Ducati Lenovo Team menutup Grand Prix Inggris 2025 dengan hasil manis-bitter di Sirkuit Silverstone. Marc Márquez berhasil meraih podium ketiga dalam balapan 19 lap yang penuh drama, sementara Francesco Bagnaia gagal finis setelah terjatuh pada lap keempat. MotoGP Inggris 2025 ini menjadi sorotan karena insiden bendera merah akibat tumpahan oli di lintasan, yang memaksa balapan dihentikan sementara dan memengaruhi strategi kedua pembalap Ducati Lenovo.
Balapan di Silverstone berlangsung dalam kondisi menantang, dengan hembusan angin kencang menjadi faktor kunci. Bendera merah dikibarkan pada lap ketiga karena oli di lintasan, menghentikan balapan saat Márquez sedang memimpin.
Sesuai regulasi MotoGP, Márquez tetap diizinkan start ulang meski mengalami kecelakaan di lap kedua akibat dorongan angin tak terduga.
“Ini adalah hari yang beruntung bagi kami, setelah kesalahan di balapan pertama. Kecelakaan itu disebabkan oleh hembusan angin yang tiba-tiba – ketika saya melepaskan rem, angin itu langsung mendorong saya,” ujar Márquez, dalam rilis resmi yang diterima awak Mashable Indonesia.
Drama Balapan dan Perjuangan Márquez
Setelah restart, Márquez menunjukkan ketangguhannya. Meski kehilangan kepercayaan diri pada bagian depan motor Desmosedici GP, pembalap Spanyol ini mampu bangkit dari posisi tengah dan bertarung hingga mengamankan podium ketiga.
“Saya cukup tegang saat restart karena hembusan angin yang tak terduga ini, risiko jatuh selalu ada di depan mata,” ungkap Márquez.
Ia menambahkan bahwa meski balapan kedua terasa sulit, finis podium tetap menjadi hasil positif.
“Meskipun ada beberapa masalah hari ini, kami masih bisa finis di podium dan mempertahankan keunggulan kami di kejuaraan, jadi secara keseluruhan, saya senang.”
Podium ini memperkokoh posisi Márquez di puncak klasemen pembalap dengan 196 poin, unggul 24 poin atas adiknya, Alex Márquez, yang kini membela tim Gresini Racing. Konsistensi Marc di musim 2025, dengan tiga kemenangan dan empat podium dari tujuh seri, membuatnya menjadi kandidat kuat juara dunia.
Nasib Sial Bagnaia di Silverstone
Sementara itu, Francesco Bagnaia mengalami hari yang sulit. Start apik di balapan pertama membuatnya berada di grup depan, namun restart mengubah segalanya. Setelah hanya mengganti ban belakang, Bagnaia merasa motornya kehilangan performa optimal.
“Saya merasa baik pada balapan pertama, tetapi saat restart – meskipun hanya mengganti ban belakang – kondisinya tidak sama,” jelas Bagnaia.
Ia terjatuh di tikungan Copse pada lap keempat, mengakhiri balapan lebih cepat di gravel trap.
“Saya berjuang dan kemudian terjatuh dengan cara yang sangat tidak biasa, jadi kami harus mencari tahu apa yang terjadi,” tambahnya.
Kegagalan finis ini membuat Bagnaia tertahan di posisi ketiga klasemen dengan 124 poin, tertinggal 72 poin dari Márquez. Meski begitu, Bagnaia tetap optimistis timnya bisa menyelesaikan masalah teknis yang terdeteksi di Silverstone untuk menghadapi seri berikutnya.
Dominasi Ducati di Klasemen Tim dan Pabrikan
Meski Bagnaia gagal mencetak poin, Ducati Lenovo Team tetap memimpin klasemen tim dengan 320 poin, unggul jauh atas rival seperti Red Bull KTM Factory Racing dan Prima Pramac Racing. Ducati juga mempertahankan dominasinya di klasemen pabrikan dengan 245 poin, berkat performa apik dari Márquez dan kontribusi pembalap Ducati lainnya seperti Enea Bastianini dan Fabio Di Giannantonio di tim satelit.
Balapan di Silverstone menegaskan kekuatan Desmosedici GP, yang dikenal unggul dalam kecepatan lurus dan stabilitas di tikungan cepat. Namun, insiden Bagnaia menunjukkan bahwa tantangan seperti kondisi lintasan dan angin masih bisa memengaruhi performa motor yang nyaris sempurna ini.
Menuju Aragón dan Harapan ke Depan
Ducati Lenovo Team kini bersiap untuk seri kedelapan musim 2025 di MotorLand Aragón, Spanyol, pada 6 Juni mendatang. Sirkuit ini dikenal teknis dengan kombinasi tikungan lambat dan cepat, yang akan menguji set-up motor dan strategi tim. Márquez, yang memiliki rekor apik di Aragón dengan tiga kemenangan di era Honda, diharapkan kembali menunjukkan taringnya. Sementara itu, Bagnaia bertekad bangkit setelah dua balapan tanpa poin, dengan fokus memperbaiki feeling dengan motornya.
Grand Prix Inggris 2025 menjadi bukti bahwa MotoGP selalu penuh kejutan. Dengan Márquez yang terus kokoh di puncak dan Bagnaia yang berjuang kembali ke jalur kemenangan, Ducati Lenovo tetap menjadi kekuatan dominan di musim ini. Penggemar kini menantikan aksi mereka di Aragón, berharap melihat duel sengit di lintasan yang akan kembali mengguncang klasemen.