Sejumlah perusahaan kecil di industri game meja menggugat kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan mantan Presiden Donald Trump, menuding kebijakan tersebut membebani bisnis dan melanggar konstitusi.
Kebijakan tarif impor dari pemerintahan mantan Presiden Donald Trump kembali menjadi sorotan setelah sekelompok produsen game meja dan pelaku usaha kecil lainnya secara resmi mengajukan gugatan ke Pengadilan Perdagangan Internasional Amerika Serikat pada Kamis, 24 April 2025.
Dilansir dari The Verge, dalam gugatan tersebut, para penggugat menyebut bahwa kebijakan tarif sebesar 145 persen atas barang-barang yang diimpor dari China bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga dianggap tidak sah dan inkonstitusional.
Kebijakan ini disebut menyulitkan operasional perusahaan dan mengancam kelangsungan bisnis kecil yang sangat bergantung pada jalur produksi luar negeri, terutama China.
Produsen Game Tabletop Jadi Korban Terbesar
Industri yang paling terdampak dari tarif ini adalah sektor game meja (tabletop games), yang sebagian besar komponennya seperti papan, kartu, dadu, dan miniatur dicetak atau diproduksi di pabrik-pabrik China.
Para produsen game ini menilai bahwa tarif baru yang sangat tinggi akan membuat biaya produksi membengkak, yang pada akhirnya membebani konsumen dan memperlambat pertumbuhan bisnis mereka.
Beberapa perusahaan game yang tergabung dalam gugatan ini meliputi:
- Stonemaier Games, salah satu produsen game papan ternama, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah memiliki produk siap kirim yang kemungkinan akan dikenakan tarif jutaan dolar karena kebijakan ini.
- Spielcraft Games menyebutkan bahwa mereka telah membayar tarif sebesar $4.335,40 hanya untuk satu set board game yang diimpor dari China pada bulan ini saja.
- Rookie Mage Games mengaku telah membayar lebih dari $3.100 dalam bentuk tarif, dan akan terus membayar jumlah serupa untuk setiap impor selanjutnya.
- XYZ Game Labs memperkirakan akan terkena tarif dalam jumlah besar atas barang-barang yang masih dalam proses produksi di China.
- Tinkerhouse menyebut bahwa mereka tengah memproduksi aksesori tabletop roleplaying game (RPG) di China, dan akan dikenakan tarif tinggi saat barang tersebut diimpor ke AS.
Tak Hanya Industri Game, Bisnis Kecil Lain Ikut Gugat
Selain perusahaan dari industri game, gugatan ini juga mencakup beberapa pelaku usaha kecil lain yang terkena dampak serupa. Misalnya, Princess Awesome, perusahaan pakaian anak, serta Mischief Toy Store, sebuah toko mainan yang berbasis di Saint Paul, Minnesota.
Mereka menyatakan bahwa tarif ini berdampak langsung terhadap rantai pasok mereka yang selama ini bergantung pada manufaktur di luar negeri.
Dalam jangka panjang, jika kebijakan ini terus diberlakukan, banyak dari mereka terpaksa akan mengurangi jumlah karyawan atau menaikkan harga produk secara drastis untuk bertahan hidup.
Gugatan Serupa dari Negara Bagian
Gugatan dari kelompok bisnis kecil ini datang sehari setelah 12 negara bagian AS, yang dipimpin oleh Jaksa Agung New York Letitia James, juga mengajukan gugatan terhadap kebijakan tarif ini.
Letitia menyebut bahwa kebijakan tersebut “melanggar hukum” dan tidak memperhitungkan dampak buruk terhadap pelaku usaha kecil dan konsumen.
Dalam pernyataannya kepada media, CEO dari Learning Resources—perusahaan mainan edukatif yang juga mengajukan gugatan serupa—mengatakan bahwa kebijakan ini merupakan “jalan menuju bencana” bagi sektor usaha kecil dan menengah di Amerika Serikat.
Pemerintah AS Pertimbangkan Penyesuaian Tarif
Meski gugatan hukum mulai berdatangan dari berbagai pihak, nasib tarif tinggi tersebut masih belum jelas. The Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintahan Trump tengah mempertimbangkan untuk mengurangi sebagian tarif terhadap barang-barang dari China, namun hingga kini belum ada pengumuman resmi.
Sementara itu, para pelaku industri berharap agar pengadilan dapat segera memberikan keputusan yang adil dan mempertimbangkan kondisi sulit yang mereka alami.
Mereka juga mengajak komunitas gamer, konsumen, dan publik luas untuk mendukung perjuangan mereka dalam mempertahankan industri kreatif lokal yang tengah tertekan akibat kebijakan ini.