Jemaah haji lansia tengah mengikuti senam kesehatan di hotel
Madinah (Kemenag) — Pemerintah Arab Saudi menaruh perhatian besar terhadap kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia, khususnya kelompok lanjut usia (lansia) dan jemaah dengan risiko tinggi (risti). Hal ini disampaikan melalui nota diplomatik yang menekankan pentingnya peningkatan seleksi dan perlindungan jemaah sejak dari Tanah Air.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menyampaikan bahwa perhatian terhadap kesehatan jemaah, terutama lansia dan risti, telah menjadi agenda prioritas sejak awal operasional haji. “Sejak saya datang bulan lalu, isu kesehatan ini sudah disounding kuat oleh otoritas Saudi. Kekhawatiran terbesar mereka adalah jangan sampai angka kematian jemaah meningkat dan melampaui tahun lalu,” ujar Hilman di Madinah, Jumat (20/6/2025).
Ia menegaskan bahwa senada dengan Pemerintah Arab Saudi, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki sistem seleksi serta perlindungan jemaah, agar pelaksanaan ibadah haji berjalan aman dan lancar bagi semua.
Menurut Hilman Latief, tingginya jumlah lansia dalam rombongan haji Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Oleh sebab itu, para jemaah risti harus mendapat perhatian dan pendampingan ketat, baik oleh kelompok, petugas kloter, maupun keluarga.
Hilman juga mengingatkan para pembimbing ibadah dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) agar tidak memaksakan ibadah sunnah kepada jemaah yang memiliki kondisi fisik terbatas. “Tolong jangan terlalu sering mengajak lansia dan risti untuk ibadah sunnah jika memang kondisinya tidak memungkinkan,” tegasnya.
Nota diplomatik dari pemerintah Arab Saudi juga menyinggung perlunya peningkatan standar seleksi calon jemaah haji. “Mereka meminta agar jemaah dengan penyakit berat, seperti yang membutuhkan cuci darah, tidak diberangkatkan. Ini juga menjadi pesan bagi keluarga jemaah: jangan memaksakan orang tua berangkat jika kondisi fisiknya tidak memungkinkan,” imbuh Hilman.