Perusahaan di balik ChatGPT, OpenAI, tengah menjajaki rencana penjualan saham internal yang berpotensi mendongkrak valuasi perusahaan hingga $500 miliar, menurut sumber yang mengetahui langsung proses tersebut. Langkah ini dinilai sebagai bagian dari upaya strategis untuk mempertahankan talenta dan membuka jalan menuju penawaran umum perdana (IPO).
Jika terealisasi, valuasi tersebut akan melompat tajam dari angka saat ini sebesar $300 miliar, menjadikan OpenAI salah satu perusahaan teknologi paling bernilai di dunia sebelum resmi go public.
Melansir Reuters, penjualan saham ini difokuskan untuk memberi kesempatan kepada karyawan saat ini dan mantan karyawan agar dapat mencairkan sebagian saham mereka.
“Transaksi ini masih dalam tahap awal pembahasan,” ungkap sumber anonim kepada Reuters, “dan diperkirakan melibatkan nilai beberapa miliar dolar AS.”
Rencana ini muncul di tengah lonjakan tajam pengguna dan pendapatan OpenAI, yang ditopang oleh kesuksesan ChatGPT sebagai produk andalan.
Menurut sumber yang sama, OpenAI berhasil menggandakan pendapatannya dalam tujuh bulan pertama tahun ini, dengan annualized run rate mencapai $12 miliar dan ditargetkan menembus $20 miliar hingga akhir 2025.
Dengan dukungan raksasa teknologi Microsoft, OpenAI kini mencatatkan sekitar 700 juta pengguna aktif mingguan untuk berbagai produk ChatGPT, naik drastis dari 400 juta pengguna pada Februari lalu. Popularitas ini turut menjadi pendorong utama tingginya minat pasar terhadap valuasi baru OpenAI.
Rencana penjualan saham ini juga mengikuti pengumuman penggalangan dana utama OpenAI awal tahun ini senilai $40 miliar, yang dipimpin oleh SoftBank Group asal Jepang. Diketahui, SoftBank memiliki waktu hingga akhir tahun ini untuk menyuntikkan dana sebesar $22,5 miliar, sementara sisanya telah terisi berdasarkan valuasi $300 miliar.
Valuasi yang melonjak ini bukan hanya mencerminkan kinerja finansial OpenAI, tapi juga mencerminkan ketatnya persaingan dalam memperebutkan talenta di bidang kecerdasan buatan (AI).
Perusahaan seperti Meta bahkan dikabarkan siap menginvestasikan miliaran dolar ke Scale AI untuk merekrut CEO muda berbakat, Alexandr Wang (28), guna memimpin unit super-intelligence milik mereka.
Sementara itu, perusahaan swasta besar lain seperti ByteDance, Databricks, dan Ramp juga mulai memanfaatkan mekanisme penjualan saham internal sebagai strategi untuk memperbarui valuasi serta memberi insentif kepada karyawan jangka panjang.
Dalam jangka panjang, OpenAI juga tengah mengkaji restrukturisasi model korporasi dari sistem capped-profit menjadi format yang lebih terbuka terhadap investasi publik. Langkah ini dinilai akan memperlancar jalan perusahaan menuju IPO.
Namun, menurut Chief Financial Officer (CFO) OpenAI, Sarah Friar, dalam pernyataannya pada Mei lalu, IPO baru akan dilakukan ketika perusahaan dan pasar benar-benar siap.
Investor besar seperti Thrive Capital juga dikabarkan sedang dalam diskusi untuk ikut ambil bagian dalam penjualan saham internal ini. Namun hingga berita ini diturunkan, pihak Thrive Capital menolak memberikan komentar.