Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menerima kunjungan dari Yang Mulia Prof. Khaled El-Anany, Calon Resmi Direktur Jenderal UNESCO dari Republik Arab Mesir untuk periode 2025–2029, di Ruang VIP Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama Nasaruddin Umar, menerima kunjungan Prof. Khaled El-Anany, Calon Resmi Direktur Jenderal UNESCO dari Republik Arab Mesir untuk periode 2025–2029. Pertemuan berlamgsung di Ruang VIP Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Khaled yang juga mantan Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir, saat ini menjadi kandidat resmi dari negaranya untuk memimpin lembaga pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan dunia. Dalam kunjungan ini, ia didampingi Duta Besar Republik Arab Mesir untuk Indonesia, Yasser Elshemy, serta Penasihat Kedutaan, Osama Hamdy.
Dalam diskusi, Khaled menekankan pentingnya peran UNESCO dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya terutama di Indonesia. Karena itu, Khaled berharap Menag yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal juga membantu UNESCO dalam melestarikan budaya.
Menag Nasaruddin menyampaikan bahwa Kementerian Agama dan Masjid Istiqlal tentu mendukung penuh berbagai upaya pelestarian, termasuk melalui pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dan agama.
Ia mengatakan, salah satu upayanya adalah dengan mendirikan Pesantren Istiqlal Internasional Indonesia. Menurutnya, pesantren adalah warisan budaya otentik khas Indonesia,
“Pesantren Istiqlal Indonesia menjadi salah satu bentuk nyata kontribusi pendidikan keagamaan dalam menjaga nilai budaya sekaligus memperkuat toleransi,” ungkap Menag.
Di samping itu, Menag juga menyampaikan aspirasi Presiden Republik Indonesia terkait dukungan kemanusiaan untuk Palestina. Presiden berkomitmen mengirimkan bantuan beras ke Gaza dan berharap UNESCO dapat turut membantu memastikan bantuan tersebut sampai ke rakyat Palestina.
“Presiden sangat fokus terhadap masyarakat gaza, beliau ingen memberi bantuan beras kepada mereka, saya harap Mesir bisa juga membantu dalam upaya bantuan tersebut,” ucapnya.
Isu pendidikan turut menjadi topik pembahasan. Khaled membuka peluang pemberian beasiswa dari Universitas Al-Azhar, terutama untuk disiplin ilmu non-keagamaan seperti kedokteran, IT dan sains.
“Selama ini kita sudah menjalin kerjasama pendidikan pada bidang pendidikan keislaman, seperti dengan Al-Azhar. Nah selanjutnya kita coba jajaki kerjasama dibidang pendidikan non keagamaan,” ucap Khaled.
Pertemuan ini menjadi langkah positif mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Mesir, sekaligus memperkuat peran kedua negara dalam diplomasi budaya dan kemanusiaan global.