Perpisahan Nokia dan HMD Global tahun lalu menandai babak baru bagi raksasa ponsel asal Finlandia. Langkah tersebut terlihat dari keputusan menghapus daftar perangkat bermerek Nokia di hmd.com dan menggantinya dengan jajaran ponsel berlabel HMD.
Meskipun jejak Nokia sempat menghilang dari situs resmi mitranya, merek legendaris ini belum sepenuhnya dilupakan. Nokia kini tengah mengintip peluang berkolaborasi dengan produsen telepon seluler lain, membuka pintu agar logo biru-putihnya kembali menghiasi pasar smartphone global.
Dilansir Mashable Indonesia dari GSM Arena, Selasa (22/7/2025), dorongan Nokia untuk memperluas kerja sama muncul lewat sinyal halus di komunitas penggemar. Di sebuah sub reddit resmi, Manajer Komunitas Nokia menyiratkan kesiapan perusahaan menerima tawaran dari “produsen ponsel skala besar” yang ingin menggunakan merek Nokia.
Walau pengumuman di platform diskusi daring sering kali ringan dan belum mewakili keputusan korporasi sepenuhnya, kehadirannya membangkitkan harapan bahwa Nokia serius mencari mitra strategis. Percakapan yang bermula dari komentar santai ini bisa menjadi titik tolak terjalinnya kemitraan baru, membawa Nokia kembali ke arena ponsel pintar.
Mengulang warisan lisensi merek yang pernah sukses di segmen lain, Nokia memiliki pengalaman menjalin perjanjian kerjasama di berbagai lini produk. Di masa lalu, nama Nokia pernah disematkan pada TV buatan Streamview, headphone dari RichGo, dan laptop hasil produksi OFF Global.
Meski sebagian besar kolaborasi itu berakhir, catatan tersebut menunjukkan kesediaan Nokia untuk memanfaatkan kekuatan brand dalam berbagai industri teknologi. Dengan ekosistem lisensi yang sudah teruji, Nokia menyiapkan landasan bagi produsen baru untuk memadukan kekuatan desain dan inovasi hardware mereka dengan reputasi global Nokia.
Sementara itu, HMD Global menghadapi tantangan dalam menjalankan bisnis ponselnya. Perusahaan yang dulunya eksklusif merilis smartphone bermerek Nokia itu baru-baru ini mengumumkan penyesuaian operasi di Amerika Serikat, mencerminkan perlambatan pertumbuhan.
Di tengah kabar tersebut, rumor mengenai ketertarikan Samsung untuk mengakuisisi divisi jaringan Nokia sempat merebak, namun cepat dibantah oleh manajemen Nokia. Penolakan resmi tersebut menegaskan fokus perusahaan pada bisnis inti dan strategi kemitraan baru, bukan pada penjualan aset yang telah menangguhkan misinya.
Menjelang pengumuman laporan keuangan kuartal kedua 2025, perhatian kini tertuju pada angka-angka yang akan dirilis Nokia. Pada kuartal pertama, perusahaan berhasil mencatat laba operasional sebesar €156 juta dengan pendapatan bersih mencapai €4,39 miliar, menandakan kinerja stabil di tengah dinamika pasar global.
Hasil Q2 nanti akan menjadi tolok ukur kemampuan Nokia mempertahankan momentum dan membuka jalan bagi kolaborasi lisensi smartphone. Jika data keuangan tetap solid, keyakinan calon mitra produsen ponsel skala besar mungkin semakin menguat, memperbesar peluang Nokia kembali menancapkan taringnya dalam industri smartphone.
Menarik untuk ditunggu gebrakan apa yang akan dilakukan Nokia yang bakal kembali ke pasar ponsel pintar global suatu saat nanti.