Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan soal metaverse atau fitur baru, melainkan soal privasi data.
Pasalnya, Meta secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan mulai menggunakan data publik pengguna di Eropa untuk melatih model kecerdasan buatan (AI) mereka.
Langkah ini cukup mengejutkan, mengingat Uni Eropa dikenal memiliki regulasi perlindungan data pribadi yang ketat, khususnya lewat General Data Protection Regulation (GDPR).
Sejumlah perusahaan teknologi besar sebelumnya bahkan harus mengubah kebijakan bisnisnya demi menyesuaikan aturan ketat di wilayah tersebut.
Baca juga: Meta Rilis Llama 4: Dari Model Ringan Hingga Raksasa AI Berkekuatan 2 Triliun Parameter
Meta Mulai Kumpulkan Data Pengguna Eropa
Meta mengungkapkan bahwa pengumpulan data ini dilakukan dalam rangka membuat teknologi AI mereka lebih relevan dan sesuai dengan konteks lokal masyarakat Eropa.
Dalam pernyataan resminya, perusahaan menyebut bahwa AI akan lebih baik dalam memahami dialek, kebiasaan humor, hingga pengetahuan lokal yang spesifik di berbagai negara.
“Artinya, AI Meta akan mampu mengenali berbagai dialek, istilah sehari-hari, hingga cara orang Eropa menggunakan humor dan sarkasme di platform kami,” tulis Meta dalam keterangan resminya.
Data yang dikumpulkan disebut berasal dari unggahan dan interaksi publik pengguna di platform Meta.
Artinya, hanya konten yang sifatnya terbuka yang akan digunakan, seperti komentar publik, postingan terbuka, dan interaksi dengan layanan Meta AI.
Data pribadi seperti pesan pribadi, foto yang disembunyikan, dan data anak di bawah umur 18 tahun dipastikan tidak akan diakses.
Pengguna Bisa Ajukan Keberatan
Meski demikian, Meta tetap menyediakan opsi bagi pengguna yang tidak ingin datanya digunakan untuk melatih AI.
Pengguna di Eropa akan menerima form keberatan yang bisa mereka isi. Jika formulir tersebut disetujui, Meta tidak akan menyertakan data pengguna tersebut dalam proses pelatihan AI.
Baca juga: Meta Diduga Manipulasi Benchmark AI Llama 4 untuk Kalahkan GPT-4o
Namun, yang menjadi catatan adalah jika pengguna tidak mengisi dan mengirimkan formulir keberatan tersebut, maka data mereka secara otomatis bisa diakses dan dipakai oleh Meta, selama data tersebut bersifat publik.
Kebijakan ini seolah membuat pengguna dituntut lebih aktif jika ingin menjaga privasi data mereka.
Potensi Dampak bagi Privasi Digital di Eropa
Keputusan Meta ini menimbulkan banyak perdebatan, terutama karena selama ini wilayah Uni Eropa terkenal sangat ketat soal privasi digital.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan teknologi memang berlomba-lomba mengembangkan AI, yang sangat bergantung pada data dalam jumlah besar.
Secara teknis, Meta menyebut langkah ini penting karena AI modern semakin mengandalkan multi-modal functionality, kemampuan AI untuk memahami dan merespons berbagai jenis konten, mulai dari teks, suara, video, hingga gambar.
Data dari berbagai latar belakang budaya dianggap sangat krusial agar AI mampu berinteraksi secara natural dengan pengguna di berbagai negara.
Namun tetap saja, sebagian kalangan menilai langkah Meta ini terlalu agresif dan bisa berpotensi melanggar privasi digital masyarakat Eropa, meskipun hanya data publik yang diambil.
Apalagi, kecenderungan perusahaan teknologi selama ini seringkali memanfaatkan celah legal demi kepentingan bisnis AI mereka.
Apa yang Perlu Dilakukan Pengguna?
Bagi pengguna Meta di kawasan Eropa, penting untuk segera mengecek notifikasi di aplikasi Facebook, Instagram, atau layanan Meta lainnya terkait kebijakan ini.
Jika keberatan, sebaiknya segera mengisi dan mengirimkan objection form atau formulir keberatan yang disediakan.
Selain itu, pengguna disarankan untuk mengecek kembali pengaturan privasi akun mereka, memastikan postingan sensitif atau pribadi tidak disetel ke publik, serta lebih selektif dalam berinteraksi di ruang publik media sosial.