Pemilik Liverpool, Fenway Sports Group (FSG) berencana untuk memperluas gurita bisnis sepak bolanya di Spanyol.
Awalnya, FSG berniat mengakuisisi Malaga. Namun, upaya ini gagal setelah Qatar Sports Investment (QSI) memenangkan hak investasi di tim Spanyol tersebut. QSI juga merupakan pemegang saham terbesar PSG.
Menurut Marca, FSG memutuskan untuk mengalihkan perhatian mereka ke Getafe. Pemilik Liverpool melakukan penelitian dan mengevaluasi kelayakan kesepakatan tersebut. FSG menilai Getafe sebagai klub bergengsi di LaLiga, bermarkas di Madrid, dan memiliki potensi untuk pengembangan di masa mendatang.
Namun, FSG menghadapi sikap keras kepala Angel Torres, Presiden dan pemegang saham utama Getafe. Ia diperkirakan akan tetap menduduki jabatan tersebut setidaknya selama 2 tahun ke depan. Hal ini menjadi kendala besar bagi pemilik Liverpool.
FSG belajar dari model pengembangan City Football Group (CFG), pemilik Manchester City. CFG telah berhasil mengembangkan klub waralaba di AS, Australia, Prancis, Italia, dan Spanyol. Di La Liga, Girona Club berada di bawah manajemen CFG.
FSG menjadi pemilik Liverpool pada tahun 2010. Meskipun banyak tawaran menarik, grup tersebut tidak pernah berniat menjual tim kota pelabuhan tersebut kepada investor lain.
FSG telah membantu Liverpool meraih kesuksesan signifikan selama satu dekade terakhir, dan yang terbaru adalah memenangkan gelar Liga Primer 2024/25 . Akan tetapi, grup ini juga sering menghadapi kritik dari sejumlah penggemar, terutama karena kurangnya investasi dalam tim.
Selain Liverpool, FSG memiliki beberapa klub olahraga lain, termasuk Boston Red Sox (bisbol), Pittsburgh Penguins (hoki), dan RFK Racing (balap Nascar).
Liverpool Bisa Meraup Untung Besar Lagi dari PSG Senilai Rp2,2 Triliun
Di sisi lain, Liverpool tidak berniat menghentikan bursa transfer musim panas ini setelah menyelesaikan dua perekrutan besar yakni Jeremie Frimpong dan Florian Wirtz.
Frimpong bergabung dengan Liverpool dari Bayer Leverkusen dengan harga 29,5 juta poundsterling, sementara Wirtz menuntaskan transfer yang memecahkan rekor dunia sebesar 127 juta pound. Itu adalah langkah yang jelas dari Liverpool, yang mengalahkan Manchester City dan Bayern Munich untuk mendapatkan tanda tangan pemain Jerman itu, dan siap untuk melanjutkan ambisi mereka di bursa transfer.
Menurut media Inggris, Bradley Barcola dari Paris Saint-Germain menjadi target Liverpool berikutnya di bursa transfer musim panas. Pemain berusia 22 tahun itu juga diincar Bayern Munich, tetapi Liverpool yakin bisa mengalahkan raksasa Jerman itu, seperti yang mereka lakukan dengan Wirtz.
Barcola kini bernilai 100 juta poundsterling atau sekitar Rp2,2 triliun meskipun tidak lagi menjadi pemain inti di PSG. Mantan pemain Lyon itu hanya bermain selama 27 menit terakhir saat PSG menang 5-0 atas Inter Milan di final Liga Champions .
Namun, ia tetap menjadi bagian penting dari skuad Luis Enrique, tampil 58 kali di semua kompetisi musim lalu meski jarang menjadi starter. Trio penyerang Khvicha Kvaratskhelia, Ousmane Dembele, dan Desire Doue saat ini mendominasi, dan ini bisa membuka peluang bagi Barcola untuk hengkang jika ada tawaran besar yang masuk.
Selain Barcola, Liverpool juga tertarik pada penyerang Newcastle United Alexander Isak . Namun, kesepakatan untuk merekrut pemain Swedia itu akan menghadapi banyak kendala. Newcastle tidak berniat menjual penyerang utamanya dan hanya bersedia melepasnya jika menerima tawaran sekitar 150 juta poundsterling, angka yang terlalu tinggi bagi Liverpool setelah menghabiskan banyak uang untuk Wirtz.
Jika Newcastle tetap pada harga yang mereka minta untuk Isak, Barcelona akan menjadi target yang lebih mudah dijangkau Liverpool. Liverpool, yang telah menghabiskan banyak uang di bursa transfer, juga perlu menjual pemain musim panas ini. Trent Alexander-Arnold dan Caoimhin Kelleher masing-masing telah bergabung dengan Real Madrid dan Brentford, tetapi masih banyak lagi yang harus hengkang.
The Reds dikatakan bersedia mendengarkan tawaran untuk Darwin Nunez, Diogo Jota dan mungkin Luis Diaz.