Liverpool dan Newcastle United saling bersaing dalam perlombaan untuk merekrut Dusan Vlahovic, dengan kesepakatan tersebut bergantung langsung pada masa depan striker Alexander Isak.
Menurut ESPN, Liverpool dan Newcastle United sedang memantau ketat situasi Dusan Vlahovic di Juventus. Ketertarikan kedua raksasa Liga Inggris ini terhadap striker Serbia tersebut berkaitan erat dengan masa depan Alexander Isak, yang dikabarkan tertarik pindah ke Anfield.
Vlahovic sendiri juga memprioritaskan pindah ke Liga Inggris jika meninggalkan Juventus. Alasan utamanya adalah finansial, karena saat ini hanya klub-klub Inggris yang mampu memenuhi tuntutan gajinya sekitar €9 juta per tahun (setara dengan £150.000 per minggu).
AC Milan juga tertarik pada Vlahovic, tetapi mereka hanya bisa mencapai kesepakatan jika sang striker menerima pemotongan gaji lebih dari 30%, sesuatu yang belum ingin dilakukan Vlahovic saat ini . Ia bersedia menunggu, bahkan bertahan di Juventus hingga Januari atau hingga akhir musim ketika kontraknya berakhir.
Bagi Newcastle, Vlahovic dipandang sebagai pengganti ideal bagi Alexander Isak jika striker Swedia tersebut hengkang. Selain itu, “Magpies” juga membutuhkan striker baru untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Callum Wilson. Oleh karena itu, St James’ Park dianggap sebagai tujuan yang lebih potensial bagi Vlahovic saat ini.
Sementara itu, Liverpool telah mendaftarkan Vlahovic sebagai opsi cadangan potensial jika mereka gagal merekrut target utama Isak, dengan manajer Arne Slot ingin menambah striker baru sebelum jendela transfer ditutup.
Dusan Vlahovic telah membiarkan pintu terbuka bagi kedua klub, dengan para penggemar menunggu untuk melihat apakah tawaran resmi diajukan kepada Juventus dalam beberapa hari mendatang.
Dusan Vlahovic Seperti “Bom Waktu” di Juventus
Juventus berada di bawah tekanan besar untuk menjual Dusan Vlahovic, tetapi penyerang Serbia itu sendiri merupakan hambatan terbesar bagi kepergiannya.
Di Turin, kisah antara Dusan Vlahovic dan Juventus menemui akhir yang rumit, di mana kepentingan klub dan pemain tidak lagi selaras.
Masalahnya bukan apakah penyerang Serbia itu ingin hengkang atau tidak, tetapi tekanan finansial yang besar yang membebani “Nyonya Tua”, membuat mempertahankannya menjadi masalah yang sulit bagi dewan direksi.
Situasi “Bianconeri” saat ini cukup jelas: klub terpaksa menjual striker kelahiran tahun 2000 tersebut. Dengan kontraknya yang berakhir pada akhir musim 2025/2026, melepasnya di bursa transfer musim panas adalah kesempatan terakhir bagi tim untuk mendapatkan uang transfer, sekaligus terbebas dari beban gaji yang besar.
Gaji Dusan Vlahovic , yang jumlahnya mencapai 1 juta euro per bulan, merupakan angka yang mewah menurut standar umum sepak bola Eropa, terutama bagi seorang pemain yang tak lagi memegang peran yang tak tergoyahkan dalam susunan pemain inti.
Jika kesepakatan ini terwujud, Juventus diperkirakan akan menghemat dan mendapatkan total lebih dari 40 juta euro, angka yang sangat penting dalam konteks restrukturisasi keuangan klub. Namun, tekanan tampaknya hanya datang dari satu pihak.
Di sisi lain, Dusan Vlahovic tidak punya alasan untuk terburu-buru. Ia masih menikmati gaji impian dan berhak untuk menyelesaikan kontraknya. Meskipun terbuka untuk pindah, pemain internasional Serbia ini tidak tinggal diam dan mencari klub baru dengan segala cara.
Bintang berusia 25 tahun itu masih menerima gaji penuh di akhir setiap bulan, sementara klub harus menanggung biaya besar dari aset yang nilainya terus menurun. Satu-satunya faktor yang dapat memotivasi bintang berusia 25 tahun itu untuk bertindak adalah Piala Dunia 2026 yang akan datang.
Kurangnya waktu bermain reguler di Juventus akan berdampak langsung pada performa dan peluang Dusan Vlahovic di tim nasional. Inilah satu-satunya peluang yang bisa dimanfaatkan kedua tim untuk memecah kebuntuan. Jika ia tidak bermain, ia akan menjadi pihak yang dirugikan secara profesional, meskipun keuangannya masih terjamin.
Bentrokan ini adalah pertarungan waktu dan kekuatan negosiasi, dengan Juventus berpacu dengan waktu untuk menjinakkan bom keuangan sebelum meledak, sementara pemain internasional Serbia itu memiliki keuntungan dari kontraknya saat ini.
Kebutuhan sepenuhnya berada di tangan “Bianconeri”, yang terjebak antara biaya perawatan dan keuntungan menjual pemain. Solusi perlu ditemukan, tetapi jelas bahwa tim Turin tersebut berada di bawah tekanan lebih besar dalam perpisahan yang diantisipasi ini.