Microsoft telah meluncurkan model AI terbaru yang mampu memprediksi kualitas udara, badai, topan, dan berbagai fenomena cuaca dengan akurasi tinggi, sebuah terobosan dalam dunia meteorologi.
Teknologi inovatif yang dinamakan Aurora ini dipaparkan dalam sebuah makalah yang diterbitkan di jurnal Nature serta diiringi dengan posting blog yang menguraikan detail pengembangannya.
Menurut klaim Microsoft, Aurora menawarkan kecepatan dan presisi yang jauh melampaui metode prediksi cuaca tradisional, menjadikannya solusi andal bagi berbagai tantangan terkait iklim dan atmosfer.
Dilansir dari Techcrunch, Selasa (27/5/2025), Aurora dilatih dengan lebih dari satu juta jam data yang diperoleh dari satelit, radar, stasiun cuaca, simulasi digital, dan prakiraan cuaca.
Pendekatan pelatihan berintensitas tinggi ini memungkinkan model untuk menyerap berbagai variabel kompleks serta dinamika cuaca, sehingga prediksinya dapat disempurnakan lebih lanjut dengan data tambahan sesuai peristiwa yang terjadi.
Dengan kemampuan integrasi data yang inovatif, Aurora mampu menghasilkan prediksi spesifik yang tidak hanya berguna untuk memantau pergerakan awan, tetapi juga untuk mengantisipasi peristiwa besar seperti topan dan badai.
Memang, model cuaca berbasis AI telah ada sebelumnya. Google DeepMind, misalnya, telah mengembangkan beberapa model seperti WeatherNext yang telah terbukti mengungguli sistem prakiraan cuaca terbaik di dunia. Namun, Microsoft memposisikan Aurora sebagai salah satu model terdepan di bidangnya.
Dalam serangkaian pengujian, Aurora berhasil memprediksi pendaratan Topan Doksuri di Filipina hingga empat hari lebih awal, mengalahkan prediksi yang diberikan oleh para ahli meteorologi.
Model ini juga mencatat keberhasilan dalam memperkirakan lintasan siklon tropis musim 2022-2023 dengan akurasi yang mengungguli prediksi Pusat Badai Nasional, serta secara tepat memprediksi badai pasir yang melanda Irak pada tahun 2022.
Meskipun pelatihan Aurora membutuhkan infrastruktur komputasi berskala besar, Microsoft menegaskan bahwa model ini sangat efisien dalam operasionalnya. Dengan menghasilkan prakiraan cuaca hanya dalam hitungan detik, Aurora menunjukkan keunggulan performa yang signifikan dibandingkan dengan sistem tradisional yang memerlukan waktu berjam-jam menggunakan superkomputer.
Kecepatan dan efisiensi ini membuka peluang besar bagi lembaga penelitian dan badan meteorologi untuk mempercepat analisis data cuaca, sehingga respons terhadap bencana alam dapat dilakukan dengan lebih cepat dan tepat.
Microsoft juga telah mengambil langkah transparansi dengan merilis kode sumber dan bobot model Aurora secara publik. Langkah ini memungkinkan para peneliti dan pengembang di seluruh dunia untuk mengadaptasi teknologi canggih ini ke dalam berbagai aplikasi, sehingga meningkatkan kolaborasi lintas sektor dalam bidang ilmiah.
Salah satu aplikasi nyata dari integrasi teknologi ini adalah pada aplikasi MSN Weather, di mana Aurora diterapkan dalam versi khusus yang menghasilkan prakiraan cuaca setiap jam, termasuk prediksi mendetail mengenai pergerakan awan dan kondisi atmosfer.
Dengan demikian, pengguna aplikasi dapat menikmati informasi cuaca yang lebih akurat dan real-time, mendukung pengambilan keputusan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Inovasi Aurora tidak hanya mengubah cara kita memahami dan memprediksi fenomena cuaca, melainkan juga berpotensi merevolusi respon terhadap bencana alam. Dengan kemampuan prediksi yang lebih cerdas dan responsif, model ini dapat membantu pemerintah, lembaga penelitian, dan masyarakat umum dalam menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang tepat waktu.
Secara keseluruhan, pencapaian teknologi AI ini menggambarkan bagaimana kemajuan dalam bidang komputasi dan analitik data dapat menyatu dengan ilmu meteorologi modern, menciptakan solusi yang lebih efisien, inovatif, dan terjangkau dalam menghadapi tantangan cuaca global.