Menag Nasaruddin Umar menghadiri Sannipata Nusantara Umat Buddha 2025
Kemenag (Jakarta) — Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri dan memberikan sambutan dalam acara Sannipata Nusantara Umat Buddha Indonesia Tahun 2025 yang mengusung tema “Melangkah Maju untuk Indonesia Harmoni.” Acara Sannipata Nusantara ini menjadi salah satu momen penting dalam kalender keagamaan umat Buddha Indonesia, sekaligus menjadi wadah persatuan dalam keberagaman bangsa.
Dalam sambutannya, Menteri Agama menekankan bahwa Sannipata merupakan momentum penting bagi umat Buddha untuk berkumpul dan memperkuat jalinan batiniah antarumat. Menag mengibaratkan Sannipata sebagai bentuk silaturahmi yang dalam tradisi Islam juga sangat dijunjung tinggi. Menurutnya, ketika umat saling bersinergi dalam semangat kebersamaan, akan muncul kekuatan batin yang mampu memperkuat harmoni sosial dan spiritual.
“Sannipata ini bukan hanya ajang berkumpul secara fisik, tetapi juga menjadi ruang untuk memperkuat semangat konsolidasi, membangun persaudaraan, dan menyatukan tekad untuk menciptakan energi untuk harmoni,” ujarnya di Aula HM Rasjidi, Jakarta (Minggu, 13/7/2025).
“Tidak akan ada energi tanpa adanya sinergi. Ini hukum fisika yang dapat kita terapkan untuk membangun kerukunan umat,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menteri Agama juga menyoroti sisi spiritual dari Sannipata sebagai momentum untuk menyepi, menyendiri, dan melakukan kontemplasi diri. Ia menceritakan bagaimana Siddharta Gautama meninggalkan kemegahan istana demi mencari kedamaian batin dan makna sejati kehidupan. Dalam konteks Islam, tindakan ini serupa dengan praktik khalwat yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di Gua Hira, yaitu menyendiri dalam kesunyian untuk mencari petunjuk Ilahi.
“Ini adalah saat yang tepat untuk merenung, untuk membersihkan batin dan nurani pikiran kita. Kita perlu mengingat kematian, bukan untuk menakut-nakuti diri, tetapi agar kita tidak terlalu larut dalam kenikmatan duniawi yang fana,” ungkapnya.
Menteri Agama mengajak seluruh umat Buddha untuk menjadikan Sannipata sebagai titik tolak membangun kesadaran spiritual dan kebersamaan, dan keharmonisan.
“Harapan saya melalui Sannipata Nusantara ini umat Buddha dapat bermusyawarah dengan penuh kekeluargaan, menghindari perpecahan, perkelahian apalagi peperangan,” terangnya.
Mengakhiri sambutan, Menag menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas terselenggaranya acara ini dan para pemuka agama buddha, Biksu (Bhikkhu) dan Bante (Banthe) yang telah mendukung visi dan misi Kementerian Agama dalam menciptakan kedamaian dan ketenangan dalam kehidupan ini.
Acara yang digelar sebagai ajang pertemuan umat Buddha ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan dan dilakukan secara offline dan online melalui siaran langsung di kanal Youtube Bimas Buddha. (Amirul Ikhsan)