Tim Media Center (MCH) Madinah mengunjungi parik pengemasan kurma ajwa organik di Madinah.
Madinah (Kemenag) — Kurma adalah salah satu produk terkenal dari Arab Saudi yang sangat digemari di Indonesia. Kurma identik dengan oleh-oleh pulang berhaji dan juga umrah.
Di sela bertugas, tim Media Center Haji (MCH) Madinah berkesempatan mengunjungi salah satu yang terbesar dari perkebunan dan pabrik kurma Ajwa di Madinah. Di tengah musim panas 2025, kebun ini tengah bersiap menghadapi panen kurma Ajwa organik premium. Perusahaan yang berbasis di Madinah ini telah menjadi salah satu eksportir kurma terbesar, dengan pasar utama dan paling setia berasal dari Indonesia.
“Produk kami sudah mulai disiapkan sejak musim panas tahun ini, dan panen akan dimulai bulan depan,” ujar Raed Alrehili, pemilik perkebunan kurma, saat ditemui di kebunnya di Madinah, Kamis siang (12/6/2025).
Kepada tim MCH Madinah ia memberi penjelasan dalam Bahasa Inggris, setelah menawarkan opsi apakah sebaiknya ia berbicara bahasa Inggris atau bahasa Arab untuk khalayak di Indonesia. Dalam waktu tiga bulan ke depan, kata Ra’id, pengiriman ekspor akan dilaksanakan, dengan mayoritas produk dikirim ke Indonesia.
Menurut Raed Alrehili, masyarakat Indonesia sangat menyukai kurma Ajwa atau kurma Nabi berkualitas tinggi. “Kami fokus menanam dan mengekspor hanya kurma Ajwa, terutama yang kualitasnya premium,” tuturnya. Di dunia pertanian, ia mengkhususkan menanam kurma Ajwa organik, dan untuk kurma Sukkary didatangkan dari kawasan Qassim.
Selain Indonesia, produk perkebunana ini juga dikirim ke berbagai negara, antara lain: Kanada, Amerika Serikat, Eropa, dan beberapa wilayah Afrika. Namun menurut Raed Alrehili Indonesia adalah pasar ekspor terbesar dan terpenting perusahaannya.
Perkebunan ini mengekspor antara 1.400 hingga 2.000 ton kurma Ajwa setiap tahun, dengan sebagian besar ditujukan untuk pasar Indonesia. Raed Alrehili mengungkapkan rasa syukurnya atas kualitas panen tahun ini.
“Alhamdulillah, pertanian kami berhasil menghasilkan Ajwa berkualitas sangat baik. Insyaallah tahun ini akan menjadi tahun yang sukses lagi,” harapnya.
Selain ekspor langsung, lanjut Raed Alrehili, pihaknya juga menjalin kemitraan private label dengan berbagai pelaku usaha di Indonesia. Menurutnya, total merek yang bekerja sama dengannya di Indonesia, baik milik sendiri maupun mitra, mencapai lebih dari 10 merk. Untuk mendukung kemitraan ini, Raed Alrehili juga mengoperasikan fasilitas semi-pabrik di Indonesia untuk proses repackaging dan distribusi.
Ajwa Madinah, Kurma Istimewa dari Tanah Suci
Raed Alrehili menekankan bahwa keunggulan kurma Ajwa hasil perkebunannya terletak pada keasliannya yang hanya tumbuh secara baik di Madinah. “Ajwa yang ditanam di luar Madinah atau bahkan di luar Arab Saudi tidak akan memiliki kualitas yang sama,” jelasnya.
Menurutnya, faktor tanah, suhu, dan lingkungan khas Madinah menjadi penentu kualitas Ajwa. “Sama seperti kurma Sukkary dari Qassim, jika ditanam di tempat lain, kualitasnya berbeda,” katanya. Selain itu, ia menyebutkan bahwa keistimewaan Ajwa juga diperkuat oleh nilai spiritualnya. “Ada hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan keutamaan kurma Ajwa dari Madinah, dan itu menambah nilai khususnya,” ujar Raed Alrehili.