Menag mengisi tausiyah pada syukuran Harlah PMII di Jakarya, Kamis (1/5/2025)
Jakarta (Kemenag) — Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA PMII) untuk terus mengikuti perkembangan isu global agar tetap relevan dan berperan aktif di tingkat internasional.
Hal ini disampaikannya dalam Ceramah Kebangsaan pada Peringatan Hari Lahir (Harlah) PMII yang digelar PB IKA PMII di Hotel Sentul, Jakarta, Kamis (01/5/2025).
Dalam sambutannya, Menag menekankan pentingnya kehadiran kader PMII di panggung dunia. Ia berharap lebih banyak kader PMII yang tampil sebagai tokoh internasional. “Saat ini kita masih menjadi penonton. Ada beberapa yang sudah dikenal, tapi jumlahnya masih terbatas. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ungkapnya.
Menag Nasaruddin juga mendorong kader PMII untuk memahami isu-isu geopolitik dan memperkuat jejaring global. Menurutnya, di era digital yang serba cepat ini, penguasaan data dan koneksi internasional adalah sebuah keharusan.
Ia menambahkan pentingnya pembaruan wawasan keilmuan, termasuk pemahaman terhadap spiritualitas global yang beragam. Menurutnya, PMII perlu menyeimbangkan bacaan klasik seperti kitab turats dengan literatur modern.
“Kita harus menguasai kitab kuning dan kitab putih secara bersamaan. Jangan hanya berpijak pada salah satu. Ini penting agar PMII tidak terus berada di persimpangan jalan,” tegasnya.
Meski demikian, Menag juga berkomitmen untuk tetap melestariakan kitab kuning, melalui kegiatan-kegiatan literasi, salah satunya melalui penyelenggaraan musabaqah atau lomba pembacaan kitab.
Pada kesempatan ini, demi menguatkan kaderisasi di PMII, Menag juga mengusulkan agar proses kaderisasi dilakukan sejak lulus SMA atau madrasah dengan membentuk rumah kaderisasi pemimpin bangsa. Ia menilai, selama ini kekuatan PMII masih terletak pada kelihaian individu, belum pada sistem yang terstruktur.
Dalam bidang teknologi, ia menilai penting bagi kader PMII untuk mahir dalam pemanfaatan teknologi informasi agar tidak tertinggal. Karena menurutnya, saat ini teknologi menjadi kunci perkembangan dunia.
Menag Nasaruddin juga menyinggung program ekoteologi yang kini menjadi perhatian internasional. Ia menyebut bahwa saat mendampingi Presiden ke Yordania, isu lingkungan mendapat sorotan besar.
“Bahkan di Amerika, ada LSM yang menuduh agama Abrahamik sebagai penyebab kerusakan lingkungan. PMII harus hadir dalam diskursus seperti ini dan menyuarakan perspektif Islam yang ramah lingkungan,” paparnya.
Terakhir, Menag menyampaikan pentingnya peran Indonesia sebagai pusat peradaban Islam global. Ia berharap PMII bisa menjadi bagian penting dari proses tersebut. “PMII harus berperan dalam mewujudkan hal tersebut,” ujarnya.