Pembalap muda asal Gunungkidul, Yogyakarta, Veda Ega Pratama, telah mencuri perhatian dunia balap motor internasional melalui performa gemilangnya di Red Bull Rookies Cup 2025. Kemenangannya di Race 2 seri Sachsenring, Jerman, pada Minggu, 13 Juli 2025, tidak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga memperkenalkan budaya lokal melalui selebrasi unik ala tarian Pacu Jalur khas Riau.
Di usia yang baru menginjak 16 tahun, Veda menunjukkan bakat luar biasa dan mental juara yang membuatnya menjadi salah satu penantang serius di ajang balap junior paling bergengsi ini.
Profil Singkat Veda Ega Pratama
Veda Ega Pratama lahir pada 23 November 2008 di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Anak dari mantan pebalap Sudarmono, Veda telah menunjukkan ketertarikan pada dunia balap sejak usia dini. Pada usia empat tahun, ia mulai terpikat dengan sepeda motor saat melihat ayahnya berlatih. Dukungan keluarga, terutama dari kedua orang tuanya, menjadi pendorong utama dalam perjalanan kariernya.
Selain balap, Veda juga memiliki hobi memancing dan bersepeda, menunjukkan sisi santainya di luar lintasan. Mengidolakan legenda MotoGP Casey Stoner, Veda bercita-cita mengukir prestasi serupa di panggung balap dunia. Sebagai bagian dari binaan Astra Honda Motor (AHM), ia telah meniti karir dengan disiplin dan dedikasi yang luar biasa.
Kiprah Veda Ega Pratama di Dunia Balap
Perjalanan Veda di dunia balap dimulai dari kompetisi lokal sebelum akhirnya menembus panggung internasional. Pada 2023, ia menjuarai Idemitsu Asia Talent Cup (IATC), sebuah prestasi yang membawanya promosi ke Red Bull Rookies Cup pada 2024.
Debutnya di ajang ini langsung menunjukkan potensi besar, dengan dua kali naik podium ketiga di Austria dan Spanyol. Namun, 2025 menjadi tahun keemasan bagi Veda. Kemenangan perdananya di Race 1 Mugello, Italia, pada 21 Juni 2025, menjadi tonggak sejarah sebagai pebalap Indonesia pertama yang memenangkan balapan di Red Bull Rookies Cup. Tak berhenti di situ, ia kembali mendominasi Race 2 Mugello sehari kemudian, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu bintang muda yang patut diperhitungkan.
Keberhasilan Veda di Mugello diikuti dengan penampilan konsisten di seri-seri berikutnya. Meski sempat menghadapi tantangan di lintasan basah, seperti finis keempat di Race 1 Sachsenring pada 12 Juli 2025, ia terus menunjukkan kemajuan. Bersama rekan senegaranya, Kiandra Ramadhipa, Veda membuktikan bahwa pebalap Indonesia mampu bersaing dengan talenta-talenta terbaik dari Eropa dan seluruh dunia.
Kunci Kemenangan di Race 2 Sachsenring
Kemenangan Veda di Race 2 Red Bull Rookies Cup 2025 di Sirkuit Sachsenring menjadi sorotan utama. Memulai balapan dari posisi ketujuh, Veda menghadapi persaingan sengit dengan 15 pebalap lain yang mengendarai motor KTM. Balapan selama 19 lap itu penuh drama, dengan kondisi lintasan kering yang memungkinkan strategi berbeda dibandingkan Race 1 yang basah. Veda menjelaskan bahwa kunci suksesnya adalah tetap tenang di tengah aksi saling salip yang intens.
“Sejak awal, saya coba ke depan, tapi semua rider saling salip. Jadi setelah lap kedua, saya ubah strategi: tetap tenang dan bertahan di grup terdepan,” ujarnya.
Pada tiga lap terakhir, Veda memanfaatkan kondisi ban yang masih prima untuk mendorong motornya secara maksimal. Ia berhasil merebut posisi terdepan dan mempertahankannya hingga garis finis. Keberuntungan juga berpihak padanya ketika dua rival utama, Hakim Danish (Malaysia) dan Brian Uriarte (Spanyol), mengalami kecelakaan dan gagal finis, membuka peluang besar bagi Veda untuk mendekati puncak klasemen.
Selebrasinya usai balapan menjadi momen ikonik, di mana ia melakukan gerakan “aura farming” ala tarian Pacu Jalur, sebuah tradisi perahu dayung dari Riau yang sedang viral di media sosial. Selebrasi ini tidak hanya mencuri perhatian, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke panggung dunia.
Posisi Klasemen di Red Bull Rookies Cup 2025
Kemenangan di Race 2 Sachsenring menambah 25 poin bagi Veda, membawanya mengumpulkan total 130 poin dari 10 balapan yang telah digelar. Hasil ini menempatkannya di peringkat ketiga klasemen sementara Red Bull Rookies Cup 2025, hanya terpaut 11 poin dari Brian Uriarte di posisi kedua dan 24 poin dari Hakim Danish yang masih memimpin dengan 154 poin.
Posisi ini menunjukkan progres luar biasa Veda, terutama setelah memangkas jarak signifikan dari puncak klasemen. Dengan beberapa seri tersisa, termasuk di Red Bull Ring dan Misano, peluang Veda untuk mengejar gelar juara semakin terbuka lebar.
Menatap Masa Depan
Kemenangan Veda Ega Pratama di Sachsenring bukan sekadar prestasi individu, tetapi juga simbol kebangkitan balap motor Indonesia di kancah global. Dengan bakat, strategi cerdas, dan dukungan kuat dari tim serta penggemar, Veda berpotensi menjadi pebalap Indonesia pertama yang menembus MotoGP. Selebrasi Pacu Jalurnya di Sachsenring menjadi pengingat bahwa ia tidak hanya membawa nama bangsa, tetapi juga kekayaan budaya Indonesia. Dunia kini menantikan langkah berikutnya dari “cah Gunungkidul” yang terus mengukir sejarah.