Awal 2025 menjadi masa penuh tantangan bagi sektor ketenagakerjaan di Indonesia, ditandai oleh gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang signifikan di berbagai sektor industri, termasuk tekstil, garmen, dan manufaktur.
Berdasarkan data dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), lebih dari 60.000 pekerja kehilangan pekerjaan dalam dua bulan pertama tahun tersebut, sementara Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melaporkan angka sekitar 40.000 orang.
Ketimpangan data ini mengindikasikan kurangnya pelaporan langsung dari lapangan, meski Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat 3.325 kasus PHK resmi selama periode tersebut.
Sejumlah perusahaan besar, seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), PT Danbi International, dan PT Sanken Indonesia, terpaksa melakukan PHK massal akibat tekanan ekonomi global. Sritex, misalnya, memberhentikan lebih dari 10.000 pekerja setelah menyatakan pailit. Wilayah yang paling terdampak adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Freelance dan Kerja Remote: Alternatif Pasca-PHK
Dalam menghadapi dampak PHK, banyak pekerja mulai beralih ke pekerjaan freelance dan kerja remote yang memungkinkan mereka bersaing di pasar global tanpa harus berpindah negara.
Profesi seperti desainer grafis, penulis konten, web developer, serta motion graphic artist menjadi pilihan populer, didukung oleh peningkatan permintaan di industri digital. Kerja jarak jauh yang semakin diterima sejak pandemi juga membuka peluang baru bagi tenaga kerja Indonesia untuk terhubung dengan perusahaan internasional.
Industri Teknologi dan AI Tetap Menjadi Magnet Tenaga Kerja
Meskipun terdampak oleh PHK, sektor teknologi tetap menjadi pilar utama dalam menciptakan lapangan kerja baru. Transformasi digital, kebutuhan akan efisiensi, serta adopsi teknologi canggih seperti komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI) mendorong permintaan terhadap data analyst, software engineer, cloud engineer, dan AI specialist. Peran-peran ini memainkan peran strategis dalam mengadaptasi industri terhadap perkembangan zaman.
Selain itu, di sektor teknologi permintaan terhadap tenaga kerja digital tetap tinggi, meskipun industri ini sempat terdampak oleh gejolak ekonomi. Profesi seperti software engineer, data analyst, cloud engineer, serta AI specialist terus mengalami pertumbuhan pesat.
Digital Career Bootcamp: Solusi Reskilling Tenaga Kerja
Sebagai respons terhadap gelombang PHK, berbagai inisiatif reskilling, seperti Digital Career Bootcamp dari Maxy Academy, telah bermunculan untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menghadapi perubahan kebutuhan industri.
Dengan pendekatan berbasis proyek dan kurikulum inovatif, bootcamp ini dirancang untuk membekali peserta dengan keterampilan digital seperti pengembangan web, desain UI/UX, dan pemasaran digital. Program ini menjadi solusi tepat bagi mereka yang ingin berpindah karier atau bekerja secara remote.
Perubahan di dunia ketenagakerjaan Indonesia mengharuskan pekerja untuk lebih adaptif dan siap menghadapi era baru yang didominasi oleh pola kerja hybrid, remote, dan kolaborasi lintas negara. Dengan peluang baru yang tercipta melalui reskilling dan transformasi teknologi, masa depan dunia kerja Indonesia tetap penuh harapan.