Para eksekutif Netflix menunjukkan keyakinan terhadap prospek pendapatan perusahaan untuk tahun ini dengan menegaskan bahwa layanan streaming tetap mampu mengatasi gejolak ekonomi, meskipun ada ketidakpastian atas rencana tarif Presidennya, Donald Trump.
Setelah laporan laba yang melampaui ekspektasi analis, CEO Greg Peters mengungkapkan bahwa perusahaan belum mengamati perubahan signifikan dalam perilaku pelanggan, yang diyakini dapat meredakan kekhawatiran Wall Street mengenai potensi pengurangan pengeluaran konsumen pada layanan streaming.
Dikutip dari Reuters, Rabu (23/4/2025), performa saham Netflix juga menunjukkan kekuatan pasar yang signifikan. Saham perusahaan mengalami kenaikan 2,7% setelah jam perdagangan dan telah meningkat 9% sepanjang tahun ini, kontras dengan penurunan 10% pada indeks S&P 500 yang lebih luas.
Dengan lebih dari 300 juta pelanggan global, Netflix terus menarik minat konsumen di berbagai pasar melalui tingkatan layanan berbiaya rendah yang didukung iklan sejak peluncurannya pada akhir tahun 2022.
Greg Peters mencatat bahwa sektor hiburan, khususnya Netflix, telah terbukti tangguh pada masa-masa sulit ekonomi sebelumnya. Ia menegaskan harapannya agar permintaan tetap kuat, terutama didukung oleh opsi berbiaya rendah yang ditawarkan perusahaan. Layanan beriklan tersebut telah menyumbang 55% pendaftaran baru di negara-negara yang menyediakannya, menegaskan efektivitas strategi pertumbuhan pelanggan Netflix.
Perubahan dalam struktur kepemimpinan juga mencerminkan evolusi dan perencanaan suksesi yang matang di Netflix. Reed Hastings, salah satu pendiri perusahaan, telah berpindah dari peran sebagai ketua eksekutif ke posisi ketua non-eksekutif dewan.
Co-CEO Ted Sarandos menjelaskan bahwa perusahaan tetap fokus pada aspek-aspek yang dapat dikendalikan, khususnya peningkatan nilai Netflix. Menurutnya, dalam kondisi ekonomi yang menantang, nilai hiburan rumah menjadi sangat penting bagi konsumen, dan Netflix mampu mempertahankan nilai absolut serta daya saingnya.
Netflix memperkirakan pendapatannya akan mencapai $11,04 miliar untuk periode April hingga Juni, melampaui konsensus analis sebesar $10,90 miliar. Untuk tahun ini, proyeksi pendapatan berada di kisaran $43,5 miliar hingga $44,5 miliar dengan asumsi pertumbuhan anggota yang sehat, kenaikan harga langganan, dan peningkatan pendapatan iklan sekitar dua kali lipat.
Di kuartal pertama, perusahaan melaporkan pendapatan sebesar $10,54 miliar dan laba per saham sebesar $6,61, yang masing-masing melampaui estimasi analis sebesar $10,52 miliar dan $5,71. Keberhasilan kinerja keuangan ini juga didukung oleh perilisan sejumlah film dan serial populer, seperti “Adolescence”, “Zero Day”, dan “Temptation Island”, yang turut mendorong pendapatan dan laba operasi lebih tinggi.
Analis dari PP Foresight, Paolo Pescatore, menegaskan bahwa Netflix berada dalam posisi yang kuat untuk menghadapi resesi. Ia berpendapat bahwa layanan ini sangat penting bagi kehidupan pengguna, sehingga Netflix kemungkinan besar akan menjadi langganan terakhir yang dibatalkan oleh konsumen.
Dengan struktur kepemimpinan yang dinamis, strategi pertumbuhan pelanggan yang adaptif, dan inovasi berkelanjutan dalam layanan streaming, Netflix menunjukkan optimisme yang tinggi dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan investor, tetapi juga memperkuat posisi perusahaan sebagai raksasa layanan streaming yang dominan di pasar dunia.