Menag Nasaruddin Umar, menerima kunjungan Duta Besar Yunani untuk Indonesia, Stella Bezirtzoglou, di Kantor Kementerian Agama Pusat, Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama Nasaruddin Umar, menerima kunjungan Duta Besar Yunani untuk Indonesia, Stella Bezirtzoglou, di Kantor Kementerian Agama Pusat, Jakarta, Kamis (8/5/2025). Pertemuan ini membahas berbagai isu penting, salah satunya terkait penguatan toleransi beragama hingga penanganan pengungsi.
Stella mengatakan Indonesia menjadi contoh bagi negara-negara di dunia dalam mengelola kerukunan antarumat beragama. Terlebih, Indonesia sangat beragam, dari segi agama, suku, hingga budayanya. Hal tersebut, menurutnya menjadi tantangan yang luar biasa.
Ia pun mengungkapkan bahwa banyak mufti di Yunani sangat tertarik dengan Indonesia, khususnya dengan ajaran Islam yang damai di tengah keberagamaan Indonesia. Ia pun berharap Menag akan menerima para mufti saat berkunjung ke Indonesia.
Stella juga berdiskusi terkait penanganan para pengungsi. Ia menjelaskan bahwa beberapa pulau di Laut Aegea di Yunani kini dihuni lebih banyak pengungsi daripada warga lokal. Pengungsi-pengungsi tersebut sebagian besar berasal dari negara-negara yang dilanda konflik, misalnya: Suriah, Afganistan, Irak, dan sejumlah negara di Afrika. Mereka menempuh perjalanan melalui Laut Aegea, dan memilih Yunani sebagai negara transit atau tempat berlindung.
“Para pengungsi kami perlakukan dengan baik. Mereka memiliki hak yang sama, bahkan dalam beberapa aspek melebihi warga lokal. Kami ingin mereka merasa terintegrasi, bukan terisolasi,” ujar Dubes Yunani.
Ia juga memaparkan bahwa di wilayah minoritas Muslim, Yunani memiliki hingga 240 masjid. Hal ini menjadikannya kawasan dengan kepadatan masjid tertinggi di Eropa. Selain itu, pemerintah Yunani juga telah membangun masjid besar di Athena dan menyediakan sekolah serta lembaga keagamaan untuk komunitas muslim.
“Meskipun situasi ini menghadirkan tantangan bagi kami, kami berkomitmen untuk memberikan hak yang sama kepada pengungsi. Bahkan dalam beberapa aspek memberikan lebih banyak fasilitas untuk integrasi mereka dalam masyarakat. Kami ingin mereka merasa terintegrasi, bukan terisolasi,” ujar Stella Bezirtzoglou.
Menteri Agama Nasaruddin Umar mengapresiasi Yunani dalam memperlakukan komunitas muslim di sana. Menurutnya, hal tersebut merupakan komitmen luar biasa terhadap kemanusiaan. “Itu bentuk komitmen yang luar biasa terhadap pluralisme,” ucap Menag.
Ia pun menyambut baik rencana kerja sama antara para Mufti di Yunani dan Indonesia. Menurutnya, hubungan ini dapat menjadi jembatan untuk memperkuat dialog antarumat beragama dan meningkatkan pemahaman lintas budaya.
“Saya rasa, akan sangat baik jika kerja sama itu dilakukan langsung dengan kami di Kementerian Agama. Indonesia dan Yunani memiliki banyak kesamaan dalam memajukan toleransi. Kami terbuka untuk berbagi pengalaman dan siap mendukung program-program yang mengedepankan nilai-nilai perdamaian dan harmoni antarumat beragama,” kata Nasaruddin Umar.
Selain itu, Menteri Agama juga mengusulkan untuk menjajaki kemungkinan kerja sama lebih lanjut dalam bentuk pertukaran budaya dan keagamaan, terutama dengan mengundang para Mufti Yunani untuk berkunjung ke Indonesia. Diharapkan, langkah ini dapat memperkaya pengalaman dan memperdalam pemahaman antarumat beragama di kedua negara.
“Kebetulan kami sedang merancang konferensi internasional yang kemungkinan akan digelar September atau November. Kami akan mengundang banyak pihak dari berbagai negara, termasuk komunitas Muslim diaspora di Eropa. Kami ingin mencontohkan pengelolaan komunitas Muslim minoritas yang inklusif dan damai, di bawah kepemimpinan negara-negara Muslim yang moderat,” ungkap Menag.
Ia juga mengapresiasi langkah Yunani dalam menjaga hak-hak pengungsi dan mendukung penuh upaya-upaya Yunani untuk memberikan perlindungan dan kesempatan bagi komunitas pengungsi. Menag juga menekankan pentingnya menjaga keharmonisan antarumat beragama, baik di Yunani maupun di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia yang senantiasa mempromosikan nilai-nilai toleransi.
Menag berharap, kunjungan ini akan membuka peluang lebih besar bagi kerjasama internasional yang bermanfaat bagi kedua belah pihak.