284 juta rakyat Indonesia yang sempat bermimpi menyaksikan Garuda di panggung dunia untuk pertama kalinya.
Namun, seperti ditegaskan Erick, pencapaian Ronde 4 tetap menjadi milestone bersejarah, mengingat peringkat FIFA Indonesia yang masih berada di kisaran 120-an. Ke depan, fokus beralih ke Piala AFF 2025 dan pembinaan usia muda, dengan harapan era baru ini membawa angin segar.
Bagi Kluivert, yang kini kembali ke Belanda, babak selanjutnya mungkin di klub Eropa atau proyek internasional lain—tapi kenangan di Tanah Air, penuh gejolak, pasti tak akan pudar begitu saja.