Apple sempat mengguncang dunia teknologi saat memperkenalkan Vision Pro, headset augmented reality (AR) premium seharga $3.500 pada tahun 2023. Meski dibekali fitur canggih dan kampanye pemasaran yang masif, perangkat ini gagal menarik minat pasar secara luas.
Banyak analis menyebut harga yang terlalu tinggi sebagai penyebab utama rendahnya adopsi, menjadikannya pelajaran penting bagi para pesaing, termasuk Meta, yang kini bersiap meluncurkan kacamata AR komersial pertamanya.
Menurut laporan eksklusif dari Mark Gurman melalui buletin Power On Bloomberg, Meta akan merilis kacamata AR bernama Hypernova pada September 2025. Perangkat ini diposisikan sebagai alternatif yang lebih terjangkau dibanding Vision Pro, dengan harga rilis sekitar $800 turun 20% dari estimasi awal sebesar $1.000.
Dikutip dari Android Authority, Rabu (20/8/2025), penyesuaian harga ini diyakini sebagai strategi Meta untuk menekan margin keuntungan demi meningkatkan daya tarik pasar dan memperluas basis pengguna.
Meski harga dasarnya cukup kompetitif, Gurman mengingatkan bahwa biaya tambahan bisa muncul jika pengguna memilih lensa resep atau desain kustom. Artinya, harga akhir bisa jauh lebih tinggi tergantung pada preferensi dan kebutuhan masing-masing konsumen.
Hypernova dirancang sebagai kacamata pintar dengan fitur minimalis, bukan sebagai perangkat AR penuh. Meta sendiri menyebut Hypernova sebagai produk transisi menuju peluncuran Orion kacamata AR generasi berikutnya yang dijadwalkan hadir pada tahun 2027. Dengan kata lain, Hypernova menjadi jembatan antara teknologi wearable saat ini dan masa depan AR yang lebih imersif.
Secara teknis, Hypernova akan dilengkapi layar monokuler kecil yang tertanam di lensa kanan. Layar ini hanya menampilkan informasi penting seperti notifikasi dari smartphone yang terhubung atau sinyal dari aplikasi Meta AI, dan hanya aktif saat pengguna menundukkan pandangan.
Pendekatan ini dirancang agar tidak mengganggu pandangan utama pengguna, sekaligus menjaga estetika dan kenyamanan saat digunakan sehari-hari.
Menariknya, Hypernova akan menjalankan versi khusus dari sistem operasi Android, namun tidak mendukung aplikasi Android standar maupun akses ke Google Play Store. Sebagai gantinya, perangkat ini akan dibekali sejumlah aplikasi bawaan yang dirancang khusus untuk mendukung ekosistem Meta.
Untuk kontrol dan navigasi, Hypernova akan dipasangkan dengan gelang “neural” yang menggunakan teknologi elektromiografi (EMG) untuk membaca gestur tangan dan gerakan otot. Gelang ini sebelumnya telah diperkenalkan sebagai bagian dari prototipe Orion, dan kini menjadi fitur utama dalam perangkat wearable Meta.
Selain gelang, pengguna juga dapat mengakses kontrol melalui area sentuh yang terletak di pelipis kacamata, memberikan opsi interaksi yang lebih fleksibel.
Meta juga dikabarkan tengah mengembangkan Hypernova generasi kedua yang akan mengusung penglihatan binokular, memungkinkan tampilan visual di kedua lensa. Meski tetap mempertahankan antarmuka minimalis, versi ini diproyeksikan akan menghadirkan pengalaman yang lebih mendalam dan mendekati kacamata AR ideal. Peluncurannya diperkirakan terjadi sekitar tahun 2027, berbarengan dengan debut Orion.
Langkah Meta dalam menghadirkan Hypernova menjadi sinyal kuat bahwa pasar AR mulai bergeser ke arah yang lebih inklusif dan terjangkau. Dengan harga yang lebih realistis dan pendekatan teknologi yang bertahap, Meta berusaha membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan augmented reality.
Jika strategi ini berhasil, Hypernova bisa menjadi titik balik penting dalam evolusi perangkat wearable, sekaligus membuka jalan bagi adopsi AR yang lebih luas di kalangan pengguna global.