Jika Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo perlahan menurun, Lamine Yamal muncul sebagai bintang baru, siap mewarisi mahkota kedua legenda ini.
Saat lagu kemenangan bergema di Montjuïc, penggemar Barcelona menyaksikan sesuatu yang luar biasa: Lamine Yamal yang berusia 17 tahun secara resmi menegaskan posisinya di panggung paling bergengsi di Eropa. Dan perlu disebutkan bahwa momen ini terjadi pada hari ketika Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo – dua legenda yang telah mendominasi sepak bola dunia selama dua dekade terakhir – sama-sama dikalahkan dalam kompetisi kontinental.
Ketika Matahari Terbenam Menutupi Dua Bintang
Di semifinal Liga Champions AFC, Cristiano Ronaldo dan Al Nassr menderita kekalahan telak 2-3 melawan Kawasaki Frontale. Di usianya yang sudah menginjak 40 tahun, performa CR7 kurang bergairah dan tak mampu lagi mempertahankan performa puncaknya. Ekspresi bingung dan langkah berat setelah pertandingan adalah gambaran langka dari bintang asal Portugal tersebut.
Hanya beberapa jam kemudian, di Amerika Utara, Inter Miami milik Lionel Messi juga “dihancurkan” oleh Vancouver Whitecaps dengan skor total 1-5 setelah dua leg di semifinal Piala Champions CONCACAF. Juara Piala Dunia 2022 itu diam-diam meninggalkan lapangan, tidak meninggalkan jejak berarti: tidak ada gol, tidak ada assist, bahkan terobosan khas Messi pun tidak.
Dunia sepak bola tengah menyaksikan momen yang tak terlupakan: ketika dua bintang paling terang perlahan memudar, bintang baru siap bersinar. Pertandingan ke-100 dengan seragam Barcelona. Semifinal Liga Champions melawan Inter Milan. Ini adalah panggung yang sempurna bagi Lamine Yamal untuk memamerkan bakatnya yang luar biasa.
Dengan rambut pirangnya yang diwarnai terinspirasi oleh karakter Goku dari “Dragon Ball Z,” Yamal menjadikan Montjuïc taman bermainnya sendiri. Setiap gerakan yang dilakukannya membuat pertahanan Inter goyah. Setiap umpan sangatlah rumit. Dan ketika gol itu terjadi, seluruh Eropa berdiri dan bertepuk tangan.
Gol itu – yang ke-22 untuk Barca – lebih dari sekadar sebuah serangan. Itu adalah sebuah deklarasi: era baru telah dimulai.
Melebihi Messi dan Ronaldo di Usia 17 Tahun
Angka tidak berbohong. Pada usia 17 tahun, Messi hanya mencetak 1 gol untuk Barcelona. Ronaldo kemudian mencetak 5 gol untuk Sporting Lisbon. Namun Yamal, pada usia yang sama, memiliki 22 gol dan 33 assist dalam 100 pertandingan.
Messi tidak mencapai 100 pertandingan sampai ia berusia 20 tahun dan memiliki total 55 kontribusi gol langsung. Yamal jauh melampaui angka itu dengan 22 gol dan 33 assist – yaitu 55 kali terlibat langsung dalam gol.
“Saya tidak ingin membandingkan diri saya dengan siapa pun, terutama Messi,” kata Yamal merendah dalam konferensi pers sebelum pertandingan melawan Inter.
Namun penampilannyalah yang mengingatkan orang pada “La Pulga” yang lama. Kecepatan, teknik, visi taktis dan terutama ketenangan yang langka pada usia 17 tahun – semuanya mengingatkan pada Messi muda.
Sementara Kylian Mbappe – yang pernah diharapkan menjadi penerus Messi dan Ronaldo – mengalami kesulitan dan kegagalan di Liga Champions, Yamal menunjukkan versi sempurna dari seorang superstar. Musim ini, Mbappe dan Real Madrid terhenti di perempat final Liga Champions melawan Arsenal.
Sepakbola dunia sedang menyaksikan pergeseran kekuatan yang jelas. Bukan suatu kebetulan bahwa Yamal bersinar pada hari ketika Messi dan Ronaldo sama-sama kalah. Itu pesan yang jelas: era baru telah dimulai.
Bagaimana Masa Depan Lamine Yamal?
Dengan senyum cerah di balik kawat gigi, Yamal menjadi ikon baru sepak bola dunia. Dia bukan hanya masa depan Barcelona dan tim nasional Spanyol, tetapi juga masa depan sepak bola secara keseluruhan.
“Bisakah Lamine Yamal melampaui Messi dan Ronaldo?” – Pertanyaan ini secara bertahap menggantikan pertanyaan “Siapa yang bisa menggantikan Messi dan Ronaldo?” dalam diskusi sepak bola.
Jawabannya masih ada di depan. Namun yang kita ketahui adalah ini: Yamal sedang menulis ceritanya sendiri. Dan tadi malam di Montjuïc, kami melihat babak baru dimulai.
Saat Messi dan Ronaldo mengakhiri karier gemilang mereka, Lamine Yamal – seorang remaja berusia 17 tahun dengan kaki ajaib dan hati yang kuat – siap untuk memulai eranya sendiri. Dan mungkin, itu akan menjadi era yang sama cemerlangnya.