Di era digital yang semakin cepat, Gen Z atau yang lahir antara 1997–2012 membawa pendekatan baru dalam dunia kerja: polyworking, yaitu menjalani beberapa pekerjaan sekaligus.
Entah itu menggabungkan freelance, kerja paruh waktu, proyek hobi, hingga pekerjaan penuh waktu yang semua dilakukan bersamaan.
Tren ini memang menawarkan fleksibilitas dan kestabilan finansial yang lebih baik. Namun sayangnya, kehidupan multi-profesi ini juga membawa risiko keamanan siber yang semakin kompleks.
Menurut laporan dari Kaspersky, antara kuartal kedua 2024 hingga kuartal pertama 2025, tercatat lebih dari 6 juta upaya serangan siber yang menyamar sebagai alat kerja populer. Zoom, Microsoft Excel, dan Outlook menjadi target utama.
Bahkan di Indonesia, lebih dari 4.100 pengguna telah terdampak dari lebih dari 41 ribu upaya serangan.
Banyak Aplikasi, Banyak Celah
Bekerja di berbagai tempat artinya harus mengelola berbagai tools sekaligus. Gen Z polyworker biasanya aktif di Microsoft Teams, Zoom, Slack, Notion, hingga Google Drive, semua dalam satu hari kerja. Setiap alat membawa potensi celah keamanan.
Penjahat siber kini semakin lihai menyusup melalui email phishing, malware terselip dalam undangan palsu, atau tautan berbahaya yang tampak seperti pesan rekan kerja.
Semakin banyak platform yang digunakan, semakin besar permukaan serangan yang bisa dieksploitasi.
Satu contoh nyata adalah halaman phishing palsu yang mengklaim menyediakan update Zoom terbaru, padahal sebenarnya menyebarkan malware yang bisa mencuri data pengguna.
Lowongan Kerja Jadi Perangkap Baru
Dengan makin menjamurnya situs seperti Fiverr, Upwork, dan LinkedIn, Gen Z kini juga menjadi target utama phishing berkedok tawaran pekerjaan.
Kaspersky mendeteksi lebih dari 650 ribu upaya phishing di LinkedIn dalam setahun terakhir. Penipuan seringkali berbentuk email rekrutmen palsu, lampiran kontrak mencurigakan, atau tautan ke situs tidak resmi.
Kebanyakan korban tidak menyadari bahwa mereka sedang diarahkan ke halaman login palsu yang mencuri data login dan informasi pembayaran.
Kesalahan Umum yang Sering Terjadi
Bekerja secara multitasking di berbagai platform sering membuat Gen Z mengandalkan kata sandi yang sama atau terlalu sederhana untuk semua akun. Padahal satu kebocoran kecil saja bisa membuka akses ke semua akun profesional dan pribadi mereka.
Lebih buruk lagi, banyak polyworker menggunakan perangkat pribadi yang sama untuk semua pekerjaan. Hal ini membuat data klien, informasi perusahaan, dan file pribadi tersimpan dalam satu tempat tanpa perlindungan yang memadai.
Penggunaan aplikasi atau ekstensi tidak resmi (TI bayangan) juga menambah risiko bocornya data sensitif.
Menurut Kaspersky, insiden seperti ini dapat menimbulkan efek domino. Satu akun Fiverr yang diretas bisa membuka jalan masuk ke sistem perusahaan yang menggunakan kredensial serupa.
Untuk menjawab tantangan ini, Kaspersky meluncurkan “Case 404”, sebuah game interaktif bertema detektif siber. Game ini dirancang agar Gen Z bisa belajar mengenali skema penipuan digital dan mengasah kewaspadaan mereka terhadap ancaman online yang tersembunyi.
Tips Agar Tetap Aman Saat Polyworking
Kaspersky juga membagikan tips penting untuk menjaga keamanan digital bagi para polyworker Gen Z:
- Pisahkan perangkat kerja dan pribadi. Gunakan perangkat terpisah untuk aktivitas profesional dan kehidupan pribadi.
- Hindari update palsu. Unduh software hanya dari situs resmi, bukan dari tautan email atau sumber tidak dikenal.
- Gunakan kata sandi unik dan kuat untuk tiap akun. Lebih aman lagi jika dibantu pengelola kata sandi.
- Hindari aplikasi ekstensi tidak resmi, terutama jika belum terverifikasi.
- Lambatkan respon pada pesan mencurigakan. Jangan langsung klik saat menerima tautan mendesak.
- Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) pada akun penting seperti email dan penyimpanan cloud.
- Gunakan antivirus dan VPN terpercaya, seperti Kaspersky Premium dan Kaspersky VPN.
Dengan memahami risiko dan menerapkan praktik keamanan yang baik, Gen Z dapat tetap produktif tanpa mengorbankan keamanan digital mereka.