Pemerintahan Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan langkah-langkah baru untuk membatasi aktivitas laboratorium kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Langkah ini termasuk pembatasan dalam pembelian chip AI dari Nvidia, serta kemungkinan pelarangan akses warga Amerika terhadap layanan AI yang disediakan oleh DeepSeek.
Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh The New York Times pada hari Rabu dan dikutip dari Techcrunch, Kamis (17/4/2025) menyoroti upaya pemerintah AS untuk memperketat persaingan dengan China dalam sektor teknologi AI yang semakin strategis.
Pembatasan ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk mengurangi ketergantungan dan akses China terhadap teknologi canggih yang dikembangkan di Amerika Serikat.
Beberapa bulan setelah DeepSeek menarik perhatian besar di Silicon Valley dan Wall Street, pejabat AS tampaknya sedang mengevaluasi berbagai opsi untuk membatasi pengaruh China dalam pasar teknologi global.
Langkah ini juga mencerminkan kekhawatiran yang berkembang di kalangan pembuat kebijakan AS mengenai potensi ancaman terhadap keamanan nasional dan dominasi teknologi Amerika.
Sementara itu, belum lama ini Gedung Putih mengambil langkah konkret dengan memperketat aturan terkait penjualan chip AI Nvidia ke China. Langkah ini memperkuat kebijakan yang sebelumnya telah diterapkan oleh pemerintahan Biden, menunjukkan kesinambungan dalam pendekatan pemerintah AS terhadap persaingan teknologi dengan China.
Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi kemampuan China dalam mengembangkan teknologi AI canggih yang dapat digunakan untuk keperluan militer atau pengawasan massal.
DeepSeek, yang telah menjadi salah satu pemain utama dalam industri AI global, mengalami lonjakan popularitas di kalangan pengembang AI di Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir.
Harga yang kompetitif dari model AI yang ditawarkan oleh perusahaan rintisan ini telah memaksa perusahaan-perusahaan di Silicon Valley untuk menurunkan biaya layanan mereka dan menawarkan model AI tingkat lanjut dengan harga yang lebih terjangkau.
Namun, keberhasilan DeepSeek juga memunculkan kontroversi, terutama terkait tuduhan pelanggaran hak kekayaan intelektual (IP). OpenAI, salah satu perusahaan AI terkemuka di AS, menuduh bahwa DeepSeek telah menyaring model AI miliknya, yang dianggap melanggar ketentuan penggunaan OpenAI.
Meskipun popularitas DeepSeek terus meningkat, pertanyaan mengenai integritas dan etika perusahaan ini tetap menjadi perhatian utama. Tuduhan pencurian IP yang dilayangkan oleh OpenAI menambah dimensi baru dalam persaingan antara perusahaan teknologi AS dan China.
Jika tuduhan ini terbukti, hal tersebut dapat memperkuat argumen bagi pemerintah AS untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat terhadap DeepSeek dan perusahaan teknologi China lainnya.
Langkah-langkah yang sedang dipertimbangkan oleh pemerintahan Trump ini mencerminkan dinamika geopolitik yang semakin kompleks dalam persaingan teknologi global. Dengan semakin pentingnya AI dalam berbagai sektor, termasuk militer, kesehatan, dan ekonomi, kontrol atas teknologi ini menjadi prioritas strategis bagi negara-negara besar.
Amerika Serikat, sebagai salah satu pemimpin dalam inovasi teknologi, berupaya untuk mempertahankan keunggulannya dengan membatasi akses China terhadap teknologi canggih yang dikembangkan di AS.
Namun, langkah ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai dampaknya terhadap hubungan ekonomi dan teknologi antara kedua negara. China, yang telah menjadi pasar utama bagi banyak perusahaan teknologi AS, kemungkinan akan merespons dengan kebijakan yang dapat memengaruhi perusahaan-perusahaan Amerika yang beroperasi di China.
Selain itu, pembatasan ini juga dapat memicu perlombaan teknologi yang lebih intensif, dengan kedua negara berusaha untuk mengembangkan teknologi AI secara mandiri tanpa bergantung pada satu sama lain.