Dalam refleksi terhadap kondisi ketenagakerjaan di Indonesia, para pekerja terus menyuarakan aspirasi untuk industri yang lebih layak dan adil. Sementara itu, perusahaan berlomba-lomba mendapatkan talenta terbaik, memicu fenomena “talent war”, yang mencerminkan tingginya permintaan tenaga kerja dengan keahlian spesifik, terutama di bidang teknologi dan digitalisasi.
Optimisme Iklim Rekrutmen Indonesia di Tahun 2025
Laporan terbaru dari Jobstreet by SEEK, berjudul Hiring, Compensation & Benefits 2025, mengungkapkan bahwa 44% perusahaan berencana menambah karyawan permanen pada paruh pertama tahun ini, sementara 42% responden memprediksi aktivitas rekrutmen di paruh kedua 2025 akan lebih aktif dibandingkan tahun sebelumnya menunjukkan optimisme pasar tenaga kerja.
Selain itu, data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS menunjukkan peningkatan jumlah angkatan kerja menjadi 153,05 juta orang pada Februari 2025, naik 3,67 juta orang dari tahun sebelumnya.
Namun, di balik peluang ini, tantangan tetap ada: badai PHK dan persaingan antar kandidat semakin ketat, mengharuskan pencari kerja untuk mengadopsi strategi yang tepat agar tetap unggul.
Strategi untuk Menonjol di Tengah Talent War
Dalam ekosistem kerja yang semakin kompetitif, Jobstreet by SEEK membagikan beberapa strategi agar pencari kerja lebih siap menghadapi tren pasar tenaga kerja:
- Kuasai Keahlian Digital dan AI
Skill digital kini menjadi nilai tambah utama bagi banyak perusahaan. Laporan eksklusif Jobstreet by SEEK mencatat 71% perusahaan mulai mempertimbangkan pengetahuan dasar tentang AI dalam proses rekrutmen.
Keterampilan seperti analisis data, pemanfaatan AI tools, dan pemasaran digital semakin dicari investasi dalam bidang ini akan meningkatkan daya saing seorang kandidat.
- Fokus pada Posisi yang Banyak Dicari Perusahaan
Jobstreet by SEEK mengungkap bahwa Marketing, HR, Sales, Finance, dan IT termasuk dalam daftar posisi yang paling aktif dibuka sepanjang 2024. Menyesuaikan strategi aplikasi kerja berdasarkan tren ini dapat meningkatkan peluang diterima, terutama dengan CV yang relevan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan industri.
- Bangun Personal Branding Secara Profesional
Di era digital, personal branding menjadi kunci kesuksesan. Selain memiliki CV yang kuat, kandidat yang aktif di platform pencari kerja dan komunitas industri akan lebih mudah ditemukan oleh perekrut. Menunjukkan keahlian, berbagi wawasan, dan mempublikasikan portofolio secara konsisten akan memperkuat posisi dalam ekosistem profesional.
- Jangan Abaikan Peluang Kontrak dan Paruh Waktu
Posisi kontrak atau part-time sering dihindari karena dianggap kurang stabil, padahal tren di 2024 menunjukkan peningkatan signifikan dalam perekrutan tipe pekerjaan ini. Banyak perusahaan kini lebih fleksibel dalam membentuk tim kerja dan banyak posisi kontrak akhirnya berubah menjadi permanen, menjadikannya batu loncatan yang berharga bagi pencari kerja.
- Pilih Perusahaan dengan Jenjang Karir yang Jelas dan Budaya Kerja Sehat
Saat mencari pekerjaan, gaji bukan satu-satunya faktor penting. Pencari kerja perlu mempertimbangkan kesempatan pertumbuhan karir, program pelatihan, serta budaya kerja perusahaan.
Laporan Jobstreet by SEEK menunjukkan banyak karyawan meninggalkan tempat kerja mereka karena kurangnya kesempatan berkembang dan lingkungan yang tidak mendukung—sehingga memilih perusahaan yang benar-benar selaras dengan nilai dan tujuan karir menjadi hal krusial.
Talent War dan Navigasi Masa Depan Tenaga Kerja
Fenomena talent war bukan hanya tantangan bagi perusahaan tetapi juga bagi pencari kerja, yang kini memiliki kesempatan untuk mengevaluasi jalur karir mereka dengan lebih strategis.
Momentum Hari Buruh 2025 lalu menjadi refleksi bagi pekerja Indonesia, bukan hanya soal memperjuangkan hak, tetapi juga tentang menavigasi masa depan tenaga kerja yang lebih berkelanjutan.