Warga di berbagai kota, termasuk Bekasi, akhir-akhir ini dibuat penasaran oleh aplikasi World App yang menawarkan imbalan finansial hanya dengan memindai iris mata.
Teknologi di balik sistem ini dikenal sebagai Orb, perangkat canggih yang menjadi inti dari proyek Worldcoin.
Tapi apa sebenarnya teknologi Orb ini? Apakah benar-benar aman? Dan mengapa iris mata digunakan sebagai kunci identitas digital?
Mengenal Teknologi Orb dan Tujuannya
Orb adalah perangkat pemindai iris mata berbasis biometrik yang dikembangkan oleh Tools for Humanity, sebuah perusahaan teknologi yang didirikan oleh Sam Altman, CEO dari OpenAI bersama Alex Blania.
Perangkat ini dirancang untuk membedakan manusia dari kecerdasan buatan (AI) dalam dunia digital yang semakin kompleks. Orb bekerja dengan cara memindai iris pengguna untuk membuat World ID, sebuah identitas digital yang bersifat unik dan tidak bisa dipalsukan.
Baca juga: Bikin Heboh Bekasi, Komdigi Bekukan Izin Worldcoin dan WorldID!
Dalam proses kerjanya, Orb dilengkapi dengan kamera resolusi tinggi dan sensor optik multispektral. Perangkat ini menangkap pola iris yang sangat detail dan mengubahnya menjadi representasi kriptografis (kode terenkripsi).
Menariknya, gambar asli dari iris tidak disimpan, demi menjaga privasi pengguna. Data biometrik ini kemudian digunakan untuk menghasilkan World ID secara anonim.
​World ID ini kemudian bisa digunakan untuk mengakses berbagai layanan digital, dari sistem login tanpa password hingga transaksi keuangan berbasis blockchain.
Teknologi ini memungkinkan seseorang membuktikan bahwa dirinya adalah manusia sungguhan tanpa harus memberikan data pribadi seperti nama atau email.
Insentif Digital Lewat Token WLD
Sebagai bentuk imbalan atas partisipasi pengguna, Worldcoin memberikan token kripto bernama WLD yang bisa dikelola melalui aplikasi World App. Token ini menjadi daya tarik utama bagi masyarakat, termasuk yang terjadi di Indonesia, di mana antrean panjang terlihat di beberapa titik pemindaian seperti Narogong dan Bojong Rawalumbu, Bekasi.
Token WLD ini bisa digunakan dalam ekosistem Web3, bahkan berpotensi menjadi bagian dari skema Universal Basic Income (UBI) berbasis kripto yang tengah diuji coba oleh Worldcoin.
Meskipun nilai token ini berfluktuasi seperti halnya aset kripto lainnya, banyak warga yang tertarik mencoba karena imbalannya bisa mencapai ratusan ribu rupiah hanya dengan satu kali pemindaian.
Kontroversi dan Kekhawatiran Privasi
Meski menjanjikan masa depan identitas digital yang lebih aman, proyek Worldcoin tidak luput dari kritik. Beberapa pakar dan aktivis privasi data menyoroti penggunaan biometrik sebagai alat identifikasi global.
Kekhawatiran utama adalah potensi penyalahgunaan data iris, meskipun Worldcoin menyatakan bahwa data tersebut tidak disimpan dan hanya digunakan untuk membuat World ID secara anonim.
Baca juga: Sam Altman Resmi Luncurkan Worldcoin di AS, Proyek Kripto Pemindai Bola Mata
Tools for Humanity menekankan bahwa seluruh perangkat Orb telah dirancang untuk bisa diaudit secara independen. Selain itu, semua data dienkripsi dan dikelola sesuai prinsip data minimization, yaitu hanya menggunakan informasi yang benar-benar diperlukan.
Sekadar informasi, Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengambil langkah tegas dengan membekukan sementara izin operasional layanan Worldcoin dan WorldID di Indonesia.
Keputusan ini diumumkan secara resmi pada Minggu, 4 Mei 2025, sebagai bagian dari upaya perlindungan ruang digital nasional dari potensi pelanggaran dan risiko terhadap masyarakat.
Pembekuan tersebut dilakukan melalui penghentian sementara atas Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) milik dua layanan digital tersebut.
Komdigi menyebut langkah ini sebagai tindakan preventif, menyusul adanya laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang diduga melibatkan Worldcoin dan WorldID.