Uskup Agung Gereja Katedral Makassar, Fransiskus Nipa Kiri, Menteri Agama Nasaruddin Umar kanan
Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama Nasaruddin Umar bertemu Uskup Agung Gereja Katedral Makassar, Fransiskus Nipa. Kedua tokoh ini membahas kerja sama lintas agama yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pembangunan ruang dialog umat beragama.
Menag Nasaruddin menyampaikan kelanjutan dari Deklarasi Istiqlal dengan Paus Fransiskus. “Paus yang baru yaitu Paus Leo XIV tetap akan merancang Deklarasi Istiqlal yang sudah ditanda tangani oleh Imam Besar Istiqlal dengan Paus Fransiscus yang poin utamanya menekankan pentingnya menggunakan bahasa agama untuk merawat lingkungan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa ajaran agama yang dijalankan dengan sungguh-sungguh akan membawa dampak positif terhadap alam. “Kita ingatkan, selama orang benar-benar menghayati ajaran agamanya, pasti dia akan mencintai lingkungan. Jangan sampai lingkungan hidup ini hanya dipandang sebagai objek,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Uskup Fransiskus mengundang Menteri Agama untuk hadir dalam acara peresmian perluasan Gereja Katedral Makassar pada Oktober mendatang. Ia menjelaskan bahwa perluasan dilakukan dengan tetap mengacu pada aturan pelestarian cagar budaya. “Kami mengundang Pak Menteri hadir di bulan Oktober, dalam peresmian perluasan Gereja Katedral. Karena ini masuk cagar budaya, prosesnya bertahap dan harus sesuai aturan. Sekarang kapasitasnya kami tambah di beberapa bagian,” jelas Uskup.
Menag menyambut baik rencana itu dan memberi masukan agar penataan lingkungan sekitar gedung tetap diperhatikan. “Perluasannya boleh, tapi pastikan tetap hijau di sekeliling bangunan. Jangan sampai tanaman malah menutupi arsitektur aslinya,” pesannya.
Uskup Fransiskus menyampaikan bahwa pengembangan lanskap gereja memang sudah dirancang berbasis semangat ekologis. “Kami memang merancang lanskap gereja dengan semangat dari dokumen Laudato Si, ensiklik Paus Fransiskus yang menekankan wawasan lingkungan,” katanya.
Ia juga menyambungkan pesan Menag tentang harmoni dengan semangat Santo Fransiskus dari Assisi. “Tadi Pak Menteri bicara tentang lingkungan, dan memang itu sejalan dengan semangat Laudato Si. Santo Fransiskus melihat semua ciptaan Tuhan sebagai saudara manusia. Jadi, ada keharmonisan,” ujar Uskup.
Menjelang akhir pertemuan, Uskup Fransiskus menyampaikan permohonan dukungan untuk pembangunan pusat kegiatan lintas agama di Toraja. Program ini, katanya, merupakan tindak lanjut dari semangat Deklarasi Istiqlal. “Kami sedang membangun semacam gedung di Toraja, tempat pertemuan dan pelatihan lintas agama. Tujuannya untuk kaderisasi dan pengembangan kreativitas. Sudah mulai berjalan, tapi karena dana berasal dari umat, kami butuh dukungan dari Pak Menteri,” pungkasnya.