Lando Norris resmi menjadi raja baru balapan F1 2025 setelah finis ketiga di Grand Prix Abu Dhabi pada Minggu 7 Desember malam WIB, mengakhiri musim dengan raihan 423 poin.
Hasil ini, tanpa adanya keputusan akhir seperti diskualifikasi di Las Vegas (AS), sudah cukup bagi pebalap Inggris berusia 26 tahun itu untuk melampaui Max Verstappen, pemenang Grand Prix Abu Dhabi, dan menyelesaikan musim dengan 421 poin. Oscar Piastri, rekan setim Norris di McLaren, finis di posisi ketiga dengan 410 poin.
Musim ini, Norris dari McLaren memulai balapan dengan kuat dengan kemenangan di Australia dan memimpin setelah tiga balapan. Namun, Piastri berhasil bangkit dengan tiga kemenangan beruntun, mengambil alih pimpinan klasemen dari Arab Saudi dan mempertahankan keunggulan tersebut selama 14 balapan.
Norris, bagaimanapun, tetap bersaing dan menang di Monako, Austria, Inggris Raya, dan Hongaria. Namun, kebocoran oli memaksanya mundur dari Grand Prix Belanda di akhir Agustus, sementara Piastri menang, memperlebar selisih poin menjadi 24.
Musim berbalik menguntungkan Norris menjelang akhir. Ia mengungguli Piastri selama enam balapan, memimpin di Meksiko dan memperpanjang keunggulannya menjadi 24 poin. Namun, penalti karena mendiskualifikasi kedua McLaren di Las Vegas menghapus keunggulan itu, memberi Verstappen kesempatan untuk bangkit.
Titik balik terjadi di Qatar, ketika Norris memanfaatkan kesalahan Kimi Antonelli untuk meraih dua poin di lap-lap terakhir, yang berarti ia hanya perlu finis di posisi tiga besar di Abu Dhabi, alih-alih dua besar. Finis di posisi ketiga di Yas Marina pada malam 7 Desember melengkapi perjalanan Norris menuju puncak.
Norris menjadi pembalap Inggris ke-11 yang memenangkan kejuaraan dunia, mengakhiri dominasi empat tahun Verstappen, yang dimulai ketika pembalap Belanda itu mengalahkan Lewis Hamilton pada tahun 2021. Musim yang penuh gejolak telah berakhir, dengan juara baru yang layak.
F1 Mengubah Era
Selain Lando Norris keluar sebagai juara, balapan F1 di Abu Dhabi juga menandai berakhirnya nama-nama yang dikaitkan dengan penggemar.
Akhir musim 2025 juga menandai tonggak bersejarah: musim terakhir Sauber di lintasan F1. Selama lebih dari 30 tahun sejak kemunculan pertamanya di tahun 1993, Sauber tidak pernah menjadi kandidat juara yang konsisten, tetapi selalu menjadi tim balap yang penuh kejutan dan berkontribusi dalam memperkaya identitas olahraga balap kecepatan.
Mulai tahun 2026, Sauber resmi berganti nama menjadi Audi. Merek Jerman ini tidak hanya akan mengubah identitasnya, tetapi juga akan menggunakan mesinnya sendiri. Transisi ini sebenarnya telah direncanakan sejak lama.
Audi mengakuisisi grup Sauber pada tahun 2023 dan segera memulai serangkaian persiapan: meluncurkan desain mobil, merekrut pemimpin baru, dan memperkuat tim teknis untuk musim peluncuran.
Tahun 2025 juga merupakan tahun terakhir F1 menggunakan DRS (Drag Reduction System), sebuah teknologi yang membuka sayap belakang untuk membantu mobil berakselerasi di lintasan lurus. Selama beberapa musim, perintah “DRS diaktifkan” sudah menjadi hal yang familiar bagi para penggemar.
Namun mulai tahun 2026, ketika F1 mengubah seluruh struktur aerodinamisnya, DRS resmi menghilang, menutup babak penting dalam sejarah balap cepat modern.
Di Abu Dhabi, para penggemar juga menyaksikan terakhir kali Yuki Tsunoda memulai balapan dengan warna Red Bull. Mulai musim depan, pembalap Jepang itu akan menjadi pembalap cadangan di belakang Max Verstappen dan Isack Hadjar.
“Sungguh mengejutkan mengetahui bahwa saya tidak akan lagi menjadi starter di tahun 2026,” ujar Tsunoda.
Meskipun beberapa balapannya luar biasa, ia masih belum bisa meyakinkan Red Bull bahwa ia cukup layak untuk bersaing dengan Verstappen, posisi yang dianggap sebagai salah satu “kursi terpanas” di F1.
Musim 2025 berakhir dengan gelar juara yang meyakinkan bagi McLaren dan Lando Norris. Namun, F1 memasuki era baru dengan mesin baru, desain mobil baru, dan perombakan besar-besaran dalam struktur tim. Pemanasan untuk kompetisi yang sama sekali berbeda akan dimulai pada Maret 2026.
