Industri crypto Indonesia kembali mencetak sejarah. PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one di Indonesia, menghadirkan gebrakan baru dengan meluncurkan Crypto Museum pertama di Indonesia pada gelaran Coinfest Asia 2025, festival crypto terbesar se-Asia yang berlangsung di Bali.
Dengan mengusung tema “Artificial Forest” berbalut nuansa cyberpunk, Crypto Museum ini menceritakan perjalanan panjang dunia cryptocurrency, mulai dari kelahiran Bitcoin hingga perkembangan blockchain modern.
Tidak hanya jadi ruang edukasi, museum ini juga dirancang sebagai sarana hiburan interaktif bagi pengunjung, sehingga lebih mudah memahami sejarah crypto dengan cara yang fun dan relevan untuk generasi digital.
Baca juga: Tahukah Kamu? Ini Cara Stock to Flow dalam Menilai Aset Kripto
Rangkaian Aktivitas Seru di Coinfest Asia 2025
Partisipasi PINTU di ajang ini tidak sebatas menghadirkan Crypto Museum. Mereka juga menggelar Pintu Futures Live Trading Competition dengan total hadiah hingga $5.000 yang sukses menarik minat para trader muda.
Selain itu, ada pula sesi media gathering bertema “Embracing the Full Moon: Mass Adoption of Crypto and Innovations in Indonesia” yang menghadirkan diskusi mendalam mengenai masa depan aset digital di Tanah Air.
Sebagai puncak acara, PINTU bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) menghadirkan “Pintu x AWS: Satoshi Sunset Party”, sebuah perayaan penutup yang memadukan musik, hiburan, dan networking antar-komunitas crypto.
Indonesia dalam Peta Adopsi Crypto Global
Dalam sesi media gathering, Timothius Martin, Chief Marketing Officer PINTU, menegaskan bahwa Indonesia kini berada di posisi strategis dalam peta crypto global.
Menurutnya, regulasi yang semakin jelas dan adanya infrastruktur seperti bursa kripto CFX, lembaga kustodian, dan kliring, menjadikan pasar crypto Indonesia lebih aman bagi para investor.
“Posisi Indonesia di peta crypto global dari sisi regulasi sangat maju dan bahkan bisa menjadi yang terbaik di Asia dan berpotensi jadi role model di global. Adanya bursa kripto CFX, lembaga kustodian dan kliring meningkatkan keamanan bagi user crypto Indonesia,” ungkapnya.
Tak hanya dari sisi regulasi, performa PINTU juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Sebagai informasi, per Juli 2025, aplikasi ini telah diunduh lebih dari 10 juta kali, dengan Monthly Trade User (MTU) mencatatkan rekor tertinggi sejak 2021.
Produk unggulan Pintu Futures bahkan berhasil tumbuh hingga 170% secara bulanan, menjadikannya salah satu platform favorit trader derivatif crypto di Indonesia.
Visi Stablecoin untuk Kedaulatan Rupiah
Salah satu diskusi menarik dalam acara ini datang dari Nathanael Christian, Co-Founder & CEO IDRX, yang menyoroti pentingnya stablecoin berbasis rupiah.
Menurutnya, saat ini lebih dari 99% investor crypto masih bergantung pada dolar AS. Hal ini berpotensi membuat aliran dana keluar dari Indonesia tanpa disadari.
“Kami sangat berharap ketergantungan negara kita terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dapat menurun. Lebih dari 99% investor crypto menggunakan dollar AS backed by stablecoin. Harapannya bukan soal kegunaan rupiah tapi soal kedaulatan rupiah yang tidak boleh tergantikan oleh mata uang lainnya,” ujarnya.
Pernyataan ini menegaskan pentingnya kolaborasi antara regulator, pelaku usaha, dan komunitas crypto untuk menciptakan ekosistem yang sehat sekaligus menjaga kepentingan nasional.
Baca juga: PINTU Hadirkan Fitur Price Protection untuk Perdagangan Derivatif Crypto
Harapan untuk Komunitas Web3 Indonesia
Diskusi juga menghadirkan Febi Mettasari, seorang developer Web3 perempuan asal Indonesia yang sukses memenangkan hackathon internasional Sui Overflow 2025. Menurutnya, komunitas memiliki peran besar dalam membangun ekosistem crypto yang lebih beragam.
“Community itu powerful dan menjadi wadah yang membantu user untuk bisa mengenal crypto dan Web3. Namun memang yang paling laku adalah trading community karena masih fokus pada use case trading. Padahal banyak komunitas di luar trading seperti developer dan builders community yang semakin berkembang di Indonesia,” ungkap Febi.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan regulasi agar talenta lokal tidak tertinggal dalam kompetisi global.
Sekadar informasi, Coinfest Asia 2025 yang dihadiri hampir 1.000 pengunjung ini turut diramaikan oleh berbagai pelaku industri, termasuk lembaga Self-Regulatory Organization (SRO) seperti CFX, KKI, & ICC, serta perusahaan Aset Keuangan Digital (PAKD) seperti Indodax, Reku, Floq, Mobee, Upbit, hingga Koinsayang.
Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa industri crypto di Indonesia semakin solid dengan komitmen bersama untuk membangun ekosistem yang aman, transparan, dan berkelanjutan.
Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan berbagai aktivitas menarik, mulai dari boxing arcade, pameran seni digital, hingga penampilan musik yang membuat suasana semakin meriah.