Influencer asal Spanyol, Estefania Unzu, sukses memecahkan rekor dunia dengan menyelesaikan 7 maraton di 7 benua berbeda dalam satu minggu.
Unzu mencapai waktu 3 jam 35 menit 15 detik pada balapan ketujuh di Miami, Amerika Serikat, Kamis 6 Februari 2025. Hasil ini membuatnya finis di belakang atlet Jepang, Tomomi Bitoh dan tidak mampu mempertahankan rekor juaranya setelah memenangkan keenam turnamen sebelumnya.
Meskipun demikian, pelari berusia 39 tahun itu tetap menyelesaikan tujuan utamanya, yakni dicatat dalam Guinness Book of World Records. Rekor Unzu dalam perlombaan adalah 3 jam 38 menit 53 detik (Antartika), 3 jam 10 menit 14 detik (Cape Town, Afrika Selatan), 3 jam 10 menit 30 detik (Perth, Australia), 3 jam 9 menit 46 detik (Dubai, UEA), 3 jam 11 menit 30 detik (Madrid, Spanyol), 3 jam 12 menit 28 detik (Fortaleza, Brasil) dan 3 jam 35 menit 15 detik (Miami, AS).
“Balapan hari ini sulit,” kata Unzu setelah finis kedua di Miami, seperti dikutip dari EITB.
“Saya rasa kemenangan terbesar saya adalah menyelesaikan lomba ini dan menghadapi tantangan yang ada. Tubuh saya terasa seperti akan meledak dan saya tidak bisa berhenti muntah sepanjang lomba,” imbuhnya.
Unzu adalah seorang vlogger terkenal di Spanyol, dengan 2,1 juta pengikut di YouTube dan 2 juta di Instagram. Ia kerap mengunggah konten tentang kehidupan sehari-harinya bersama suami dan 8 anaknya. Unzu juga merupakan pelari hebat dengan waktu maraton terbaik pribadi (PB) 2 jam 49 menit, dan menjadi juara jarak 100 km di ultra maraton Campeona Espana.
Perjalanan Unzu menaklukkan 7 maraton berturut-turut di 7 benua mendapat perhatian besar dari komunitas lari dunia. Dia ingin menggunakan tantangan ini untuk mengumpulkan dana bagi Claudia yang berusia 6 tahun, yang menderita sindrom Menke-Hennekam, penyakit langka yang hanya diderita 81 orang di dunia.
Perjuangan Claudia dan keluarganya melawan sindrom tersebut memotivasi Unzu dalam petualangannya. Uang yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai terapi fisik dan perlengkapan medis Claudia, serta mendukung penelitian ilmiah untuk menemukan obat sindrom Menke-Hennekam.
Sang Ayah Bangga dengan Pencapaian Estefania Unzu
Pelatih dan ayah Estefania Unzu, Fernando Unzu, senang apa yang dicapai EstefanÃa dengan berlari tujuh maraton dalam tujuh hari berturut-turut di tujuh negara.
Fernando mengatakan, apa yang diperlihatkan oleh Estefania Unzu membuatnya memiliki teori tentang olahraga wanita.
“Hingga 50 tahun yang lalu, wanita tidak melakukan olahraga secara umum, tetapi telah terbukti bahwa wanita dapat menahan beban ringan untuk waktu yang lama. Dalam beberapa latihan lebih lama daripada pria,” ujar Fernando Unzu.
Lebih lanjut, sang ayah juga membongkar rahasia bagaimana putrinya yang kerap disapa Verdeliss itu mampu mempertahankan kecepatan lomba dalam seminggu.
“Kami sepakat bahwa ia harus melaju dengan kecepatan 70% dari kecepatan yang seharusnya. Ia dapat bertahan dalam waktu yang lama seperti itu dan ia berhasil pulih dengan cukup baik. Ia mengalami banyak masalah di Madrid karena ada beberapa lereng yang sangat curam dan ia harus banyak menggunakan kakinya, dan di Brasil, kelembapannya sangat tinggi dan panasnya menyengat. Hal itu tentu saja memengaruhinya di Miami.”
“Mendapatkan sebuah prestasi tinggi di Olahraga yang elit tidaklah mudah; memaksakan tubuh hingga batas maksimal tidaklah sehat, tetapi olahraga rekreasi bisa dianjurkan.”
Fernando mengakui tentang pencapaian Verdeliss, seraya menegaskan bahwa ia dapat bertahan dengan sempurna pada tingkat latihan yang telah ia lakukan.
“Dia memiliki banyak kemampuan untuk menahan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Ada satu maraton dalam siklus 12 bulan yang dia ikuti dengan cedera otot, dan dia tetap menyelesaikan lomba. Kemudian dia pulih dan kembali. Sekarang ketika dia pulih, dia akan pergi ke dokter yang merawatnya dan dokter itu akan memberi tahu dia cara untuk pulih,” pungkasnya.